Pada tanggal 8-9 November, vivo Indonesia mengajak sejumlah media dan tech creator untuk menguji kemampuan kamera vivo V40 Series. Dalam petualangan trekking ke Curug bertajuk “Uncover Indonesia’s Beauty with vivo V40 Series: A Photographic Journey” di Sentul, Bogor.
Total ada empat Curug yang kami kunjungi, mulai dari Curug Leuwi Hejo, Curug Leuwi Benjol, Curug Leuwi Cepet, dan Curug Leuwi Lieug. Saya mewakili Hybrid dan dalam perjalanan trekking tersebut saya memotret menggunakan vivo V40 Lite. Penasaran seperti apa hasil fotonya? Berikut cerita lengkapnya.
Trekking ke Curug Leuwi dengan vivo V40 Lite
Kalau Anda butuh smartphone dengan kamera yang mumpuni, lebih baik langsung ambil vivo V40 daripada versi Lite. Harganya mulai dari Rp6.999.000, tetapi sudah dilengkapi dengan optik ZEISS Professional Portrait, termasuk ZEISS Multifocal Portrait dan ZEISS All Main Camera.
Selain itu, kamera utamanya menggunakan sensor gambar berkualitas tinggi Samsung ISOCELL GNJ berukuran 1/1.56 inci dengan OIS. Untuk vivo V40 Lite dijual mulai dari Rp3.299.000, tanpa optik ZEISS tetapi setidaknya masih dapat sensor gambar Sony IMX882 berukuran 1/2 inci dengan vivo AI.
Perjalanan kali ini berkumpul dan berangkat dari TIS Square, Tebet dan menginap di Hotel Harris, Sentul. Jadwal trekking dimulai jam 7 pagi sampai jam 12 siang, rute trekkingnya sendiri tidak begitu panjang tetapi tetap ada beberapa titik yang terjal dan naik turun yang ekstrem.
Sebetulnya aktivitas trekking cukup menantang bagi saya, karena ketika jalan naik napas akan cepat terengah-engah. Jadi, penting untuk mengatur ritme langkah dan olah pernapasan, santai tetapi maju terus. Niat awalnya mau sambil tipis-tipis bikin vlog, tetapi satu tangan sudah pegang trekking pole dan dengan medan yang cukup ekstrem terlalu beresiko.
Jadi, saya lebih sering ambil gambar di area Curugnya. Secara keseluruhan, hasil foto landscape dari vivo V40 Lite ini sudah bagus. Dalam hal ketajaman dan dynamic range juga luas, serta saturasi warnanya tampak natural.
Kalau saya, lebih cenderung suka diedit tipis-tipis lagi terutama kontras, sorotan, cemerlang, crop sedikit jika diperlukan, dan menambahkan watermark putih yang kekinian lewat fitur editing bawaan di Gallery. Karena trekking pada hari Sabtu, kondisinya cukup ramai dan saya amat terbantu dengan fitur penghapusan AI yang bekerja dengan rapi.
Baterai 5.000 mAh terasa awet dan dengan fitur 80W Flash Charge, baterai dapat terisi dari 0% ke 45% dalam 15 menit saja. Bodinya juga sudah dilengkapi ketahanan air dan debu dengan rating IP64, layar juga tetap dapat digunakan saat kondisi tangan basah.
Acara trekking “Uncover Indonesia’s Beauty with vivo V40 Series: A Photographic Journey” kemarin terbilang cukup menantang dan sekaligus menyenangkan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa vivo V40 Series tidak hanya andal untuk foto “cantik” (portrait), tetapi juga bisa diajak traveling untuk bikin konten di luar ruangan. Terima kasih banyak untuk tim vivo Indonesia dan juga tim PR Ogilvy. Nantikan juga review vivo V40 Lite di Hybrid.co.id.