Elemen permainan memang bukan hal baru di perkembangan dunia internet, baik itu yang diterapkan pada layanan berbasis web/mobile atau yang diterapkan pada aplikasi yang bisa diakses dari web atau perangkat bergerak. Beberapa layanan yang berasal dari Indonesia juga menerapkan berbagai elemen permainan dalam salah satu fitur di layanan yang ditawarkan.
Layanan berbasis lokasi, seperti Foursquare, Gowalla dan beberapa layanan lokal (Indonesia) seperti Bouncity atau Tasterous juga akan menerapkan elemen permainan pada layanan mereka. Penerapan elemen permainan ini juga tidak sebatas pada layanan berbasis lokasi, namun social recomendation seperti Rockto dan layanan kompetisi desain GantiBaju juga menyediakan bagde bagi para pengguna mereka.
Bisa jadi ada banyak penjelasan terperinci tentang isitilah elemen permainan, namun yang saya maksud secara sederhana dalam tulisan ini adalah sebagai sebuah bagian tertentu dari layanan/aplikasi atau fitur yang mengajak para penggunanya untuk ‘bermain’ atau melakukan aktivitas tertentu (yang biasanya fun) dan mendapatkan ‘hadiah’ atas aktivitas ini. Jadi fitur ini bisa membuat pengguna semakin lama menggunakan layanan, memiliki unsur fun, persuasif serta membuat ketagihan (dalam arti positif) atas sebuah layanan tertentu.
Permainan tidak hanya bisa berfungsi untuk kesenangan dalam arti sempit, tetapi juga dalam arti luas, dunia pendidikan juga sering mengadopsi elemen permainan dalam metode pangajaran agar apa yang disampaikan menjadi lebih terserap. Salah satu artikel di majalah Wired, edisi Maret 2011, menuliskan salah satu pendapat dari Jane McGonigal (game designer dan penulis), bahwa ketika kita memainkan sebuah permainan maka kita akan berpikir lebih kreatif, berkolaborasi serta membangun keteguhan atau daya tahan atas sebuah kegiatan tertentu.
Jane juga menambahkan bahwa penerapan elemen permainan ini bisa diterapkan pada hampir semua hal. Hubungannya dengan aplikasi berbasis web/mobile adalah, elemen permainan ini tentunya bisa diterapkan tidak hanya pada layanan berbasis lokasi saja tetapi bisa diterapkan pada layanan/aplikasi lain, untuk Indonesia, layanan seperti Rockto dan GantiBaju sudah membuktikan bahwa badge bisa diterapkan pada layanan social recomendation serta membangun komunitas di layanan kompetisi desain kaos, yang masing-masing disesuaikan dengan karakter layanan yang telah berjalan.
Lalu, apakah unsur permainan bisa diterapkan di layanan/aplikasi lain, yang berhubungan dengan produktivitas misalnya seperti layanan pengatur keuangan, photo sharing, atau yang lainnya? Jawabannya tentu relatif, tergantung dari layanan itu sendiri, tetapi secara garis besar, menurut hemat saya, bisa.
Bahkan untuk layanan pengatur keuangan, bagi saya akan lebih seru jika ditambahkan elemen permainan, yang penting game mechanics yang diterapkan tidak melenceng dari tujuan layanan itu sendiri. Misalnya saja, game mechanics yang diterapkan berhubungan dengan badge yang didapat oleh pengguna yang berhasil melakukan penghematan sebesar 500.000 rupiah, badge bisa bertambah jika pengguna menghemat lebih banyak. Nantinya pengguna yang telah memiliki jumlah badge hemat tertentu akan mendapatkan gelar khusus dan mendapatkan fasilitas tambahan, seperti misalnya fasilitas untuk memberikan saran pada pengguna lain berupa tips untuk menghemat.
Unsur permainan juga tidak hanya berbentuk badge, seperti halnya layanan Endomondo, permainan bisa dalam bentuk kompetisi bagi para penggunanya yang membuat mereka berlomba-lomba untuk saling aktif berolah raga, salah satu cotoh di Indonesia adalah bike1000km. Program independen ini, menggunakan Endomondo sebagai aplikasi dari kegiatannya, dan bisa membuat para pengguna yang tergabung dalam tantangan yang ada menjadi sangat aktif bersepeda dan mencapai garis finis, berlomba menjadi yang pertama mencapai 1.000 km.
Selain unsur kesenangan, penambahan elemen permainan tentunya bisa menjadikan salah satu strategi bagi penyedia layanan untuk membuat para pengguna mereka stay lebih lama di layanan/aplikasi mereka. Menambahkan elemen lain seperti elemen sosial pada elemen permainan bahkan bisa menambah pengguna untuk lebih aktif lagi menggunakan layanan dan berbagai fitur yang disediakan.
[Sumber gambar]
Wah… pasti menarik sekali bisa bermain sekaligus mendapat layanan š
Lebih baik lagi jika ditambah personalisasi dari web.
Jadi web lebih komunikatif, dan lebih personal. Jadi serasa berhubungan dengan teman.
Misalkan alih-alih menggunakan kata “we” kita gunakan “I”.
Web-web indonesia semakin bagus dengan banyak permainan yg menghibur.
Semoga permainannya jadi terus lebih baik dan menyenangkan š
menggunakan game mechanics memang lagi tren saat ini, yang paling penting, mekanisme nya harus di rancang agar jangan jadi ‘carrot & stick’ , ‘klo lu lakuin ini, lu dapet ini’. Yang di dapat itu jgn selalu sesuatu yang materil, (materil bagus, tapi ga selamanya).
Dan 1 lagi, kalau sudah menggunakan game biasanya akan ada’ending’nya itu yang agak bahaya. Mungkin bisa campur dengan reward ala Digg. Reward yang di dapat bukan poin, tapi kepuasan / pride.
kombinasi antara ‘hadiah’ berupa yang materiil (badge, pin, gift) dan non materiil (kepuasan, atau yang berhubungan dengan penghargaan diri), jadi inget piramida Maslow, menarik.