Dark
Light

Mengapa E-banking dan Mobile Banking Tidak Begitu Laku?

2 mins read
December 1, 2011

Editor’s note: Setelah tulisan Rama tentang internet banking via desktop – mobile banking, kali ini hadir Guest Post yang ditulis oleh Dolly Surya W dengan tema yang sama, namun di tulisan ini Dolly memaparkan pendapat dan pengalamannya tentang penggunaan layanan e-banking dan mobile banking, dilengkapi dengan usulan agar layanan e-banking dan mobile banking bisa lebih populer.

Tergelitik ketika membaca berita artikel mengenai e-banking vs m-banking di detikinet dan artikel di dailysocial.net mengenai hal ini. Statement yang dikutip dari salah satu pejabat tinggi Bank Mandiri mungkin terlihat biasa dan normal menurut kebanyakan pembaca dan pengguna. Namun saya menjadi gundah dengan pernyataan tersebut, gundah karena takut informasi tersebut menjadi salah arah/salah fokus.

Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pendapat-pendapat saya dan pengalaman yang saya dapati dalam menggunakan layanan perbankan secara online dan mobile. Pembahasan ini pun relatif terbatas hanya pada layanan e-banking dan mobile banking saja agar fokus dan tidak melebar.

Sebelumnya, saya coba deskripsikan masing-masing apa itu layanan e-banking dan mobile banking.

Layanan e-banking adalah layanan perbankan yang dilakukan melalui internet sebagai media penghubung. Dan sebagai terminal bisa menggunakan laptop, personal computer, smartphone, tablet. Yang penting semua terminal tersebut menggunakan browser sebagai user interface. Dengan menggunakan browser standar di laptop atau di PC maka setiap pengguna akan membuka halaman penyedia e-banking Bank tersebut. Namun bagi pengguna smartphone atau tablet – yang sifatnya mobile – maka agar lebih efisien dan optimal seharusnya nasabah perbankan tersebut dapat membuka halaman “mobile” dari website penyedia e-banking. Namun apakah hal ini sudah disediakan oleh semua bank?

Yang kedua adalah layanan mobile banking, dahulu layanan ini di yakini akan menjadi salah satu layanan unggulan operator yang dapat memanjakan pelanggan. Teknologi yang digunakan saat ini terbagi menjadi 3 model; melalui STK (Sim Tool Kit) , USSD, dan SMS.

Dalam pengamatan dan pengalaman yang saya hadapi sehari-hari, menggunakan layanan e-banking memang jarang saya gunakan. Hanya beberapa kali dalam setiap bulan. Hal ini karena kita harus ada dalam situasi yang nyaman agar kita dapat leluasa memasukan kode yang di generate oleh token yang diberikan pihak Bank. Belum lagi ada beberapa teman yang berkeluh kesah tentang keengganannya mengurus token yang hilang (ribet). Sedangkan untuk menggunakan e-banking melalui smartphone juga masih belum terbiasa karena tidak semua Bank menyediakan halaman mobile website yang bisa diakses oleh semua jenis smartphone, keribetan memasukan angka-angka yang di-generate token juga menjadi nilai minus tersendiri.

Berbeda dengan e-banking, sebetulnya layanan mobile banking cukup praktis penggunaannya. Benar-benar bisa mobile dimana saja dan kapan saja bisa kita gunakan sepanjang ter-cover oleh jaringan dari operator yang kita gunakan. Namun menurut catatan saya, ada tiga kendala besar yang membuat hal ini menjadi tidak populer. Yang pertama mengenai proses registrasi agar layanan ini bisa digunakan. Dan yang kedua adalah tidak adanya standar layanan dari masing-masing Bank dan Operator. Dan yang ketiga adalah kurangnya sosialisasi/promosi dari pihak Bank mengenai “mudah” nya menggunakan layanan mobile banking.

Dari sisi teknis sebetulnya layanan mobile banking memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibanding e-banking. Konektivitas yang terjadi murni di jaringan operator dan bank. Layanan e-banking membutuhkan bandwidth dan tingkat kestabilan yang tinggi, jangan lupa bahwa e-banking ini menggunakan media internet sebagai penghubungnya. Andai saja semua bank menyediakan mobile website untuk para pengguna smartphone pastinya hal ini akan jadi nilai plus tersendiri karena para pengguna tidak perlu repot-repot harus pindah ke browser laptop atau PC untuk melakukan transaksi perbankan.

Masukan dari saya agar penetrasi e-banking dan mobile banking dapat lebih tinggi adalah sebagai berikut:

  1. Giatkan promo dan program-program khusus untuk transaksi yang melalui e-banking dan mobile banking
  2. Permudah proses aktivasi layanan e-banking dan mobile banking
  3. Buat standarisasi layanan oleh semua bank agar pihak nasabah/pengguna lebih nyaman menggunakan layanan.
  4. Tingkatkan teknologi verifikasi, dari yang sekarang menggunakan system token menjadi system yang lebih mudah (eg: verifikasi sms?)
  5. Menurunkan tarif mobile banking
  6. Saya sendiri percaya jika pengguna e-banking/mobile banking semakin tinggi, maka yang akan sangat diuntungkan adalah pihak Bank itu sendiri karena cost operasional akan semakin efisien.

Semoga informasi ini berguna bagi kita semua.

Dolly Surya Wisaka, baru 9 tahun bekerja di XL dan fokus terhadap mobile data service. Sempat bekerja di Multiply untuk membantu pengembangan payment gateway untuk e-commerce. Aktif di twitter dengan ID @dollysw dan juga beberapa komunitas gadget.

 

 

2 Comments

  1. info di alexa top sites indonesia15. KlikBCA28. Bank Mandirijadi sebenernya lumayan rame juga traffic e-banking di indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Koprol untuk iPhone Terlihat Digunakan di Yahoo! Indonesia

Next Story

Tempa Labs and mig33 Introduced Desa Farm

Latest from Blog

Don't Miss

Pertemuan Jaket Motor dan Kotak “Hijau”, Peta “GoTo” dari Gojek dan Tokopedia

Bagi banyak kaum urban Indonesia, kehidupan mereka dapat digambarkan dalam
ayoconnect

Memanfaatkan Potensi di Balik Sektor Pembayaran Tagihan di Indonesia

Ekosistem teknologi finansial (tekfin) di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang