Kebutuhan make up professional untuk acara besar seringkali menjadi masalah karena banyak faktor. Bisa jadi karena sulit mendapat model make up yang cocok dengan selera, harga yang terlalu mahal atau sulit menyesuaikan jadwal dengan perias. Kini dengan hadirnya marketplace HelloBeauty, diharapkan masalah tersebut bisa terpecahkan.
HelloBeauty didirikan pada 20 Juni 2016 oleh Dennish Tjandra dan Pradana Dyaksa. Kepada DailySocial Dennish menerangkan bahwa HelloBeauty saat di tengah berjalan mematangkan proses bisnis, bahkan sebelumnya sempat mengalami pivot. Awalnya HelloBeauty berupa situs beauty on-demand, mirip seperti Go-Glam milih Go-Jek. Kemudian setelah mendapat feedback dari berbagai rekan, akhirnya HelloBeauty menjelma jadi marketplace untuk pemesanan jasa make up professional.
“Kami meyakini HelloBeauty dapat berkontribusi positif dalam membantu ekosistem beauty service yang saat ini masih fragmented. Dengan pemesanan secara online, kini mencari jasa MUA (make up artist) jadi lebih mudah dan instan,” ujar Dennish.
Sistem kerjanya sama persis dengan online marketplace pada umumnya. Ada daftar profil MUA yang bisa ditelusuri, kemudian ada portofolio hasil make up yang terpampang dalam profil mereka. Selain itu juga ditampilkan pricelist sesuai dengan jasa yang diinginkan, mulai dari basic make up hingga make up untuk acara pernikahan.
Konsumen juga dapat memeriksa ketersediaan MUA, apakah mereka bisa bekerja pada hari yang diinginkan. Bila belum, konsumen bisa langsung melakukan pemesanan, bahkan hingga dari jauh-jauh hari. Menariknya dari total booking yang masuk, sekitar 40% di antaranya untuk kebutuhan pernikahan di luar kota, dan pelaksanaannya baru tahun depan sejak pemesanan.
Kurang lebih saat ini sudah ada 200 MUA yang sudah tergabung di HelloBeauty. Mereka terdiri dari MUA di berbagai level, ada yang masih tergolong pendatang baru dan ada juga sudah memiliki nama besar. Sebut saja nama-nama MUA tenar seperti Arsya Nafisa, Niken Nicula, Sri Dewita, VAmakeupartist by Vanny Adelina, dan lain-lain.
Tim HelloBeauty pernah melakukan survei, dari Instagram saja sekurangnya ada 2.000 MUA yang menawarkan jasanya, dan itu hanya di Jakarta saja. Sementara untuk di luar Jakarta jumlahnya bisa mencapai angka 4.000 MUA.
“Data itu baru kita dapat dari hasil surfing di Instagram saja, belum ke media sosial lainnya. Artinya, potensi untuk jaring lebih banyak MUA sangat terbuka lebar, namun ini butuh proses edukasi,” ujar Dannish.
Disebutkan juga keuntungan untuk MUA bila bergabung di HelloBeauty, mereka akan meningkatkan online marketing exposure, bertemu dengan klien baru, mendapat professional tools guna memaksimalkan bisnis lewat sistem kalender online dan menjadi sebuah personal instant booking channel.
Ke depannya HelloBeauty akan menyediakan sistem pembayaran berupa kartu kredit sehingga memungkinkan konsumen untuk dapat mencicil. Selain itu juga ingin mengintegrasikan profil MUA dengan akun Instagram mereka masing-masing. Sementara ini, untuk pembayaran masih menggunakan sistem cash on delivery (COD) ke MUA bersangkutan dan bank transfer.
“Dari HelloBeauty, kami berharap MUA bisa meningkatkan jumlah klien dengan menggaet pasar yang sebelumnya sulit dicapai hanya dari cerita dari mulut ke mulut,” ungkap Dennish.
Untuk MUA yang tertarik bergabung, mereka harus memiliki portofolio yang sudah terpajang dalam media sosial. Artinya, MUA yang bergabung bukanlah orang-orang yang baru belajar make up. Nantinya tim HelloBeauty akan mensortir siapa saja yang layak bergabung. Untuk sistem pembagian hasilnya, dari total booking perolehan untuk MUA adalah 85% dan HelloBeauty sebesar 15%.
Cari investor baru untuk perkuat bisnis
HelloBeauty saat ini baru berumur lima bulan, selama pendiriannya seluruh investasinya dilakukan dengan dana sendiri atau bootstrapping. Untuk menggencarkan brand HelloBeauty, kini tim HelloBeauty sedang mencari investor baru agar dapat menyuntikkan dana segar ke perusahaan.
Dennish mengungkapkan seluruh dana yang akan didapat nantinya akan dipergunakan untuk pengembangan produk, merekrut tenaga baru, dan kegiatan marketing misalnya mengadakan event gathering.
“Saat ini sudah ada beberapa pendekatan dengan beberapa venture capital, sedang diproses. Seluruh dana nantinya akan kita salurkan untuk pengembangan bisnis, termasuk membuat aplikasi untuk smartphone,” pungkas Dennish.