Dark
Light

Medigo Hadirkan “Klinik Pintar”, Program Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis Kemitraan (Updated)

2 mins read
December 16, 2019
Klinik Pintar diyakini menjadi pendekatan tepat untuk menyentuh segmen grassroot / Medigo
Klinik Pintar diyakini menjadi pendekatan tepat untuk menyentuh segmen grassroot / Medigo

Startup di bidang kesehatan Medigo akhir tahun ini merilis terobosan baru. Diberi nama “Klinik Pintar”, perusahaan menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menghadirkan solusi untuk permasalahan umum yang sering dialami pemilik klinik dan dokter, terutama dalam hal pelayanan kesehatan primer di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-BPJS).

Medigo percaya bahwa klinik harusnya menjadi ujung tombak sistem pelayanan kesehatan Indonesia dalam bertransformasi secara digital ke arah yang lebih terhubung dan efisien. Namun kebanyakan pemilik klinik masih menjalankan usahanya secara konvensional dan kebanyakan dokter juga masih enggan beralih ke teknologi digital. Inilah yang ingin Medigo pecahkan dengan program Klinik Pintar,” cerita Co-founder & CEO Medigo Harya Bimo.

Klinik Pintar menawarkan solusi total berbentuk joint operation melalui sistem bagi hasil dengan pemilik klinik pratama. Kerja sama ini berupa pemberian solusi teknologi untuk mendigitalkan proses bisnis dan layanan; solusi standarisasi; dan solusi investasi yang dapat membantu pemilik klinik mengembangkan usahanya dan meningkatkan value based care.

“Tulang punggung Klinik Pintar adalah sebuah ekosistem yang dibangun Medigo untuk memudahkan pasien mengakses layanan, memudahkan manajemen klinik menjalankan operasional secara digital, dan menghubungkan klinik dengan mitra pendukung (mitra rujukan rumah sakit, mitra asuransi, mitra farmasi dan alat kesehatan, dan lain-lain),” lanjut Bimo.

Pendanaan Klinik

Konsep joint venture yang ditawarkan oleh Medigo kepada klinik yang berhasil lolos verifikasi dari IDI dan Medigo adalah dalam bentuk pendanaan. Terdapat dua model pendanaan yang ditawarkan yaitu kepada pemilik klinik yang sudah ada dan kepada mereka yang ingin membangun klinik pintar baru.

Secara khusus Medigo akan memberikan pendanaan dalam bentuk teknologi sementara IDI dalam hal ini akan memonitor semua proses dan tentunya melakukan pengawasan kepada klinik agar bisa mencapai standar akreditasi. Meskipun untuk fase awal Medigo dan IDI hanya fokus kepada klinik pratama, namun untuk merangkul lebih banyak lagi pemilik klinik untuk mengadopsi klinik miliki mereka menjadi klinik pintar, IDI berencana untuk mengajak investor yang berminat untuk melakukan joint venture dengan pemilik klink tersebut.

“Tentunya rencana tersebut sudah ada adalam road map kita, harapannya tentu saja agar semakin banyak klinik di Indonesia yang bertarnsformasi menjadi klinik pintar,” kata Ketua bidang usaha & kesejahteraan anggota PB IDI dr. Efmansyah Iken Lubis, M.M.

Lengkap dan berbeda

Pihak Medigo cukup optimis dengan Klinik Pintar. Karena selain berbasis teknologi yang mampu membuat operasional lebih efektif, solusi yang ditawarkan juga terkait dengan standarisasi pelayanan. Pihak Medigo percaya bahwa mereka hadir di saat yang tepat, di era JKN dan transformasi digital di industri kesehatan.

“Berbeda dengan banyak solusi aplikasi kesehatan digital yang langsung berpengaruh ke konsumen atau pasien, Medigo melalui Klinik Pintar menawarkan solusinya dengan cara memberdayakan fasilitas kesehatan atau klinik yang sudah menjadi destinasi puluhan juta masyarakat Indonesia sehari-hari. Nah, puluhan juta pasien yang datang ke klinik inilah yang merupakan captive market dari Klinik Pintar. Kami percaya dengan kemudahan akses dan peningkatan kualitas layanan kesehatan yang dirasakan pasien, Klinik Pintar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” terang Bimo.

Bimo menargetkan pihaknya bisa membangun 20 sampai 30 Klinik Pintar dan mulai membangun Klinik Pintar Plus, sebuah solusi untuk klinik utama dan rumah sakit yang fokus di praktik rawat jalan dokter spesialis. Dalam waktu dekat rencananya 2 klink pintar akan segera dibangun di Bekasi. Sementara fokus kawasan pembangun klinik pintar adalah Jabodetabek terlebih dahulu.

Update : Tambahan informasi mengenai model pendanaan klinik

Previous Story

Kenapa Perusahaan Tiongkok Mau Masuki Pasar Esports Asia Tenggara?

Next Story

Perjuangan Keras iDom Menjadi Juara Capcom Cup 2019

Latest from Blog

Don't Miss

Startup healthtech Smarter Health mengumumkan telah memperoleh pendanaan Seri A senilai S$ 5,15 juta yang dipimpin oleh East Ventures

East Ventures Pimpin Pendanaan Seri A Startup Healthtech “Smarter Health”

Smarter Health mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri A senilai S$

MDI Ventures to Lead Series B Round for mClinica Healthtech

MDI Ventures is reported to have reinvested in Singapore-based healthtech