Dark
Light

Memaknai Bergabungnya Beberapa Konglomerat Lokal di Pra-IPO Grab

1 min read
April 20, 2021
Grab PIPE Konglomerat Indonesia
Grab telah umumkan untuk melantai di bursa saham AS melalui SPAC bersama Altimeter Growth Corp / Depositphotos.com

Grab telah resmi mengumumkan rencananya untuk go public di bursa saham Amerika Serikat menggunakan SPAC bekerja sama dengan Altimeter Growth Corp ($AGC). Kendati belum ada kepastian kapan proses persiapan akan selesai, sejauh ini pasar menyambut cukup baik inisiatif ini.

Salah satunya dibuktikan dengan minat beberapa konglomerat di Indonesia untuk berpartisipasi dalam penawaran pra-IPO. Ada tiga pihak dari Indonesia yang tertarik berpartisipasi melalui PIPE (Private Investment in Public Equity), yakni Grup Djarum, Keluarga Sariaatmadja (Grup EMTEK), dan Grup Sinar Mas. Secara total ada 14 investor yang terlibat dalam PIPE.

Grab menargetkan valuasi $39,6 miliar (sekitar Rp580 triliun) dan perolehan dana segar $500 juta dari $AGC dan melalui PIPE senilai $4 miliar. Senilai $750 juta di antaranya merupakan komitmen Altimeter.

Masuknya tiga konglomerat lokal tersebut layak menjadi perhatian, pasalnya mereka juga telah terafiliasi pada berbagai bisnis digital di ekosistem. Kami mencoba memetakannya melalui mind map berikut ini:

Peta di atas menunjukkan hubungan (tidak langsung) yang menarik. Masing-masing bisa dikatakan terafiliasi dengan pemimpin bisnis digital yang ada di Indonesia saat ini – kendati juga bersaing di pangsa pasar yang sama.

Selain mengoperasikan layanannya sendiri, Grab di Indonesia terafiliasi dengan Ovo (didukung konglomerat Grup Lippo) – unicorn lokal Tokopedia juga memiliki saham di platform pembayaran tersebut. Terkait pembayaran, Grab juga terlibat dalam pendanaan LinkAja, yang mana Gojek juga melakukan hal yang sama. Implikasinya di kedua superapp tersebut kini ada opsi pembayaran dari layanan yang dulunya bernama TCash tersebut.

Baru-baru ini Grab (via H Holdings) juga dikabarkan masuk ke dalam kepemilikan saham Emtek melalui PMTHMETD, bersama dengan Naver. Membuat rumor rencana merger antara Ovo dan Dana makin kencang – terlebih berdasarkan keterbukaan saat ini Emtek bukan lagi jadi pengendali induk Dana. Sejak 2019 lalu Grab memang menjadi salah satu pihak yang mendorong penggabungan bisnis kedua platform pembayaran tersebut.

Bersama tiga konglomerat Indonesia yang masuk ke PIPE, Grab memiliki beberapa keterikatan strategis dalam mendukung startup yang beroperasi di Indonesia. Di lain sisi, dengan para kompetitornya [termasuk rencana gabungan Gojek-Tokopedia] sebenarnya masih ada irisan sama di barisan investor.

Masuknya Djarum, Emtek, dan Sinar Mas di IPO Grab sejauh ini dapat dipandang dari dua sisi. Pertama, adanya geliat pada korporasi untuk ikut andil lebih dalam lagi menggarap ekonomi digital di Asia Tenggara. Kemudian yang kedua, bukan tidak mungkin jika konsolidasi antarpemain yang lebih besar lagi akan terjadi di kemudian hari – sebelumnya memang sudah beredar kabar Grab-Gojek akan merger sebelum IPO.

Antusias pasar terhadap IPO Grab juga dapat menjadi preseden baik untuk inisiatif exit serupa bagi unicorn lainnya dan membawa ekosistem digital – khususnya di Indonesia – beranjak ke tingkatan selanjutnya. Keberhasilan exit mereka [unicorn] dapat diartikan sebagai kematangan bisnis dan terbukanya peluang untuk regenerasi calon unicorn selanjutnya.


Gambar Header: Depositphotos.com

Co-Founder & CEO Kiddo Analia Tan / Kiddo
Previous Story

Perluas Kemitraan Antarnegara, Kiddo Hadirkan Kursus Bahasa Inggris untuk Anak

Next Story

Fitbit Luxe Resmi Diluncurkan, Sangat Modis dengan Layar AMOLED

Latest from Blog

Don't Miss

Alami Masalah Keuangan, FaZe Clan Terancam Terdepak dari NASDAQ?

FaZe Clan melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada Juli 2022.

FaZe Clan IPO, Nilai Saham Turun 25% di Hari Pertama

Minggu lalu, FaZe Clan baru saja melakukan penawaran saham perdana