Secara tidak langsung transparansi secara radikal telah merubah cara kerja industri, dan saat ini sudah banyak perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara transparan. Startup berbasis teknologi yang paling banyak menerapkan transparansi secara radikal. Namun demikian, sejauh mana transparansi secara radikal dapat memberikan pengaruh baik untuk startup? Apakah dengan menerapkan transparansi kepada internal perusahaan dan publik bakal membawa kesuksesan kepada startup? Artikel berikut ini akan membahas seperti apa transparansi yang ideal diterapkan oleh startup.
Penyampaian informasi yang tepat
Saat mendapatkan pendanaan, memberikan informasi pendapatan, kerugian dan lainnya, startup cenderung untuk memberikan data tersebut kepada stakeholder, pelanggan dan tentunya media. Idealnya startup harus bersedia untuk memberikan informasi yang baik maupun yang buruk kepada publik. Ada beberapa informasi yang bisa diberikan secara transparan kepada pegawai, investor dan lainnya, seperti manajemen perusahaan, tanggung jawab, performa perusahaan, dan konteks.
Hal tersebut menjadi relevan untuk dibagikan kepada pihak terkait namun bukan kepada publik. Dalam hal ini sah-sah saja jika perusahaan memutuskan untuk membagikan data-data terkini, namun pastikan semua akurat dan diperlukan oleh publik dan pihak terkait. Seperti yang diungkapkan oleh Yesware CEO Matthew Bellows:
“To be transparent, to be really effectively transparent, you need to not just share the data but also share the context of the data. That takes a dialog.”
Kembangkan proses yang berpotensi untuk scale up
Langkah berikutnya adalah membagikan informasi yang relevan kepada pegawai agar mendorong lebih baik lagi kinerja pegawai untuk perusahaan. Diantaranya adalah data akurat terkait dengan target yang telah tercapai, strategi perusahaan hingga beban dan tanggung jawab masing-masing pegawai kepada perusahaan. Berikan informasi yang detil dengan jajaran manajemen dan sebagai Founder, sampaikan informasi yang relevan dengan pegawai, selebihnya jika ada pertanyaan lebih lanjut masing-masing pegawai bisa bertanya langsung kepada jajaran manajemen.
Proses penyampaian informasi ini tentunya akan berbeda diterapkan kepada startup yang memiliki karyawan dalam jumlah kecil dengan startup yang sudah mengalami peningkatan dan sedang bersiap masuk ke tahap scaling up, di situlah nantinya peranan manajemen menyampaikan informasi kepada pegawai secara merata.
“We have to share some things for everybody and then say: If you’ve got any questions talk to your manager or come talk to me and let me set the context.”
Terapkan transparansi pada kultur perusahaan
Tentunya menjadi hal yang krusial bagi perusahaan untuk bisa menciptakan suasana kerja yang positif, pegawai yang tepat dan transparansi yang ideal untuk bisa menjalankan usaha dengan lancar. Terutama dalam hal bantuan, kolaborasi pun diperlukan untuk menemukan solusi.
Di awal proses perekrutan pegawai dilakukan coba temukan pegawai yang memiliki visi yang sama dengan kultur perusahaan, yaitu transparansi. Hal tersebut yang telah diterapkan oleh John O’Nolan, CEO Ghost, sebuah open source untuk platform penerbitan.
“We’re working on widely available, open source consumer tech, and we’ve consistently found that the more open we are, the more collaboration and help that we get from outside. That has fixed many more bugs than it has ever created.”