Dark
Light

Memaknai Kemerdekaan, Refleksi Perjalanan Startup Indonesia

5 mins read
August 17, 2017

Tanggal 17 Agustus selalu menjadi hari yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Di momen tersebut, semangat memajukan bangsa selalu terpupuk kembali, bersamaan dengan curahan rasa hormat kita atas jasa pahlawan yang telah memerdekakan bangsa ini. Setelah merdeka, tugas kita tak lain untuk mengisinya dengan berbagai hal positif yang mampu membawa Indonesia pada tingkat kemakmuran yang lebih baik.

Banyak hal yang bisa dilakukan, tak terkecuali berkarya melalui startup digital

Sekitar 8-9 tahun yang lalu tren startup digital mulai beranjak populer di Indonesia. Beberapa produk inovasi mulai hadir, bersama dengan internet yang kala itu merangkak jadi komoditas konsumsi publik. Mengenang awal pergerakan bisnis digital, kami berbincang dengan Nicko Widjaja dari MDI Ventures. Karier di bisnis venture capital telah ia jalani sejak tahun 2010 silam.

“Saat itu industri startup mulai terlihat arahnya, seperti Koprol diakuisisi oleh Yahoo! pada bulan Mei 2010, Kaskus oleh Djarum di tahun berikutnya, dan beberapa akuisisi kecil berdatangan setelahnya. Dari pandangan pemodal ventura, tentunya hal ini menjadi perhatian karena terlihat ‘jalan’ exit, meskipun pasar modal di Indonesia (sampai sekarang pun) belum mempersiapkan platform untuk IPO bagi startup,” ujar Nicko bercerita.

Trennya berkembang pesat, bahkan hingga saat ini beragam inovasi baru berbasis teknologi terus bermunculan, dibungkus dengan proses bisnis yang khas ala startup digital. Nicko juga menyampaikan, perkembangan cukup membawa dampak yang signifikan bagi kepercayaan pemodal untuk bertaruh –tidak hanya pemodal ventura tetapi pihak permodalan lain baik private equity maupun konglomerat holding pun ingin ikut ke dalam rancah startup digital di Indonesia.

Kemajuan sektor bisnis digital tersebut juga diamini oleh Willson Cuaca dari East Ventures. Proposisi tren positif lebih mendominasi di kalangan startup. Menurutnya Indonesia menjadi salah satu negara yang beruntung dapat menyaksikan dan terlibat dalam bisnis digital, mengawal pertumbuhan pengguna internet dari 22 juta pengguna hingga saat ini lebih dari 100 juta pengguna.

“Tidak ada negara lain di dunia yang mungkin akan mengalami hal ini selain Tiongkok, Amerika Serikat atau India. Indonesia sedang menuju ke era keemasan digital. Tidak ada yang terlambat untuk berbenah untuk menjadi lebih baik, kita berkembang terus dan mencoba untuk selalu relevan terhadap pangsa pasar,” ujar Willson.

Jeffri Sirait dari Amvesindo turut memberikan tanggapan tentang kondisi lanskap startup digital Indonesia saat ini. Baginya, ini adalah fase terbaik dalam transformasi digital yang telah melakukan terobosan di berbagai sektor industri, bahkan mengubah gaya hidup yang membuat berbagai hal menjadi lebih mudah dan efisien. Perubahan digital bukan saja sudah dekat, melainkan tengah terjadi, dan proses ini menjadi bagian penting. Berbagai komponen telah berperan, termasuk para pemain dan regulator.

Startup Indonesia sebagai masa depan generasi muda

Optimisme menjadi salah satu bahan bakar untuk memajukan bangsa. Termasuk untuk industri startup digital yang tengah berkembang saat ini. Namun menurut CEO Kibar Yansen Kamto, optimis saja tidak cukup, Indonesia butuh lebih banyak pihak yang bersama-sama berkontribusi membangun fondasi ekosistem yang lebih kuat.  Komunitas, universitas, media, korporasi, dan pemerintah adalah pilar-pilar yang berperan penting untuk terus bersama-sama mendorong lebih banyak future startup founders. Ia percaya kolaborasi yang kuat akan melahirkan startup yang makin tangguh dan bermanfaat.

