Berbicara mengenai inventori adalah suatu hal yang wajib dilakukan semua jenis pemilik usaha. Sebab, inventori erat kaitannya dengan manajemen bisnis, guna memonitor seluruh kegiatan usaha sebelum melangkah ke keputusan selanjutnya.
Akan tetapi, tidak semua pemilik usaha paham dengan pengetahuan ini terlebih bagi UKM. Oleh karenanya, dengan semangat ingin membantu manajemen bisnis dalam usaha UKM didirikanlah Konektifa yang digawangi oleh Ardi Arif Suden sebagai CEO Konektifa.
Sekadar informasi, Konektifa sebelumnya tergabung dalam salah satu peserta untuk program inkubator yang diselenggarakan Mandiri Capital Indonesia (MCI) batch pertama, bernama Mandiri Digital Business Incubator.
Ardi menerangkan menggunakan platform Konektifa pemilik bisnis bisa memonitor administrasi usahanya mulai dari rekap kegiatan bisnis dalam satu laporan terpadu, catatan transaksi penjualan dan pembelian, data konsumen dan penyuplai, dan lainnya. Pemilik bisnis dapat lebih mudah mengontrol operasional usaha setiap harinya.
Hanya saja, lanjut Ardi, pada tahap awal ini Konektifa tidak langsung ujug-ujug menawarkan layanan inventori digital-nya tersebut kepada UKM. Melainkan menawarkan layanan Konektifa Eksklusif, memberi akses kepada calon pengusaha dari modal nol Rupiah dengan menjajakan produk langsung dari pihak penyuplai yang sebelumnya sudah terdaftar dalam platform Konektifa.
Calon pengusaha bisa menjual lebih dari satu produk, dengan channel marketing apapun dari online hingga offline dengan harga jual yang jauh lebih kompetitif. Dari layanan ini, diharapkan dari sisi penyuplai dapat mendongkrak omzet penjualan mereka seiring mendorong perekonomian di daerah tersebut. Sehingga, lambat laun dapat menggiring para penyuplai dan reseller untuk menggunakan aplikasi Konektifa.
“Kami masuk dengan strategi ini sebelum menawarkan aplikasi Konektifa. Sebab dari yang kami temui di lapangan, pada saat ini UKM lebih condong ke business opportunity. Sementara ketika berbicara tentang inventori itu lebih berkaitan dengan efisiensi karena merapikan manajemen. Maka dari itu kami masuk pada tahap awal ini lewat Konektifa Eksklusif,” terang Ardi saat ditemui DailySocial.
Dia mengklaim saat ini sudah ada lebih dari 300 penyuplai dan reseller yang tergabung sebagai pengguna di Konektifa. Mereka terdiri dari 33 kategori usaha, tersebar di 37 kota di Indonesia. Adapun produk yang didagangkan, mulai dari gadget, fesyen, alat tulis kantor, makanan ringan, hingga perbengkelan.
Konektifa saat baru bisa diakses melalui desktop dan perusahaan menargetkan perilisan aplikasi mobile tahun ini.
Proses monetisasi dan pencarian dana segar
Ardi menerangkan pihaknya memproses monetisasi berdasarkan komisi per transaksi. Komisi akan ditarik apabila Konektifa berhasil memberi reseller baru sebagai referensi untuk para penyuplai. Besaran komisi antara 5% sampai 20% tergantung jenis barang yang diambil oleh reseller.
“Kami ambil komisi dari referensi reseller yang kami berikan kepada para penyuplai. Besaran komisi tergantung barang yang diambil reseller, untuk kategori yang fast moving seperti elektronik kami ambil komisinya kecil. Intinya kami ingin mendorong bisnis UKM bisa terus bergerak, kan kalau mereka dapat barang dari supplier harganya jauh lebih kompetitif.”
Ketika ditanya mengenai rencana penggalangan dana, Ardi mengungkapkan saat ini pihak memang berencana mencari investor untuk suntikan dana tahap awal (seed). Langkah ini untuk mendukung rencana perusahaan yang ingin menggaet kurang lebih 1.000 pengguna Konektifa dan memperkuat penetrasinya di daerah-daerah.