Dark
Light

Mekar dan Komida Bekerja Sama Perluas Sumber Pendanaan Usaha bagi Perempuan

1 min read
February 23, 2017
Tampilan situs Mekar

Baru-baru ini platform P2P Lending milik Putera Sampoerna Foundation Mekar dan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) telah menandatangani perjanjian tentang pinjaman online. Lewat teken kerja sama ini, keduanya membuka peluang bagi pemodal untuk memberikan pinjaman kepada kaum perempuan yang berada di area pedesaan dalam memenuhi kebutuhannya terhadap likuiditas sebagai modal usaha.

Mekar (PT Sampoerna Wirausaha) adalah platform P2P Lending yang sahamnya dimiliki Putera Sampoerna Foundation, Michelle Sampoerna, Michael Sampoerna dan Putera Sampoerna. Mekar didirikan sejak 2010 silam, awalnya adalah situs donasi, namun pivot menjadi layanan P2P Lending.

Sementara itu, Komida adalah koperasi pendana terbesar di Indonesia dari usaha kecil yang dijalankan oleh kelompok ibu rumah tangga, telah beroperasi sejak 2004. Anggotanya mencapai 375 ribu orang dengan jaringan 150 kantor di seluruh Indonesia. Secara historis, tingkat pengembalian anggota Komida sangat baik, lebih dari 99% di antara mereka membayar tepat waktu.

“Selama ini Komida telah terbukti memiliki program yang fantastis untuk membiayai kaum perempuan di area pedesaan yang memiliki usaha kecil. Lebih dari 99% anggota membayar tepat waktu,” ujar CEO Mekar Thierry Sanders dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dalam lingkup kerjanya, Komida akan lakukan seleksi, melakukan pembinaan dan pelatihan, serta memberi pendanaan (atau pinjaman) bagi kaum perempuan. Pinjaman ini akan ditampilkan secara online di platform Mekar. Pemodal dengan akses internet dan memiliki rekening bank atau tabungan dapat mengakses Mekar untuk memilih dan mendanai usaha kecil, sekaligus berinvestasi.

Ketua Komida Slamet Riyadi dan CEO Mekar Thierry Sanders / Mekar
Ketua Komida Slamet Riyadi dan CEO Mekar Thierry Sanders / Mekar

Adapun imbal hasil yang ditawarkan rata-rata adalah 10% per tahun, hampir dua kali lipat bila dibandingkan dengan bunga deposito di bank. Mekar berkomitmen akan terus menambahkan sekitar 100 pinjaman usaha kecil baru di platformnya setiap minggu untuk pemodal investasikan.

Komida dan Mekar memiliki cadangan untuk menjamin pinjaman yang diinvestasikan oleh pemodal. Pinjaman yang tersedia berkisar antara Rp3 juta hingga Rp25 juta. Sejauh ini dengan mengadopsi sistem Grameen Bank, Komida telah memberi pinjaman lebih dari Rp2,5 triliun kepada anggotanya.

“Kemitraan dengan Mekar akhirnya akan menyatukan kaum perempuan di kelas menengah yang benar-benar membutuhkan pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka sehingga dapat menyokong keluarganya masing-masing,” kata Ketua Komida Slamet Riyadi.

Kemitraan dengan Mekar, juga memungkinkan Komida untuk meningkatkan pendanaan sekaligus mengurangi biaya pendanaan, yang (umumnya) didapatkan dari sumber dana lainnya atau bank.

Bagi Mekar, kemitraan ini jadi langkah perusahaan untuk memasuki jaringan yang lebih besar untuk merangkul lebih banyak UKM Indonesia. Pasalnya, UKM yang dimiliki dan dijalankan oleh kaum perempuan adalah pergerakan yang kuat di Indonesia.

Unit pembiayaan Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC) dalam laporannya di 2016 menyebut bahwa sebanyak 51% UKM Indonesia dimiliki dan digerakkan oleh perempuan.

Selain itu, lebih banyak pengusaha perempuan sekitar 44% dari total pengusaha di Indonesia yang membutuhkan pendanaan dengan cara meminjam dana tunai untuk bisnis mereka.

Ke depannya, Mekar akan melakukan kemitraan dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga pemodal akan memiliki sektor bisnis yang beragam untuk dibiayai.

Previous Story

Microsoft Luncurkan Skype Lite untuk Pengguna di India

Next Story

Bolt Perkenalkan Paket Internet Rumah Ekonomis dan Luncurkan Internet 300Mbps

Latest from Blog

Don't Miss

Jepang Buka Esports Park di Tokyo Tower, Cloud9 Akuisisi Tim CS:GO Gambit

Jepang kini punya esports park yang dinamai Red Tokyo Tower.
VP Partnerships, Head of APAC PPRO Tristan Chiappini / PPRO

Perkuat Layanan di Indonesia, PPRO Gandeng Kredivo

Setelah meluncur di pasar Indonesia akhir tahun 2020 lalu, platform