Ide cemerlang memang sangat penting dalam mendirikan sebuah startup yang punya potensi sukses. Mayoritas startup sukses adalah berangkat dari sebuah ide cemerlang yang bisa menjawab permasalahan yang aktual saat ini. Tetapi, ide bukan satu-satunya bekal untuk mendirikan startup. Untuk dapat berlangsung startup Anda butuh menghasilkan uang, atau punya cara yang bisa menghasilkan uang nantinya. Anda harus berbisnis dan harus memikirkan model bisnis untuk startup Anda itu.
Betapa pun Anda membenci hitung-hitungan bisnis, mau tak mau Anda harus memikirkan dan mengerjakan hal ini jika ingin startup Anda sukses dan berkembang besar. Penjelasan sederhana dari bisnis model adalah cara perusahaan membuat uang. Termasuk di dalamnya menjelaskan sumber pendapatan perusahaan, berapa banyak sumber-sumber yang dimiliki serta berapa sering sumber ini dapat menghasilkan uang.
Setiap industri berbeda dan selalu mengalami perubahan, jadi perusahaan tidak bisa selalu mengandalkan model bisnis yang sama. Lalu bagaimana Anda bisa mengetahui model bisnis yang sesuai dengan bisnis Anda? Itu pertanyaan yang sulit. Jawaban yang gampang adalah bisnis model itu bisa menemukan pelanggan yang bersedia membayar untuk solusi yang Anda tawarkan.
Vice President of Engineering WhiteHat Engineering Bryan Starbuck memberikan tips berharga cara mendapatkan bisnis model yang ideal bagi startup Anda. Menurut Bryan, hanya ada empat tahapan dalam menentukan bisnis model yang andal.
Tahapan validasi bisnis model
Problem atau masalah adalah bagian dari hidup. Bahkan awal mula timbulnya bisnis karena ada masalah di dunia yang ingin dipecahkan. Nah, kumpulkan ide-ide startup yang Anda punya. Kedua, pilih ide paling utama, dan buatlah pitch deck. Ketiga, lakukan validasi ke target konsumen. Keempat, jika berhasil silahkan buat startup Anda. Jika gagal? Kembalilah ke tahap pertama!
Sederhana bukan? Tetapi tentu saja pada prakteknya tidak akan sesederhana itu. Jangan khawatir, karena Bryan juga merinci hal yang harus dilakukan dalam tahapan-tahapan itu. Untuk tahap pertama tentu semuanya tergantung Anda untuk menemukan ide-ide cemerlang.
“Pada tahap kedua, tips paling penting adalah pitch deck harus komprehensif tetapi cukup singkat dan jelas baik bagi target konsumen, pekerja, penasihat serta investor,” ujarnya.
Idealnya, pitch deck itu bisa dipresentasikan lengkap hanya dalam waktu 10 menit. Hal penting yang harus ada dalam pitch deck itu antara lain: penjelasan mengenai masalah, solusi, traksi, market size, target konsumen, strategi pemasaran, partner, model revenue, kompetisi, manajemen, finansial dan penawaran.
Sedangkan untuk tahap validasi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, jangan jadikan teman Anda atau komunitas startup sebagai responden.
“Ada beberapa alasan mengapa teman atau jaringan di komunitas startup Anda adalah responden yang tidak cocok. Mereka adalah early adopter yang akan langsung mencoba tiap gadget atau layanan baru yang menarik. Mayoritas mereka adalah pekerja kerah putih, mengenyam pendidikan perguruan tinggi, serta cenderung menyarankan perubahan atau bahkan perombakan,” jelasnya.
Berusahalah mencari responden yang sesuai dengan target konsumen Anda, bisa melalui Linkedin dan lain-lain. Jangan pelit untuk membayar layanan B2C atau B2B yang profesional.
Beberapa pertanyaan wajib yang harus ditanyakan: Apakah mereka mengalami masalah ini? Apakah mereka ingin ada layanan yang bisa menjadi solusi terhadap masalah ini? Apakah mereka bersedia membayar untuk solusi itu? Nah yang paling penting, ini fitur-fitur yang disediakan produk / layanan saya, apakah mereka bersedia menggunakan dan membayar untuk ini? Dengan begitu Anda yakin bahwa solusi yang ditawarkan adalah masalah yang besar dan dihadapi banyak orang, bukan sebagian kecil masyarakat.
Saran terakhir dari Bryan adalah soal marketing. Dalam memasarkan dan mempromosikan produk atau layanan Anda kelak, hal terpenting adalah positioning. Dalam tahap ini Anda harus betul-betul menemukan target konsumen yang tepat untuk startup Anda. Positioning menjadi penting karena tingkat persaingan saat ini tentulah sangat ketat, startup Anda akan sulit bersaing dan bisa mendapat pasar jika tidak punya positioning yang jelas.
“Positioning kemungkinan besar akan menjadi pekerjaan strategis terbesar dalam mempersiapkan startup Anda. Sempurnakan positioning Anda, dan kemudian fokuskan semua strategi perusahaan ke arah situ,” ujarnya.