Seperti biasanya, Xiaomi selalu mengundang para jurnalis untuk mencicipi perangkat terbarunya setelah peluncuran. Yang baru-baru ini diluncurkan tentu saja Xiaomi Redmi 10 5G. Oleh karena itu, saya pun memenuhi undangan Xiaomi untuk mencicipi smartphone 5G tersebut. Tentunya, saya juga memiliki banyak pertanyaan mengenai perangkat yang satu ini.
Saat melihat perangkatnya untuk pertama kali, saya memang suka akan desain dari bagian belakangnya. Dua bundaran kamera yang cukup besar membuat perangkat ini terlihat cukup premium. Bundaran yang atas merupakan kamera utama dengan resolusi 50 MP. Namun bundaran yang bawah sepertinya cukup mubazir karena memuat kamera yang mungkin akan jarang digunakan, yaitu depth.
Nilai jual utama dari perangkat ini adalah kemampuannya untuk terkoneksi dengan jaringan 5G. Sayang memang, jaringan 5G di Indonesia saat ini masih hanya ada pada titik-titik tertentu. Namun, untuk mereka yang akan membeli smartphone ini tentu saja akan bisa menikmati jaringan tersebut saat sudah tersedia luas.
Redmi 10 5G juga memiliki layar yang mulus saat digunakan. Hal tersebut memang berkaitan dengan refresh rate 90 Hz yang dimiliki perangkat ini. Sayangnya perangkat ini belum terinstalasikan game, sehingga saya belum mengetahui kemampuannya dalam bermain. Semoga saja para developer game sudah meningkatkan kompatibilitasnya terhadap chipset Dimensity 700.
Saat ini sepertinya baterai berkapasitas 5000 mAh sudah menjadi sebuah standar. Redmi 10 5G juga menggunakan kapasitas tersebut sehingga seharusnya bisa digunakan seharian. Perangkat ini mampu menerima pengisian 18 watt yang biasanya akan terisi penuh dalam waktu 2 jam lebih. Xiaomi memberikan charger 22,5 watt untuk Redmi 10 5G, namun pengisiannya tentu akan dibatasi pada 18 watt saja.
Redmi 10 5G menggunakan chipset yang sama dengan Redmi Note 10 5G, yaitu Mediatek Dimensity 700. SoC dengan fabrikasi 7 nm ini memang dikenal mengeluarkan suhu yang tidak panas, sehingga bisa digunakan bermain game dalam waktu lama. Untuk yang suka dengan RAM berukuran besar, Xiaomi juga sudah menanamkan ekspansi RAM sebesar 2 GB. Jadi perangkat ini akan mengambil kapasitas tersebut pada penyimpanan internal yang memakai cip UFS 2.2.
Untuk mencoba perangkat ini, biasanya saya langsung menggunakan program benchmark. Namun karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji perangkat ini. Saya juga langsung meminta unit review agar bisa diuji lebih lengkap lagi. Oleh karena itu, saya hanya menguji kamera dari perangkat yang satu ini.
Saya juga cukup kaget melihat harga Redmi 10 5G yang ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan Redmi Note 10 5G. Rasa penasaran tersebut pun saya langsung tanyakan kepada Calvin Nobel sebagai Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia. Ternyata hal tersebut memang tidak lepas dari keadaan ekonomi dunia yang saat ini sedang terancam resesi.
Jika memang benar, maka perangkat-perangkat lainnya pun juga akan terpengaruh. Sepertinya kita memang harus siap-siap untuk menerima kenaikan harga pada perangkat-perangkat smartphone.