Anda seorang pengembang teknologi yang ingin mempelajari UX? Tidak tahu mulai dari mana, sementara Anda harus terjun langsung menghadapi produk-produk teknologi yang sedang Anda kembangkan? Berikut ini sedikit tips dari pengalaman saya.
1. Mulai dari Empati
Sebagai penggemar gadget, ada kalanya kita cukup canggih dalam mengoperasikan produk-produk teknologi, sehingga tidak sadar kalau pengguna lain tidak sebaik kita. Dengan mudah muncul kata “gaptek” yang mengesankan bahwa mereka yang kesulitan mengoperasikan produk-produk teknologi adalah orang-orang bodoh. Padahal, bisa jadi mereka merupakan mayoritas.
Kita bisa memulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana terhadap mereka yang mengaku gaptek terhadap produk tertentu. Mintalah mereka menggunakan produk itu di depan Anda sambil menunjukkan apa yang menjadi kesulitannya atau apa salah persepsi mereka terhadap suatu fungsi / moda interaksi.
2. Melihat, Mengamati (1)
Pertama, menempatkan diri sebagai pengguna. Jika kita tidak mampu menemukan sebuah informasi, bukan berarti kita bodoh, melainkan pengguna situs yang kurang memperhatikan kemampuan pengguna. Bukan kita yang jagoan gadget ini bisa jadi bodoh, melainkan produknya yang kurang didesain dengan baik.
Kita bisa membuat analisis sederhana seperti artikel saya sebelumnya, yang lahir semata-mata dari kebiasaan sebagai pengguna kedua situs web tersebut. Dengan memulai dari pertanyaan sederhana, “Mengapa menu X harus ada?” bisa tidak habis-habis kita kuliti sebuah UI (User Interface) sampai kita menemukan pengalaman (UX) yang positif.
3. Melihat, Mengamati (2)
Kedua, kita menempatkan diri sebagai pengembang produk. Jika kita sering mengamati produk-produk teknologi di sekeliling kita, maka mata kita akan terlatih, bahkan ketika kita tidak terperangkap jebakan untuk pengguna “bodoh” pun. Pemandangan berikut ini bisa saya temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar yang kiri adalah sebuah instalasi motor listrik. Dengan font besar dan bold: “Motor On/Off”, di mana posisi On ada di atas, dan Off ada di bawah, maka yang tertangkap pertama kali oleh mata adalah On ke atas, Off ke bawah. Terjadi penambahan tulisan dengan spidol “Run ON” dan terakhir penambahan label OFF dan ON dengan tanda panah, namun terlalu kecil dan terlalu di sebelah kanan. Sebagai pengembang produk, saya memilih mengubah label “Motor On/Off” menjadi “Motor Off/On” atau memperbaiki labelnya.
Gambar yang kanan adalah sebuah produk mesin penjual makanan kecil. Setelah ditambah gambar koin dan tanda silang besar dan merah, pengguna tetap salah memasukkan koin di tempat memasukkan kartu. Padahal, tempat memasukkan koin ada di lobang yang bawah. Terjadi penambahan tulisan “Do not insert coins here.” Sebagai pengembang, saya memilih menambah label “Card” dan “Coins” di sebelah lobang masing-masing.
4. Mendesain Produk Gagal
Jika perlu, sesekali cobalah mendesain sesuatu dengan tujuan membuatnya gagal. Untuk produk situs web misalnya, buatlah sebuah sign-up form yang tidak nyaman digunakan. Mintalah orang lain untuk mencobanya, dan dengarkanlah apa kata mereka. Bisa jadi kita malah menemukan kegagalan yang tidak kita maksudkan.
5. Menggunakan Produk Sendiri
Kita bisa memulai dari produk yang kita kembangkan sendiri, walaupun sulit untuk menjadi objektif. Tetapi jika produk kita adalah suatu situs web, maka kita bisa dengan mudah mencari situs sejenis dan membandingkannya dengan produk kita. Kita bisa mencoba bedanya pengalaman menggunakan situs itu dibanding menggunakan situs kita. Masih kurang objektif? Kita bisa libatkan rekan kerja untuk mendapatkan komentar tambahan.
Masih banyak lagi pengalaman yang bisa kita ambil dari dari produk maupun manusia jenis apapun dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda lulusan sekolah Psikologi, atau lulusan sekolah Desain, jangan takut untuk ikut ber-UX ria. Justru keberadaan Anda dibutuhkan untuk menularkan cara berpikir Anda ke mereka yang berangkat dari ilmu teknologi, demi pengembangan produk yang lebih baik.
–
Artikel tentang User Experience (UX) ini ditulis oleh Qonita Shahab, peneliti UX yang pernah bekerja di bidang TI. Anda bisa follow akun Twitter-nya di @uxqonita.