Meski startup yang sedang Anda rintis masih bootstrap, bukan berarti Anda harus mengurung diri bekerja dalam rumah saja, garasi, di ruang bawah tanah, atau di loteng. Pasalnya, sejak tahun 1980an, pengusaha memiliki lebih banyak pilihan untuk memulai ruang kerja. Ada apa saja?
Artikel berikut ini akan memberikan pilihan ruang kerja yang bisa Anda mulai untuk merintis perusahaan startup Anda.
1. Cafe
Gaya hidup ala Instagram mungkin telah mengilhami banyak calon pengusaha untuk menggabungkan pekerjaan dengan travel yang belum pernah dilakukan oleh pengusaha di generasi sebelumnya. Tampilan laptop dan cangkir kopi bersatu di sebuah meja dengan foto yang diambil dengan teknik flat lay. Berkat era globalisasi, Anda memungkinkan dapat belajar otodidak lewat berbagai platform e-kursus secara online.
2. Coworking space
Coworking space untuk pekerja profesional telah muncul selama beberapa tahun terakhir. Bagian yang menarik dari mereka adalah iming-iming dapat minuman berkafein sepanjang hari, sama halnya dengan kantor pada umumnya. Banyak coworking space yang menawarkan meja individu untuk pekerja lepas. Mereka juga menyediakan ruang pertemuan yang bisa disewa seperlunya, bahkan ada area eksklusif untuk pengusaha pemula.
Konsep dari ekonomi berbagi (sharing economy) dalam coworking space sangat kentara terlihat. Jika FaceTime atau Skype saja tidak cukup untuk meeting dengan klien, cukup pesan ruangan di coworking space. Anda tidak terikat untuk membayar sewa bulanan, namun pada saat yang sama, Anda memiliki tempat untuk merangkak cepat karena dibantu oleh para pengusaha lainnya meski berasal dari perusahaan yang berbeda.
3. Sewa ruangan
Sewa apartemen secara konvensional memiliki daya tarik bagi kalangan milennial yang suka berbelanja. Dengan syarat lokasi yang fleksibel, memiliki rasa kenangan dengan gaya hidup kostan selama masa kuliah, sewa ruangan berbasis komunitas pun semakin diminati. Teman sekamar bervariasi tergantung siapa yang akan merawat properti. Akan tetapi, menjadi teman sekamar dengan pendiri startup adalah hal yang mungkin.
Agar perusahaan tetap bisa hidup, cari pekerjaan tambahan yang bisa menopangnya. Entah itu berjualan di situs e-commerce, atau sebagainya, pekerjaan tersebut bisa Anda manfaatkan untuk mengumpulkan data pelanggan. Jangan lupa untuk selalu menjaga keamanan data dari jaringan WiFi yang Anda pakai, dengan cara mengaktifkan enkripsi jaringan dan membatasi akses yang tidak sah.
4. Kantor di rumah
Jika Anda memutuskan untuk jadi pengusaha rumahan, Anda akan tetap bisa hidup dengan keputusan itu. Dari survei yang dilakukan ReportLinker, sebanyak 41 persen orang yang ditemui berpendapat bahwa memiliki kantor di rumah sendiri adalah keputusan terbaik. Punya kantor di rumah tidak harus ada di loteng atau di ruang bawah tanah, bisa di mana saja, namun harus didukung dengan sarana yang bisa mendorong semangat. Misalnya sirkulasi udaranya bagus, ada cahaya matahari, ada bangku dan meja yang nyaman untuk duduk seharian.