Dark
Light

Menjajal Kemampuan Kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki

5 mins read
March 27, 2019

Bukan Samsung namanya jika tidak mengejutkan para jurnalis untuk mencoba produknya. Setelah mengadakan peluncuran perangkat terbarunya, Galaxy S10, Samsung pun mengajak media dan youtuber terpilih yang berjumlah 32 orang untuk melakukan utak atik. Kali ini, Samsung memilih Turki sebagai lokasi workshop perangkat terbarunya itu.

Pada workshop kali ini, yang dibicarakan tidak lagi hanya mengenai bagaimana menangkap gambar tidak bergerak saja. Galaxy S10 saat ini menawarkan video dengan kemampuan yang mirip dengan sebuah gimbal, mengurangi guncangan yang terjadi saat merekam video. Selain itu, Galaxy S10 juga memiliki HDR10 yang membuat warna menjadi lebih apik.

S10 Experience Turkey - Launch

Bursa merupakan kota pertama yang menjadi tujuan saya pada perjalanan kali ini. Hal tersebut dikarenakan Samsung ingin para peserta untuk merasakan gunung Uludag (yang artinya adalah Gunung Besar) yang ada pada kota tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menguji bagaimana Galaxy S10 bekerja pada suhu yang dingin.

Pada perjalanan kali ini, para peserta dibimbing oleh salah satu sutradara yang sudah sangat dikenal di Indonesia, yaitu Jay Subiakto. Beliau sendiri sebelumnya telah menggunakan Samsung Galaxy S10 untuk membuat video di negara Nepal. Dua feature yang dia gunakan di Nepal tentu saja HDR10 dan Super Steady Mode.

Pada kesempatan kali ini, DailySocial beruntung mendapatkan perangkat Samsung Galaxy S10+ (baca: dipinjamkan). Smartphone yang satu ini memiliki tiga buah kamera. Kamera pertama disebut dengan kamera wide dan merupakan kamera utama dengan resolusi 12 MP bukaan f/1.5-2.4 dengan kemampuan Dual Pixel PDAF dan OIS. Kamera kedua merupakan kamera telephoto atau zoom (2x) dengan resolusi 12 MP, bukaan f/2.4 dan memiliki OIS. Terakhir adalah kamera ultrawide dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/2.2.

Pada workshop hari pertama, Jay memberikan beberapa tips untuk mengambil video dengan baik. Salah satunya adalah mengenali tempat yang akan dikunjungi terlebih dahulu, sehingga tidak kagok pada saat berada dilokasi pengambilan gambar. Lalu sebisa mungkin mengambil gambar dengan format landscape, karena sesuai dengan dimensi layar.

Teknik Tilting, Panning, dan Sliding untuk melakukan gerakan ke samping, atas, dan menggunakan badan sebagai tumpuan juga patut digunakan. Lalu, sebuah stabilizer juga harus digunakan agar tidak membuat pusing. Pada Galaxy S10, Super Steady dapat menggantikan sebuah gimbal. Terakhir, jika tidak ingin menggunakan Super Steady, gunakan HDR10 yang juga memakai kamera ultrawide.

Terakhir, Jay mengatakan bahwa dalam mengambil gambar dan video, jangan terlalu terpaku kepada patokan yang ada. Kreativitas hendaknya tidak boleh dikekang. Hal ini nantinya akan berimbas kepada hasil akhir dari video yang dibuat.

Gunung Uludag

Mount Uludag atau berarti Gunung Besar merupakan tujuan pertama untuk pengambilan gambar kali ini. Indahnya salju yang ada dan penggunaan kereta gantung yang selalu bergerak memang cocok untuk menguji Super Steady serta HDR10 yang ada pada perangkat ini.

Saya pun melakukan simulasi memegang perangkat dan menjatuhkan diri ke salju. Hasilnya memang guncangan yang terjadi sangat mulus diredam oleh Super Steady. Selain itu, saya juga menggunakan Super Slo-mo yang saat ini sudah dikembangkan dengan lebih baik lagi. Namun, Super Slo-mo yang ada memang sepertinya kurang senyaman Galaxy S9, di mana dalam satu rekaman bisa menghasilkan banyak Super Slo-mo.

https://youtu.be/XgwlARlkSgo

https://youtu.be/V9nsMzsWVEM

https://youtu.be/80Ip_T344Mg

Green Mosque

Green Mosque atau Mesjid Hijau di Istanbul juga merupakan tempat yang cukup baik untuk mengambil foto. Dengan banyaknya jendela yang memasukkan sinar ke dalam mesjid, membuat pengujian Dynamic Range dan Ultra Wide Angle menjadi lebih menarik. Sayangnya, tidak banyak obyek yang dapat diambil pada lokasi yang satu ini.

Galata Tower

Menara Galata merupakan salah satu obyek wisata Turki yang sangat menarik. Pada menara ini, para pengunjung dapat melihat kota Istanbul yang berada pada dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Dengan begitu, mengambil gambar dengan menggunakan Ultra Wide Angle tentu saja akan menangkap kedua benua tersebut.

Hal unik pada menara ini adalah secara tiba-tiba seekor burung camar hinggap pada pagar tepat di depan saya. Hal ini tentu saja sangat pas untuk mencoba Scene Optimizer. Namun sayang, burung belum masuk ke dalam daftar pemandangan pada Galaxy S10 dan perangkat ini tidak mendeteksi sebagai binatang.

