Dark
Light

Membahas Kesehatan dengan MeetDoctor

1 min read
November 7, 2011

Kolom konsultasi kesehatan mungkin sudah banyak Anda temui di Internet, baik yang berdiri sendiri maupun menempel dengan portal media. Taruhlah DetikHealth misalnya yang secara teratur memberikan informasi tentang berbagai issue dan konsultasi dengan sejumlah dokter. Bagaimana jika konsep tanya jawab kesehatan dengan para ahli dan artikel yang berhubungan dengan penyakit dan pengobatannya berada di suatu situs di mana Anda yang cenderung sibuk beraktivitas di kantor untuk sekedar datang ke dokter dan berdiskusi tentang sejumlah gejala penyakit ataupun keluhan yang saat ini dihadapi. Mari kita lihat apa yang bisa diberikan oleh MeetDoctor.

MeetDoctor didirikan oleh dr. Adhiatma Gunawan dengan harapan masyarakat dapat menghemat waktunya yang berharga supaya dapat berinteraksi via online dengan tim dokter. Tim tersebut membantu mendeteksi gejala awal yang terjadi seandainya terjadi keluhan kesehatan — tentunya untuk memastikan tentang penyakit apa yang diderita harus dikonfirmasi secara langsung ke dokter atau rumah sakit terkait. Selain itu, MeetDoctor memberikan informasi direktori rumah sakit dan dokter bagi Anda yang membutuhkan. Ke depannya, MeetDoctor akan mencoba menghadirkan ruang chat privat antara dokter dan pasien, seperti layaknya di klinik ataupun di rumah sakit.

MeetDoctor tak terbantahkan memiliki banyak manfaat, tapi saya punya sejumlah catatan tentang produk ini. Pertama adalah branding. Nama MeetDoctor berkonotasi global sebagai sarana semua orang dunia untuk mendapatkan informasi kesehatan. Global tentunya bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang tanpa peduli ras maupun bahasa yang digunakannya. Tapi ujung-ujungnya karena semua informasi hanya diberikan dalam bahasa Indonesia, tentu saja jauh lebih banyak orang tak dapat mengambil manfaat dari situs ini. Karena branding ini merupakan pilihan tim pengembangnya, saran saya adalah memikirkan kemungkinan penyajian versi situs dalam bahasa Inggris — selain bahasa Indonesia yang sudah resmi digunakan.

Catatan yang kedua adalah reputasi dokter. Bukan rahasia lagi bahwa di Indonesia (dan di manapun sebenarnya) dokter itu yang dicari dan dipercayai adalah yang punya nama dan kualitas kerja bintang lima. Silakan cek di rumah sakit, di klinik, atau bahkan di Twitter sekalipun, dokter yang punya reputasi tinggi pasti mendapatkan respek jauh lebih baik dan dipercaya setiap opini dan jawabannya. Nah, di MeetDoctor ini sayang sekali mereka tidak berusaha “mengangkat” reputasi dokter yang bekerja di belakangnya. Tidak saya temukan informasi tim dokter yang mengasuh rublik konsultasi, meskipun kemungkinan besar beberapa dokter yang nama tercantum di daftar direktori dokter (baru sedikit jumlahnya) adalah mereka-mereka yang terlibat dalam menjalankan situs ini.

MeetDoctor yang baru saja diluncurkan ini ternyata sempat menjadi finalis ajang Asia Top 50 Apps Award. Tentu saja berikutnya kami berharap MeetDoctor akan melengkapi lagi daftar dokter dan rumah sakit/klinik yang ada plus membuat versi situs untuk ponsel (mobile web) atau bahkan mobile app.  Masih panjang perjalanan MeetDoctor untuk menjadi suatu situs komprehensif tentang kesehatan, tapi saya yakin semua akan terwujud jika didukung oleh konsistensi dan komitmen tim pendirinya.

Previous Story

Pengguna Memang dan Harus Mengeluh

Next Story

Hoodemia, Jejaring Sosial dengan Rasa Akademik

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Applications of Gaming in Other Fields: Military, Health, and Education

The general perspective on gaming from society is quite polarizing.

Aplikasi dan Inovasi Game ke Industri Lain: Militer, Kesehatan, dan Edukasi

Game layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi, militer Amerika