Dari kaca mata Ery Punta, Managing Director Indigo Creative Nation, saat ini ekosistem startup digital walaupun banyak yang mengatakan masih tahapan pematangan namun perkembangannya sangat signifikan. Dari pengamatannya, pertumbuhan startup yang berkualitas juga terus berlangsung, ditandai dengan diterimanya kehadiran aplikasi dan solusi dari startup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Industri, pemerintah dan berbagai pihak lainnya juga kian semangat bahu-membahu untuk turut serta dalam penumbuhan kewirausahaan digital di negeri ini.

Mengenai masa depan startup digital, Jeffri Sirait berpendapat, “Perubahan digitalisasi bukan sudah dekat, tapi sudah terjadi dan menjadi bagian penting. Regulator sudah berperan lebih baik dan perlu adanya insentif yang diberikan kepada para pelaku, baik untuk startup, investor, inkubator dan komponen lain. Ekosistemnya sendiri juga perlu diperkuat dan dibukakan akses. Di sisi pelaku kreatif dan startup juga harus selalu mau untuk meningkatkan kapabilitas untuk menang dalam kecepatan dan kompetisi. Sinergi sangat dibutuhkan untuk akselerasi sektor startup digital, supaya jangan sampai kehilangan momentum.”

Ada hal yang perlu dibenahi dalam proses pertumbuhan ini

Sebelumnya di awal sudah disinggung tentang kepercayaan pemodal yang sudah mulai meningkat terhadap startup lokal. Nicko Widjaja juga memotret bahwa masih ada hal yang mestinya bisa diperbaiki kulturnya. Ia melihat sesuatu yang disayangkan, saat ini para pemodal banyak yang tidak siap untuk bermain di pendanaan berikutnya untuk startup Indonesia. Selain pemodal ventura, tidak banyak yang mengerti industri startup. Industri startup bukan UKM yang hanya sekali dua tiga kali diinvestasi lalu akan menghasilkan ‘dividen’.

“Yang terjadi saat ini yaitu ‘Series A Crunch’, di mana startup yang ‘laku’ saat seed, tidak laku ketika menawarkan growth runway berikutnya.  Series A Crunch terjadi karena overvaluation. Ini disebabkan karena banyak pemodal ventura yang ingin ‘menggoreng’ valuasi bagi keuntungan mereka. Pada akhirnya tidak banyak institusi modal ventura yang siap Series A percaya dengan valuasi sebelumnya. Series A Crunch bukan terjadi karena tidak ada modal, tetapi tidak ada startup yang ‘valid’ dengan valuasi yang diinginkan,” jelas Nicko.

Nicko menambahkan, “Jika Anda berbicara dengan top-tier investor di luar sana, mereka akan berkomentar yang sama. Bahwa Indonesia memiliki demand (dana) yang besar tetapi tidak dipenuhi dengan supply (startup) yang mencukupi. Sekali lagi saya tekankan, bukan berarti tidak memiliki banyak startup, tetapi tidak memiliki startup yang mampu berkompetisi dan melakukan scaling-up dengan cepat.”

Terkait dengan tren pertumbuhan startup yang sempat dikatakan menurun beberapa waktu terakhir oleh beberapa pihak, menurut Ery Punta hal tersebut terjadi lantaran adanya potensi diserapnya para calon founder oleh para startup yang telah menjadi unicorn, namun sebagai penggerak inkubator startup, ia tetap optimis mengingat market Indonesia yang sangat unik dapat menjadikan peluang untuk tumbuhnya startup lokal yang memiliki kelebihan dalam memahami kearifan lokal dan secara demografi penduduk Indonesia. Sangat penting untuk terus melakukan pembinaan digital talent, penyiapan infrastruktur digital dan keberpihakan lokal yang terbuka dengan kolaborasi global.

“Model pengembangan startup Indonesia harus end-to-end, mulai dari nurturing talent, inkubasi, akselerasi sampai dengan bridging market access antara startup dengan perusahaan yang telah mapan, agar dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dan daya tahan serta kemampuan untuk melakukan scaling,” tambah Ery.

