Awal tahun 2016 lalu Grup Lippo meresmikan Mbiz, layanan e-commerce yang ditujukan untuk segmentasi Business to Business (B2B) dan Business to Government (B2G). Di ranah online segmentasi ini untuk e-commerce memang belum begitu terdominasi oleh salah satu pemain. Beberapa masih bertumbuh dan menemukan pola, termasuk Bizzy dan Bhinneka.
Makin menguatkan keberadaannya di pangsa pasar korporat, suntikan pendanaan seri A didapat Mbiz belum lama ini. Pendanaan didapat dari Tokyo Century Corporation dengan nominal yang tidak disebutkan. Dari pemaparan tim Mbiz, pendanaan tersebut membawakan valuasi perusahaan mencapai nilai Rp1 triliun.
“Pada akhirnya kami tidak sekedar mencari pendana atau investor, tapi partner dengan pengalaman dan wawasan luas yang dapat membantu kami mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kami menyadari bahwa industri e-commerce dan e-procurement di Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar, oleh karena itu pendanaan seri A yang didapat akan kami gunakan untuk general corporaate purposes dan melakukan penambahan pada working capital.”” disampaikan tim komunikasi Mbiz kepada DailySocial.
Mematangkan e-procurement solution dan business process outsourcing
Dari pemaparan tim Mbiz, bisnis e-commerce B2B di Indonesia berkembang cukup bagus. Belum terlalu banyak yang melirik sektor ini. Kalau kita lihat kondisi di beberapa negara lain seperti Tiongkok, nilai pasar B2B-nya 37 kali lipat dari nilai B2C. Korea nilai B2B-nya 52 kali lipat daripada nilai B2C. Secara rata-rata di negara lain, nilai B2B itu sekitar 40 kali lipat dari nilai B2C.
Untuk itu sedari tahap awal Mbiz beroperasi, pihaknya tidak ingin hanya menjadi kanal transaksional semata, tapi ingin memiliki engagement yang lebih terhadap pelanggan.
“Kami mendefinisikan Mbiz sebagai e-procurement solution dan kami sudah mengarah kepada business process outsourcing, di mana kalangan perusahaan melakukan outsource proses pengadaan mereka kepada Mbiz.”
Salah satu fitur yang diklaim menjadi pembeda dalam Mbiz adalah pada e-procurement solution yang menyatu dengan katalog.
“Jadi kalau misalnya pemain lain user memilih lalu masuk ke keranjang digital mereka lalu selesai. Sementara kami menyediakan proses pengadaan barang dan jasa dalam platform, misalnya ada sebuah perusahaan dengan 5 departemen yang berbeda, dengan masing-masing budget yang berbeda dan sistim yang berbeda, itu semua bisa di-setting dalam platform kami. Sehingga kami bisa menyesuaikan dengan standar operasional dan prosedur pelanggan.”
Menyediakan layanan berbasis jasa untuk perusahaan
Pembaruan terakhir di Mbiz adalah ketersediaan layanan berbasis jasa bagi para pelanggan. Melalui layanan berbasis jasa ini para pelanggan bisa melakukan proses pengadaan berbasis jasa bagi perusahaan seperti placement untuk iklan, jasa event organizer, SPG dan yang lainnya. Hal ini juga dibubuhkan untuk menguatkan posisi Mbiz di segmen B2B dan B2G.
Inovasi dirasa perlu terus digulirkan karena penetrasi pada segmentasi korporasi cukup menantang. E-commerce B2B juga pada dasarnya berupaya mengubah kebiasaan pada sebuah korporasi, bukan individu seperti B2C, dan ini sangat erat kaitannya dengan ragam kebijakan di perusahaan, struktur perusahaan dan lainnya yang harus senantiasa disesuaikan.