Dark
Light

Menentukan Cara Tepat “Scale Up” Produk

1 min read
May 11, 2018
Go-Life Product Management Lead, Adi Purwanto Sujarwadi / DailySocial
Go-Life Product Management Lead, Adi Purwanto Sujarwadi / DailySocial

Dalam sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial mengundang Go-Life Product Management Lead, Adi Purwanto Sujarwadi. Belajar dari pengalamannya membuat produk yang makin popular di kalangan pengguna, Adi membagikan tips seru seputar cara tepat membuat produk dan kapan waktu yang pas untuk melepaskan produk jika tidak berjalan dengan baik.

Berikut adalah tips tentang bagaimana startup membangun produk dan harus melakukan scale up.

Temukan masalah yang ada

Sebelum produk dibuat temukan dulu masalah yang ada. Jangan membuat produk berdasarkan idealisme saja atau sekedar menghadirkan teknologi yang baru. Jika produk tersebut pada akhirnya tidak dibutuhkan oleh target pasar, upaya yang sudah dilakukan akan menjadi sia-sia. Yang perlu diingat adalah, produk tidak hanya aplikasi, namun berupa layanan yang ditawarkan kepada pengguna.

“Aplikasi hanya alat, namun produk dari startup yang sebenarnya adalah layanan itu sendiri. Produk tersebut harus bisa menjadi solusi dari problem yang ada,” kata Adi.

Hipotesis

Setelah solusi untuk mengatasi problem tersebut ditemukan, langkah selanjutnya adalah melakukan hipotesis. Buatlah prototipe atau contoh kasus yang bisa validasi ide. Adi mengingatkan untuk membuat produk paling mendasar dulu.

Jangan pernah bertanya ke target pasar tentang produk apa yang mereka inginkan. Jawaban yang didapatkan nantinya akan terlalu luas dan tidak relevan. Buatlah produk secara bertahap, dimulai dengan hal paling mendasar kemudian tambah fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan dan demand dari target pasar.

Uji coba

Proses ini saatnya startup melakukan MVP (minimum viable product), namun demikian upayakan untuk membuat produk tersebut sebaik mungkin dan jangan terlalu cepat dilemparkan ke pasar. Hal ini menurut Adi kurang baik untuk produk itu sendiri. Pada akhirnya proses MVP ini juga harus memberikan nilai lebih kepada target pengguna.

“Banyak yang menganggap proses MVP tersebut harus dilakukan secara cepat, namun jika produk tersebut belum siap, proses yang tergesa-gesa akan mengganggu proses selanjutnya.”

Hasil produk

Setelah semua proses dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan hasil tersebut (result) yang kebanyakan dalam bentuk data. Rangkum semua feedback, error hingga keberhasilan yang dicapai, kemudian olah semua dan kumpulkan data untuk kemudian di lihat dan diprediksi produk yang ada. Data menjadi penting untuk bisa mengembangkan dan melanjutkan tahap scale up produk.

Proses ini juga bisa digunakan untuk mempelajari dan melakukan koreksi terhadap produk yang sudah dibuat. Adi juga mengingatkan jangan terlalu fokus dengan data saja, gunakan data tersebut sesuai kebutuhan, hindari untuk menjadi “budak” data.

“Saat startup siap masuk ke tahap scale up, harus memikirkan retention. Utamakan pengguna yang loyal agar aspek word of mouth bisa berjalan, yang ternyata sangat efektif untuk promosi secara organik,” kata Adi.

GrabShopID salah satu solusi lokal bagi pembayaran layanan Grab di Indonesia
Previous Story

GrabShopID Layani Penjualan Voucher Grab

Next Story

DJI Phantom 4 Pro V2.0 Lebih Hening dan Lebih Superior Soal Transmisi Data

Latest from Blog

Don't Miss

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Mobile photography adalah salah satu skill penting yang perlu dikuasai

Tips Streetphotography dengan Ponsel 

Kami berbincang dengan mentor dari acara workshop foto Hybrid tentang