Arti dari sebuah nama jauh lebih banyak dari apa yang Anda pikirkan, apalagi bila itu menyangkut nama perusahaan yang sedang dibangun. Nama yang ideal harusnya bukan hanya bisa merangkum identitas produk, tetapi juga menunjukkan bagaimana orang menggunakannya.
Twitter dan Google adalah contoh perusahaan teknologi dengan nama yang dapat merangkum produk dan menunjukkan bagaiamana orang menggunakannya. Twitter, menunjukkan “nyanyian singkat” dan komunikasi sejenis kicauan. Sedangkan Google, “membangkitkan” sesuatu yang besar dan hampir tak terbatas.
Menentukan nama nama yang sesuai memang bukan perkara mudah, terkadang malah bisa membuat frustasi. Bila nama yang tidak sesuai digunakan, sudah pasti produk tak akan dapat lepas landas dengan mulus.
Pun begitu, bukan berarti tak ada kiat atau saran yang tidak bisa dijadikan pelajaran dalam menentukan nama. Pengalaman pendiri Signl.fm Kimberly Hansen mungkin bisa menjadi saran yang baik bagi para pendiri pemula dalam menentukan nama untuk perusahaan rintisan berbasis teknologi yang sedang dibangun.
Nama pertama yang digunakan belum tentu sesuai
Kimberly memulai proses memberi nama perusahaannya pada bulan Agustus dan saat itu belum ada tim yang terbentuk. Hanya Kimberly dan rekan bisnisnya. Percobaan pertama ini menghasilkan nama Chatrouledit (chatting, roulette, dan Reddit), nama yang mudah untuk membuat lidah terpeleset.
Untungnya, Kimberly mendapat tanggapan awal yang cukup untuk membujuknya bahwa mungkin nama yang satu ini bukan pemenang.
Apakah bisa digunakan sebagai kata kerja?
“Google it” dan “Aku Whatsapp kamu nanti” kini terdengar tidak asing lagi untuk diucapkan. Tapi itu setelah bertahun-tahun pengkondisian. Kimberly mencoba ini dengan Vox.
Vox adalah kata latin untuk suara dan tampaknya ini terlihat potensial untuk digunakan meski ada beberapa entitas yang menggunakan ini dalam namanya. Sayangnya ini hanya bekerja beberapa waktu sampai seseorang menyadari istilah pengguna Vox, Voxiter, sangat mirip dengan Vomiter dalam autocorrect iOS.
Gambar apa yang datang ke pikiran ketika memikirkan nama itu?
Setelah datang dengan Vox, Kimberly berbelok dengan nama Playground.fm yang digunakan sekitar satu bulan. Secara konsep, ini dapat menggambarkan citra yang menyenangkan untuk memainkan musik. Tapi, sekali lagi realitas melanda.
Sebuah taman bermain adalah kumpulan dari slide dan tiang-tiang untuk bermain. Membuat citra visual (icon atau logo) dari sini yang bisa berkaitan dengan musik terasa sangat mustahil bagi Kimberly. Ini ditambah dengan temuan bahwa nama tersebut adalah nama perusahaan pergelangan tangan dan perangkat keras pengeras suara yang dibeli oleh Jawbone. Meski domain sudah kadaluarsa, Kimberly sadar bahwa pada satu titik ini akan memicu konflik merek dagang di kemudian hari.
Ketika nama yang diberikan tepat, rasanya juga sesuai
Setelah berkutat dengan semua itu, Kimberly sempat memutuskan untuk memakai nama penemu telepon, Bell. Tapi mereka menyadari bahwa mungkin saja nama tersebut telah digunakan oleh perusahaan besar di luar sana.
Setelah bertukar ratusan pesan dan menghabuskan waktu berjam-jam mencoba mengaitkan pada konsep, kata kerja, dan image, akhirnya sebutan Signl.fm lahir. Signl.fm yang dirasa singkat dan bekerja dengan baik (sesuai) lahir untuk menjawab pertnyaan seperti, “Bagaimana Anda mendengar musik? Untuk Menyuarakan? Dan Bagaimana Perasaanmu?” yang terus berputar di benak Kimberly dan tim.
Kimberly menyampaikan, “Ketika Anda meminta tim Anda atau hanya seseorang untuk bertukar pikiran dengan Anda [dalam menentukan nama perusahaan], itu hanya bekerja bila mereka telah memiliki perasaan yang baik terhadap apa yang akan Anda lakukan.”
“Selain itu, gunakan nama sebagai kode secara internal selama yang Anda bisa sebelum diumumkan keluar sana. Ini hanya untuk melihat bagaimana orang-orang menggunakannya secara informal. Anda akan melihat dengan cepat apakah Anda mendapatkan sesuatu atau apakah Anda perlu menjaga nama tersebut,” tandasnya.