Mencoba Headphone JBL Tour One M2 di Kereta Panoramic

JBL meluncurkan 2 perangkat barunya di Indonesia. Hybrid memiliki kesempatan langka untuk mencoba salah satunya di dalam kereta

Pada tanggal 13 Juli 2023 lalu, saya diundang oleh JBL untuk naik kereta Panoramic baru dari KAI ke Bandung pada acara JBL Media Experience Trip. Hal tersebut dimaksudkan agar para jurnalis yang diundang dapat mencoba Active Noise Cancelling yang ada pada headphone dan TWS terbaru mereka. Kedua perangkat tersebut adalah headset JBL Tour One M2 dan TWS JBL Tour Pro 2.

Tentunya, saya sudah mempersiapkan banyak lagu pada aplikasi Apple Music dengan men-download versi lossless dari setiap judul. Hal tersebut karena JBL Tour One M2 yang saya dapatkan saat pembagian di kereta sudah mendukung Hi Res. Sempat terpikir bahwa perangkat ini mendukung LDAC yang umum digunakan untuk Hi Res audio. Ternyata saya salah.

JBL Tour One M2 menggunakan codec terbaru LC3 dari Fraunhofer dan Ericsson. Codec tersebut memang dipersiapkan untuk mengganti codec SBC yang selama ini ada. Sayangnya, LC3 baru didukung oleh perangkat Google Pixel 7 dan tidak semua perangkat Android 13 mendukungnya. Bevan Lee selaku Product Planning & Strategy Manager, Consumer Audio, Harman APAC mengatakan bahwa codec ini future proof sehingga akan banyak digunakan di masa depan.

Tentu saja, hal ini membuat saya harus mendengarkan musik dengan codec AAC. Entah karena codec AAC atau memang profile dari headphone-nya, suara yang terdengar seperti flat. Pada aplikasi JBL Headphone yang sudah saya instalasikan sebelumnya, pilihan Low Volume Dynamic EQ dinyalakan. Hal ini baru membuat suara bass dan treble-nya terasa.

ANC yang ada pada perangkat ini juga akan langsung aktif pada saat ditaruh di telinga. Benar saja, ANC pada perangkat ini benar-benar menghalau sekitar 90% suara kereta dan bunyi peluitnya. Hal tersebut tentu berimbas pada seluruh suara musik yang bisa didengar dengan baik.

Suara yang ada juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan fitur Personi-fi 2.0. Selain itu, saya juga mencoba melakukan panggilan dengan menggunakan Whatsapp Call pada saat kereta sedang berjalan. Lawan bicara pun tidak mendengarkan suara kereta yang cukup berisik karena sudah memiliki fitur VoiceAware dengan 4 mikrofon.

Perangkat ini memiliki baterai dengan total 50 jam saat memainkan musik dan menurun menjadi 30 jam jika ANC diaktifkan. Koneksinya sendiri menggunakan bluetooth 5.3 yang kompatibel dengan LE Audio atau LC3. Dengan berat yang hanya 268 gram, perangkat ini bisa dilipat sehingga bisa menjadi lebih ringkas.

Pada perjalanan kali ini, saya tidak sempat mencoba JBL Tour Pro 2 yang merupakan TWS pertama dengan smart charging case. Terdapat sebuah layar sentuh LED 1,45" pada charging case-nya yang bisa untuk mengelola musik, menerima panggilan telepon dan mendapatkan notifikasi yang ada pada smartphone. Perangkat ini sendiri bisa bertahan 10 jam untuk setiap earpiece dan 30 jam untuk smart charging case-nya.

JBL Tour Pro 2 dan JBL Tour One M2 sudah tersedia di Official JBL Online dan Offline Store. JBL Tour Pro 2 dan JBL Tour One M2 tersedia dalam warna Hitam dan Champagne. JBL Tour Pro 2 dijual dengan harga Rp 4.999.000 dan JBL Tour One M2 pada Rp 5.499.000.

Sayangnya, saya tidak lama mencoba perangkat ini. Sesampainya di Bandung, JBL Tour One M2 yang saya gunakan harus langsung dikembalikan. Saya juga berencana untuk meminjam headphone ini saat mendapatkan akses ke codec LC3. Semoga saja, saya bisa mendapatkan perangkat yang bisa memakai LC3 dalam waktu dekat.