Memaknai kemerdekaan dengan terus berkarya

Setiap warga negara memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan mengisi kemerdekaan. Kepada DailySocial, CEO Kudo Albert Lucius memaparkan arti mengisi kemerdekaan Indonesia. Baginya mengisi kemerdekaan dengan semangat muda adalah terus berusaha menjadi lebih baik dan jangan pernah putus asa. Karena dengan semangat ini kita bisa semakin produktif memberikan kontribusi yang nyata bagi Indonesia. Kemerdekaan merupakan sebuah pilihan dan artinya adalah sebuah kebebasan. Bebas yang bertanggung jawab tentunya.

“Kita sebagai pemuda akan selalu bersemangat untuk memberikan yang terbaik  melalui kontribusi dari setiap apa yang kita lakukan. Indonesia tahun ini merayakan kemerdekaan yang ke-72, meskipun angka ini tidak muda, jiwa dan semangat kita selaku pemuda bangsa harus senantiasa ada,” ujar Albert.

Semangat sama ditunjukkan CEO Bukalapak Ahmad Zaky. Ia menyebutkan bahwa merdeka di era sekarang adalah tentang kemandirian bangsa. Mengisi kemerdekaan tidak bisa hanya bicara, atau beretorika, kita juga tidak hanya bisa berpikir, tidak pula cukup hanya bekerja. Semua jiwa, raga, dan tenaga harus dicurahkan untuk berkarya.

“Karena bidang saya teknologi. Mari kita lihat apa sudah mandiri alias merdeka. Artinya kita menggunakan karya bangsa kita sendiri. Mungkin masing-masing dari kita perlu menjawab pertanyaan ini dalam bidang masing-masing. Generasi muda harus berpikir, bagaimana di masa depan anak cucu kita menggunakan produk kita sendiri. Itu baru merdeka. Saya tidak bisa memberikan tips yang lebih baik selain: Buktikan! Tunjukkan!” ujar Zaky.

Bagi Zaky, bukti akan menginspirasi generasi selanjutnya. Bukti kekal abadi antar generasi. Kita butuh banyak orang yang bekerja dibalik layar dan membuktikan. Bukti lebih besar pengaruhnya daripada yang lain.

Hal ini turut ditegaskan Kevin Mintaraga, CEO Bridestory. Ia menyampaikan bahwa sebagai generasi muda yang berkarya, jangan selalu berpikir untuk melakukan suatu hal demi mengejar uang atau kesuksesan (pribadi) semata, lakukanlah sesuatu demi kesuksesan orang lain, maka uang dan kesuksesan yang akan balik mengejar.

Dare to be different and true to yourself, but remain accountable, tegas Kevin.

Tanggung jawab berat sekaligus kesempatan ada di tangan kita

Melalui kesempatan ini, DailySocial turut mengucapkan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Semoga momentum ini benar-benar membawa perubahan yang lebih baik di berbagai bidang. Startup digital mulai menunjukkan eksistensinya dalam membangun ekonomi bangsa, urun tangan inovasi pengembang dalam negeri sudah selayaknya menjadi tonggak kemakmuran bangsa ini.

“Lebih dari setengah populasi Indonesia adalah pemuda-pemudi di bawah 30 tahun, artinya dalam 10 tahun ke depan nasib Indonesia benar-benar ada di tangan pemuda-pemudi Indonesia. Hal ini bisa diartikan sebagai beban berat yang ada di pundak kita, namun juga bisa diartikan sebagai kekuatan kita untuk membentuk masa depan bangsa. Jadi, tanyakan kepada diri Anda masing-masing, apa kontribusimu untuk Indonesia?” sambut CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Dalam keyakinan kami, anak muda Indonesia adalah penggerak utama inovasi digital di Indonesia. Dengan pangsa pasar yang muda dan luar biasa besar, Indonesia punya aset yang tidak dimiliki negara-negara lain. Semua analis pasar global setuju bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pemimpin ekonomi terbesar di Indonesia, terutama di industri digital. Kembali lagi, kita punya kemampuan untuk membentuk pasar, diberikan kesempatan untuk berkontribusi ke pasar global.

Sekali lagi, selamat ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Merdeka!

Previous Story

Facebook Bersiap Merombak Tampilan Aplikasi Android dan iOS-nya

Next Story

Tokopedia Umumkan Perolehan Dana Baru 14 Triliun Rupiah yang Dipimpin Alibaba (UPDATED)

Latest from Blog

Don't Miss