Saya juga mencoba kamera zoom pada perangkat ini. Bukan zoom 2x yang sayagunakan, namun seberapa baik kamera pada Galaxy S10 dapat menangkap gambar saat 10x digital zoom. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

Hagia Sofia (Ayasofya Müzesi)

Hagia Sofya merupakan bangunan kuno yang pertamanya adalah sebuah gereja dan saat ini berubah fungsi menjadi sebuah mesjid. Didalamnya memang sangat megah. Sehingga sebuah kamera Ultra Wide Angle saja kurang lebar dalam mengambil keseluruhan gambar. Tentu saja, Panorama menjadi hal yang sangat baik untuk mengambil gambar di sekitarnya.

Keadaan cahaya yang tidak terlalu terang juga cocok untuk mencoba bukaan f/1.5. Hal tersebut tentu saja tidak menjadi masalah bagi Samsung Galaxy S10+ karena hasil gambarnya terlihat cukup prima. Beberapa relik yang jauh juga mampu diambil oleh kamera telephoto, namun hasilnya tidak setajam kamera utama.

Dua kucing yang hidup didalam Hagia Sofia juga menjadi sorotan saya. Karena musim dingin, keduanya berusaha menghangatkan diri pada sebuah lampu sorot. Hal tersebut sangat baik dalam menguji Scene Optimizer dari Galaxy S10+.

Basilica Cistern

Bekas tempat penampungan air ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap kamera, baik itu DSLR maupun smartphone. Hal tersebut dikarenakan Basilica Cistern berada di bawah tanah. Hal ini membuat tidak adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam tempat wisata tersebut.

Beberapa lampu menjadi basis penerangan dari Basilica Cistern. Dan hal ini sangat cocok untuk menguji bukaan f/1.5 dari Galaxy S10+. Scene Optimizer juga akan membantu meningkatkan kualitas gambar pada saat kondisi cahaya kurang baik.

Pada saat kurangnya cahaya, Galaxy S10 akan menggunakan feature Bright Night. Fasilitas yang satu ini secara otomatis dan cepat akan mengambil beberapa gambar untuk digabungkan menjadi satu sehingga pada saat kondisi gelap akan mendapatkan foto yang tetap baik.

Bosphorus Cruise

Samsung juga mengajak saya menaiki kapal untuk memutari selat Bosphorus. Di atas kapal tersebut, guncangan yang ada pun juga cukup keras. Kadang bisa membuat orang jatuh. Hal ini tentu saja cocok untuk menguji Super Steady Mode dari Galaxy S10.

S10 Experience Turkey - Bosphorus Scene Op

Gerakan kapal yang stagnan ke depan juga cocok untuk menguji mode Hyperlapse. Fasilitas ini akan mempercepat gerakan di video sehingga dapat membuat durasi 5 menit menjadi 20 detik saja. Tentunya, kamera tidak boleh bergerak agar hasilnya prima.

https://youtu.be/oN0fAvc1szo

https://youtu.be/ZfPP1jycE3o

Emirgan Park

Sayang, pada taman Emirgan, Tulip yang sejatinya berasal dari Turki ini belum mekar. Hanya beberapa bunga saja yang dapat diambil gambarnya dengan baik. Hal tersebut membuat taman Emirgan cocok untuk mencoba mode Bokeh baru dengan Live Focus dari Galaxy S10.

Ada empat mode Live Focus pada Samsung Galaxy S10. Yang pertama adalah bokeh standar seperti biasanya, Zoom bokeh, Spin bokeh, dan terakhir Color Point. Dan dimsinilah pengujian saya berakhir.

Baterai

Samsung Galaxy S10+ ditenagai dengan baterai berkapasitas 4000 mAh. Tentunya dengan baterai sebesar ini, diharapkan mampu dapat bertahan seharian saat dipakai. Akan tetapi, berbeda lagi ceritanya pada saat menggunakan kamera.

Setiap hari saat saya menggunakan Samsung Galaxy S10+, baterai akan habis sekitar 6-8 jam kemudian. Kabel USB-C saya cabut saat 100% pada saat jam 8 pagi dan akan membutuhkan pengisian kembali pada saat jam 15.00-16.00. Walaupun begitu, hal seperti ini kemungkinan besar akan jarang terjadi saat dipakai sehari-hari.

Tahan Banting

Selama di Turki, banyak sekali peserta yang terlihat menjatuhkan perangkat Galaxy S10+ dan S10 nya (jangan bilang-bilang panitia, ya). Ternyata, tidak satu pun perangkat yang rusak, bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada layar. Ternyata, kualitas produksi dari Samsung Galaxy S10 juga bisa dibilang baik.

Nah, setelah saya melakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa Galaxy S10 memiliki peningkatan yang cukup jauh pada sisi kamera (dan SoC tentunya). Hasil foto menjadi semakin baik dan perekaman video menjadi lebih apik. Jadi, apakah Anda ingin upgrade ke Galaxy S10?

Note: Semua gambar diambil menggunakan Samsung Galaxy S10

Startup penyedia platform omni-channel Jubelio mulai fokus menggarap analisis data untuk kebutuhan pelaku bisnis retail
Previous Story

Jubelio Berencana Ekspansi Bisnis ke Singapura dan Vietnam Tahun Ini

Smart Citizen Day 2019
Next Story

Qlue Hadirkan “Smart Citizen Day” untuk Wujudkan Indonesia Smart Nation

Latest from Blog

Don't Miss

OPPO Pamer Case Eksklusif Maison Kitsuné dan Booth Interaktif Find X8 Series di Desa Kitsuné, Bali

OPPO berhasil menciptakan pengalaman unik bagi para penggemar teknologi dan
ASUS-ROG-Phone-9-dan-9-Pro-Ditenagai-Snapdragon-8-Elite,-Ini-Peningkatannya

ASUS ROG Phone 9 Diperkenalkan dengan Snapdragon 8 Elite, Ini Peningkatannya

ASUS ROG Phone telah menjadi simbol smartphone gaming selama bertahun-tahun.