Dark
Light

Mengapa Layanan Penyewaan Buku Teks Seperti Zookal Harus Masuk ke Indonesia

1 min read
October 2, 2013

Layanan penyewaaan buku teks (textbook) Australia Zookal minggu ini mengumumkan perolehan pendanaan $600.000 dari mantan CFO Chegg, Omer Regev dan Filtro Investment yang berbasis di Silicon Valley. Chegg sendiri merupakan startup dengan layanan serupa untuk pasar Amerika Serikat dan didukung salah satunya oleh investor selebriti Ashton Kutcher. Zookal disebut bakal menggunakan dana tersebut untuk ekspansi ke Asia Tenggara, termasuk keinginan untuk memasuki pasar Indonesia tahun depan.

Saya pribadi termasuk yang mendukung hadirnya Zookal, dan kalau bisa startup buatan lokal yang serupa, di Indonesia. Hadirnya layanan seperti ini bakal memudahkan mahasiswa berbagai universitas di Indonesia, yang jumlahnya jutaan, untuk memiliki textbook kuliah dengan biaya lebih terjangkau dan legal. Sudah bukan rahasia lagi kalau harga textbook di Indonesia menjadi sangat mahal, terima kasih kepada pajak yang tidak masuk akal, sehingga mahasiswa terpaksa bergerilya untuk memfotokopi buku-buku seperti ini. Meskipun kreatif, kita semua tahu bahwa langkah ini sebenarnya ilegal di mata hukum dan tidak banyak solusi dari pemerintah untuk menyelesaikan hal ini.

Daripada berharap kepada pemerintah, lebih baik kita-kita memulai langkah untuk mengurangi problem ini dengan startup seperti ini. Di Amerika Serikat, Chegg yang berdiri sejak tahun 2001  memiliki pendapatan lebih dari $200 juta di tahun 2012 dan berencana melakukan IPO tahun ini. Meskipun bisnisnya masih merugi, kita tentu tahu greater good yang terkandung di dalam layanan ini.

Zookal sendiri didirikan tahun 2011 oleh empat mahasiswa yang mendanai startupnya dengan perolehan dari keluarga dan teman. Dimulai dari pembelian 300 buku teks yang disewakan, kini secara total Zookal telah memperoleh pendanaan $2,1 juta dan siap untuk mencari pendanaan Seri B hingga $8 juta. Melalui Zookal, mahasiswa bisa menyewa dengan harga rata-rata 55% dari harga buku sesungguhnya.

Untuk memasuki pasar Indonesia, saya rasa langkah paling tepat adalah bekerja sama dengan universitas-universitas, di mana nantinya buku bisa dipesan, diambil dan dikembalikan di setiap perpustakaan kampus. Meskipun masih berharap ada startup milik anak negeri yang memiliki model bisnis serupa, setidaknya hadirnya Zookal bakal memberikan manfaat bagus untuk mendukung pendidikan di negara kita ini.

Secara total, pasar textbook di Asia memiliki kapitalisasi $12 miliar, meskipun tidak ada data berapa besar kapitalisasi untuk pasar Indonesia sendiri. Dengan jumlah universitas di Indonesia yang begitu banyak, tentu saja ini merupakan pasar yang tidak bisa dianggap remeh.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Spotify Said to Expand Further Across Southeast Asia by December

Next Story

BlackBerry Pastikan Tidak Ada Pegawai di Indonesia yang Terkena Pemecatan Global

Latest from Blog