Hari ini kita akan beralih dari topik musik digital yang cenderung serius, dan berlagak sedikit gila. Memang tidak sepenuhnya sih (setidaknya belum), dan saya tidak akan keluar dari tema blog teknologi. Saya, akan memperkenalkan judul baru dari kolom rutin saya, ‘Manic Monday’; judul yang bisa diaplikasikan pada berbagai topik yang bisa terkait atau tidak dengan teknologi, karena tentunya kita semua ‘suka’ dengan hari Senin. Kenapa ada pergantian judul? Saya cerita sedikit dulu ya…
Bagi Anda yang tidak tahu, ‘Manic Monday’ adalah sebuah lagu dari sebuah band bernama The Bangles, yang lebih populer dengan lagu ‘Eternal Flame’. Lagu Manic Monday sendiri ditulis oleh Prince, yang menjadi hit lagu no.2 tahun 1986, hanya kalah dari lagu Prince sendiri berjudul ‘Kiss’. Lirik lagu Manic Monday sendiri pada dasarnya bercerita tentang rasa takut sekejap yang kita rasakan ketika menghadapi hari Senin, perasaan yang bisa dibilang dirasakan oleh banyak orang.
Industri rekaman itu sendiri saat ini bisa jadi sedang dalam ‘manic mode’, dikarenakan sumber pemasukan mereka, album CD, 10 tahun belakangan mungkin telah hilang dari sebagian besar benak konsumen. Penjualan CD kembali melihat kenaikan berkat artis seperti Adele, Justin Beiber dan Lady Gaga, tetapi sepertinya CD, dengan sistem mengharuskan adanya produksi dan distribusi, tidak bisa berkompetisi secara langsung dengan layanan penyebaran yang eksponensial dan terdesentralisasi lewat internet. Tentunya kita semua tahu, persoalan ini bukan hanya ada di industri musik – ini adalah persoalan yang dihadapi oleh banyak bisnis berbasis hiburan lain yang menekankan pengendalikan atas distribusi untuk mendapatkan keuntungan.
Judul dari kolom ‘Manic Monday’ awalnya diusulkan oleh Aulia lewat email antara saya, dia dan Rama yang mendiskusikan tentang kolom bisnis musik di DailySocial. Saya mengusulkan ‘Music Monday’ karena nama ini akan lebih terdengar ringkas, dan sebagai kolom baru, orang akan tahu akan membahas tentang apa. Jadi kami akhirnya memilih nama tersebut. Sebagai orang yang pernah bekerja cukup lama di industri musik digital, menulis tema tentang musik menjadi cukup relevan, tetapi sejak saat itu saya telah sedikit bersentuhan dengan industri-industri lain yang berbasis hiburan, dari mobile/SMS sampai dengan berita online, bahkan tentang produksi film; dan dari apa yang saya lihat, ada banyak hal yang belum banyak dibahas – atau bahkan tidak sama sekali – di DailySocial, di luar segmen musik digital tetapi tetap dalam cakupan layanan hiburan. Lalu saya kembali mengontak Aulia dan Rama dan mengusulkan tema yang lebih lebar untuk kolom saya, dan mengubahnya menjadi ‘Manic Monday’.
Saat Anda membaca tulisan ini, Anda mungkin membuka beberapa link di atas tentang The Bangles dan Prince, melihat halaman Wikipedia, atau bahkan mencari hal lain yang berkaitan dengan artikel ini, dalam rentang beberapa ratus kata artikel ini. Kata favorit yang menjadi buzz pada tahun 2000an, ‘media convergence’, mungkin telah terjadi dalam beberapa waktu ke belakang dan kini telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Saya pernah menghadiri konferensi perusahaan pada tahun 2005 lalu, yang selain menghadirkan para pembicara di panggung, layar utama menampilkan hal tertentu, sementara layar lain yang terpisah menampilkan banyak hal lain, dengan benang merah yang sama pada semua isinya. Orang yang menyelenggarakan acara tersebut mengatakan bahwa kita sudah hidup di dunia tipe Bloomberg, dimana kita mengkonsumsi banyak informasi pada waktu yang bersamaan.
Dan sekarang, kita mungkin mengkonsumsi berbagai informasi atau hiburan dari berbagai sumber pada waktu yang bersamaan, tanpa memikirkan tentang apa yang kita konsumsikan itu. Kapan Anda terakhir duduk di depan TV dan menonton acaranya tanpa melakuan hal lain?
Banyak orang hari ini yang bahkan tidak membedakan apakah ia mau mendengarkan musik, menonton film atau acara TV, membaca buku atau hal lain – mereka hanya ingin dihibur. SEKARANG. Dan terserah dari industri hiburan untuk menjadi ‘manic’ dan menyesuaikan dengan realitas baru ini. Dan Manic Monday akan membahas berbagai hal tersebut! Enjoy.
Ario adalah co-founder dari Ohd.io, layanan streaming musik asal Indonesia. Ario bekerja di industri musik Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010, ia kini bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Anda bisa follow akunnya di Twitter – @barijoe atau membaca blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.
bahkan kolom di blog pun bisa pivot.. *tepuk tangan*