Dari riset yang dilakukan Accenture bersama Femina, disebutkan saat ini sekitar 73% perempuan di Indonesia telah meninggalkan cara konvensional dalam bekerja dengan memanfaatkan teknologi. Riset tersebut dilakukan di kawasan Jabodetabek untuk perempuan yang berprofesi di industri media, e-commerce, telekomunikasi, PR, dan geo science technology, dengan dua kelompok usia, yaitu kelompok 1 (usia 20-30 tahun) dan kelompok 2 (usia 30-40 tahun). Survei dilakukan terhadap perempuan dan laki-laki di 29 negara dengan total 900 responden di tiap negara termasuk Indonesia.
Makin maraknya media sosial hingga layanan e-commerce yang memungkinkan perempuan untuk memulai usaha sendiri hanya mengandalkan teknologi. 80% perempuan di Indonesia kemudian memilih untuk bekerja sebagai wirausahawan atau pekerja lepas.
Country Manager Accenture Indonesia Neneng Goenadi mengungkapkan dari hasil survei tersebut dapat dilihat seperti apa perkembangan serta pengetahuan dari perempuan Indonesia dalam hal mengadopsi teknologi.
“Pegawai perempuan lebih mampu memanfaatkan peluang yang berguna untuk meningkatkan karier di era digital. Selain itu pegawai perempuan dianggap lebih mampu untuk menggunakan kemajuan teknologi digital untuk pekerjaan multi tasking.”
Kurang ambisius dan tidak memiliki rencana jangka panjang
Hal menarik yang juga disebutkan dalam survei tersebut adalah perempuan muda, dalam hal ini kalangan millennial, dianggap kurang cerdas untuk menentukan pilihan pendidikan terbaik untuk masa depan dengan persentase 27%. Hal yang membedakan dengan generasi muda pria sebanyak 40%.
Hal lain yang juga menjadi catatan adalah, kebanyakan pekerja muda kalangan perempuan biasanya memiliki pembimbing dibandingkan dengan rekan kerja pria di kantor.
“Perempuan juga dinilai tidak seambisius pegawai pria dalam mencapai posisi kepemimpinan senior. Perempuan menunjukkan ketergantungan lebih besar pada teknologi digital untuk mereka gunakan dalam kehidupan pribadi mereka dan untuk memajukan karier,” kata Neneng.
Dalam memanfaatkan teknologi digital, 71% perempuan Indonesia menggunakannya untuk mencari informasi seputar karier atau peluang baru. Selain itu teknologi juga kerap dilakukan oleh perempuan Indonesia untuk kolaborasi kerja memanfaatkan perangkat digital (skype call dan lainnya) dilakukan 46% perempuan di Indonesia.
Tiga akselerator kunci meningkatkan karier
Dalam paparan tersebut Accenture mengungkapkan tiga akselerator kunci untuk membantu perempuan meningkatkan karier. Di antaranya adalah (a) dengan menguasai teknologi, yaitu sejauh mana mereka mampu menggunakan teknologi digital untuk terkoneksi dengan pihak lain, belajar dan bekerja. Selanjutnya adalah (b) strategi dalam karier, kebutuhan bagi perempuan untuk memiliki cita-cita dan membuat pilihan yang tepat, dan pastinya mengelola karier lebih proaktif.
Yang terakhir adalah (c) peluang untuk mengakuisisi teknologi yang lebih besar dan kemampuan digital yang lebih kuat agar mampu bersaing dengan kalangan pria.