Dark
Light

Menentukan Gaji Founder untuk Startup Tahap Awal

1 min read
December 8, 2017

Ada sebuah kondisi yang akan selalu dialami oleh founder startup baru, khususnya bagi yang baru saja berhasil membukukan pendanaan pertamanya, baik dalam pre-seed atau seed funding. Kondisi yang dimaksud ialah saat founder harus menentukan nasibnya sendiri di startup yang didirikan, tentang menentukan berapa gaji yang harus ia dapatkan setiap bulannya.

Terkesan sepele namun hal itu kadang membuat bimbang, pasalnya sebagai founder biasanya berpikiran untuk memanfaatkan investasi yang dimiliki sebaik-baiknya untuk pertumbuhan. Namun di sisi lain ia juga butuh memenuhi kebutuhan kesehariannya, pada akhirnya founder tetap harus membayar gajinya sendiri, bernegosiasi dengan diri sendiri untuk menentukannya.

Tapi tenang, umumnya setelah startup berkembang pesat dan memiliki dewan direksi, kebimbangan tersebut akan sirna. Pasalnya di titik tersebut gaji founder sebagai eksekutif pun sudah ditentukan oleh top-level management dalam bisnis berdasarkan perhitungan-perhitungan startegis. Untuk tahap awal, semua masih harus dipikirkan sendiri.

Hal terburuk yang dilakukan ialah menentukan secara tidak terukur gaji yang ia peroleh sendiri. Beberapa lainnya mengikuti tren data yang ada, namun kadang juga tidak bisa menjadi patokan utama, karena masing-masing bisnis memiliki kultur dan kapabilitas berbeda. Yinon Weiss selaku Founder & CEO CarDash –sebuah startup seed stage asal Silicon Valley—menceritakan pengalaman terbaiknya dalam menentukan gajinya sendiri.

Penetapan batas bawah: memastikan tidak mengganggu produktivitas

Yang sangat dibutuhkan oleh founder untuk startup tahap awal adalah kerja keras dan pemikirannya. Jangan sampai konsentrasi untuk dua hal tersebut terganggu dengan urusan finansial pribadi, apalagi bagi yang sudah berkeluarga. Setidaknya titik batas bawah harus bisa mencukupi kebutuhan harian, sehingga pada saat bekerja tidak terganggu kekhawatiran terhadap hal-hal lainnya.

Batas bawah ini adalah tentang nilai minimal yang sebaiknya diterima. Syaratnya harus dapat memenuhi kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan sehari-hari. Tidak ada ukuran pasti, founder startup dengan berbagai keadaan berbeda harus dapat mengidentifikasi kebutuhannya di sini.

Penetapan batas atas: memastikan tidak berlebihan

Tidak ada salahnya membayar diri sendiri sebagai founder dengan nominal yang terlalu banyak, namun kembali lagi ke semangat awal membangun bisnis, bukankah uang yang ditransfer banyak ke rekening itu tidak lebih baik diputar maksimal untuk pengembangan bisnis? Setiap rupiah yang diinvestasikan adalah motivasi founder untuk membalikkan menjadi sebuah keuntungan yang lebih besar. Jika founder tidak yakin dengan hal itu, sejak awal seharusnya tidak memilih menjalankan startup.

Pada dasarnya, penentuan batas atas dan bawah tadi untuk membuat nominal yang dikeluarkan lebih terukur. Prinsipnya ketika seorang founder mendapatkan gaji yang pas dari usaha yang ia bangun, kebutuhannya tercukupi. Beberapa founder bahkan mengungkapkan ketika di awal gajinya cukup rendah, ia semakin sadar akan pengorbanan, dan memotivasinya untuk lebih sukses.

Pada akhirnya ada sebuah pertanyaan kritis yang perlu dijawab: ketika founder membayar gajinya lebih sedikit dan memasukkan lebih banyak uang untuk modal startupnya, apakah akan meningkatkan peluang kesuksesan? Jika jawabannya iya, maka berjuanglah. Keyakinan tersebut akan membawa startup membahagiakan founder secara lebih baik. Karena sebagai founder keputusannya bukan saja yang terbaik bagi dirinya sendiri, melainkan juga untuk bisnis yang didirikan.

Previous Story

Melirik Potensi Besar Industri “Gaming” di Indonesia

Next Story

Dibanderol $3.000, Nvidia Titan V Ialah Kartu Grafis Monster Untuk Pengembangan AI

Latest from Blog

Don't Miss

Indigo Impact Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi
Jefrey Joe berbagi pengalamannya dalam membantu founder mencari dan mengeksekusi model bisnis

Mengupas Serba-Serbi Model Bisnis pada Startup

Startup tak melulu bicara soal merealisasikan ide menjadi sebuah produk.