Dark
Light

Mengapa Edukasi Pasar Mungkin Tidak Lagi Relevan

1 min read
May 4, 2012

Sejalan dengan pertumbuhan industri e-commerce, kita sering melihat banyak perusahaan e-commerce mencoba untuk membawa perilaku e-commerce pada audiens baru di Indonesia. Negara berkembang seperti Indonesia, dengan semua pertumbuhan ekonomi dan populasi internet yang masih belum dewasa sering dilihat sebagai target konversi pasar.

Kita telah melihat tanda dimana para pemain e-commerce besar di Indonesia memberikan usaha terbaik mereka untuk mendidik pasar tentang keuntungan dari e-commerce, untuk menjelajah produk, bagaimana caranya membayar barang secara online, dll. Jutaan dollar telah dikeluarkan lewat iklan televisi, acara live di televisi, kampanye offline, dll. Berbagai usaha untuk mengedukasi pasar selama 3 tahun belakangan ini, namun hasilnya belum terlihat signifikan.

Tentu saja, usaha ini tidak sepenuhnya sia-sia, tetapi jika dibandingkan dengan investasi yang telah dilakukan, angka pertumbuhannya tidak signifikan. Hasil dari kondisi ini? Hanya perusahaan dengan modal jutaan dollar yang bisa melakukannya dan bertahan di beberapa tahun ke depan. Maksud saya, bahkan perusahaan sebesar Plasa nyaris gagal di percaturan e-commerce, beruntung eBay menyelamatkan mereka. Dalam skenario ini, tidak ada kesempatan untuk bertahan bagi perusahaan e-commerce yang lebih kecil.

Mungkin kini waktunya kita melihat ke pasar dengan perspektif yang berbeda, mungkin ini waktunya kita memperlakukan pasar Indonesia sebagai orang dewasa bukan lagi bayi. Mungkin ini waktunya untuk mempertimbangkan mengikuti kemana perilaku pasar bergerak dan memfasilitasi mereka alih-alih membayar banyak uang untuk mengedukasi mereka akan sebuah hal yang baru di mata mereka. Mungkin ini waktunya untuk menerima fakta bahwa kartu kredit tidak populer di Indonesia, jadi daripada berusaha untuk membuat orang Indonesia menggunakan kartu kredit, seharusnya kita memfasilitas mereka dengan format pembayaran lain.

Tentu saja perdebatan akan terjadi karena ‘mengedukasi’ pasar akan membawa pengetahuan pada pasar dan membuat mereka lebih dewasa. Tetapi tahukah Anda? Ini bukan hak istimewa bagi semua orang. Biarkan para pemain besar menangani investasi jutaan dollar untuk edukasi pasar, mungkin mereka akan membawa pasar pada tahap selanjutnya, mungkin juga tidak. Mereka bisa mengambil resiko itu, dimana perusahaan lain mungkin tidak sanggup mengambilnya.

Jika murid tidak bisa mengerti guru mereka, mungkin ini waktunya untuk beralih ke guru baru. Betul tidak?

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Boot to Gecko Diperkenalkan Pada Acara MozKopdar di Bandung [Video]

Next Story

Perusahaan E-commerce Indonesia Bersatu, Bentuk Asosiasi E-commerce Indonesia

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia
TikTok Shop

TikTok Shop Tingkatkan Fitur dan Fasilitas Menjelang Tahun Ketiganya di Indonesia

TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling digandrungi saat