Mencicipi Xiaomi Redmi 10C: Snapdragon 680 Paling Murah

Mencicipi perangkat dengan Snapdragon 680 paling murah di Indonesia. Bagaimana kinerjanya?

Seperti biasa setelah acara peluncuran, Xiaomi mengajak para jurnalis untuk melakukan hands-on untuk merasakan seperti apa perangkat tersebut. Pada kesempatan kali ini, saya diundang oleh Xiaomi untuk mencicipi seperti apa Redmi 10C yang digadang sebagai smartphone Snapdragon 680 paling murah yang beredar di Indonesia. Perangkat terjangkau memang sangat menarik minat konsumen. Apalagi jika perangkat tersebut memiliki spesifikasi yang cukup tinggi.

Xiaomi menjual perangkat ini dengan harga Rp. 1.899.000 untuk varian 4/64 GB dan Rp. 2.099.000 untuk varian 4/128 GB. Pada harga tersebut, beberapa smartphone hanya disematkan cip Unisoc T616 dan Helio G85. Tentu saja secara spesifikasi, Snapdragon 680 unggul di atas kertas. Hal tersebut bisa membuatnya menjadi smartphone terkencang untuk rentang harga di bawah 2 juta rupiah untuk varian 4/64 GB.

Kamera saat ini sudah menjadi salah satu syarat untuk menjadi pilihan dalam belanja smartphone. Dengan munculnya ISOCELL JN1, tentu saja memungkinkan perangkat dengan harga yang terjangkau untuk bisa menangkap gambar hingga 50 MP. Kamera ini juga akan menangkap gambar dengan hasil yang lebih baik lagi jika menggunakan algoritma Tetracell yang menggabungkan 4 piksel menjadi 1 dan menghasilkan tangkapan 12,5 MP. Walaupun sama dengan perangkat pada kelas di atasnya, tentu saja konfigurasi lensa dan lainnya akan memengaruhi hasil akhirnya.

Kinerja RAM tentu saja sangat berpengaruh pada sebuah smartphone. Semakin besar kapasitasnya akan membuat perangkat tersebut lebih lancar saat digunakan. Walaupun RAM yang terpasang hanya 4 GB, namun Xiaomi menyematkan fungsi RAM Expansion yang menambahkan kapasitasnya secara virtual di penyimpanan internal sebesar 2 GB. Ruang simpan cache pada perangkat ini tentu saja menjadi lebih lebar hingga 6 GB.

Xiaomi masih memberikan sebuah charger pada paket penjualan Redmi 10C. Walaupun begitu, charger yang diberikan hanya bisa mengisi dengan daya 10 watt. Padahal, Redmi 10C mendukung pengisian hingga 18 watt. Hal ini memang cukup disayangkan jika penggunanya belum memiliki charger 18 watt tersebut.

Redmi 10C menggunakan desain layar dot drop dengan resolusi 1650x720. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan Corning Gorilla Glass 3 sehingga cukup aman terhadap benturan. Sayangnya, Xiaomi tidak menyertakan lapisan anti gores. Saya sangat menyarankan pengguna untuk membeli tempered glass secara terpisah.

Redmi 10C sendiri memang kokoh saat saya pegang pertama kali. Namun saat menggenggamnya, ternyata perangkat ini cukup licin di tangan. Xiaomi sendiri tidak menyertakan rubber back case pada paket penjualannya. Untuk amannya, saya menyarankan untuk membelinya secara terpisah.

Saya mencoba beberapa kali mengambil foto dengan kamera yang ada. Hasilnya memang cukup bagus untuk sebuah perangkat yang terjangkau. Tentunya hal ini akan menjadi sebuah nilai tambah tersendiri saat mengambil momen saat Ramadan. Berikut adalah hasilnya

Lalu bagaimana dengan kinerjanya? Well, saya juga penasaran bagaimana perangkat ini saat dipasangkan dengan RAM 4 GB. Berikut adalah hasilnya

Xiaomi Indonesia juga sudah memberikan sebuah perangkat untuk saya uji lebih lanjut lagi. Tentunya, perangkat ini akan masuk antrian dalam pengujian yang lebih lengkap. Oleh karena itu, tunggu ya sampai artikel review Xiaomi Redmi 10C terbit.