14 September 2015

by Yoga Wisesa

Mau Tak Mau, Pengguna 'Dipaksa' Download Windows 10

Setelah berbagai rumor dan spekulasi, semua orang merasa lega saat mendengar bahwa Windows 10 akan tersaji berupa update gratis untuk para pemilik sistem operasi sebelumnya. Para pengguna berbondong-bondong mengamankan 'hak' mereka, dan segera meng-upgrade begitu Windows 10 tersedia. Melalui survei Steam, adopsi OS baru itu melonjak 13 persen lebih.

Namun bahkan dengan janji gratis serta premis update berkala, Windows 7 64-bit masih mendominasi PC para pengguna. Faktanya memang banyak di antara kita yang tidak mereservasi Windows 10 atau tak berencana upgrade. Menariknya, seorang pembaca The Enquirer menemukan sebuah keganjilan: meskipun ia tidak pernah melakukan pemesanan, file-file Windows 10 tampaknya terunduh secara otomatis ke komputer.

Sang pembaca itu bilang, kehadiran Windows 10 terdeteksi bersembunyi dalam folder ~BT, berisi gambar-gambar - mulai muncul semenjak momen peluncuran platform anyar tersebut. Beberapa waktu lalu, ia merasa kecepatan akses internet menurun drastis selama seminggu. Dan sejumlah kenalannya juga mengalami hal serupa, tepatnya pada bulan Agustus kemarin.

Kepada The Inquirer ia menjelaskan, "Gejalanya adalah upaya 'upgrade ke Windows 10' yang berkali-kali gagal, terpantau di history Windows Update. Terlihat juga folder tersembunyi sebesar 3.5GB sampai 6GB dengan label '$Windows.~BT'. Saya pikir jika Microsoft bilang update ini merupakan pilihan, mengapa ia dijejali ke banyak PC, dan mengapa [sistem] berusaha menginstalnya tiap kali PC reboot?"

Info menarik: Belum 30 Hari, Upgrade Windows 10 Sudah Sentuh Angka 75 Juta

Media besar itu kemudian segera menghubungi Microsoft, ingin mengetahui apa komentar mereka. Apakah sang produsen OS mencoba mendistribusikan Windows 10 secepat-cepatnya ke sebanyak-banyaknya PC, supaya jumlah adopsinya mampu menyusul Windows 7 dan 8.1? Menurut Microsoft, metode tersebut diberikan bagi orang-orang yang memilih menerima update otomatis, demi membantu memperlancar proses peralihan, seandainya mereka memutuskan buat pindah.

Orang mungkin akan bertanya-tanya mungkinkah ada agenda tersembunyi di belakang langkah tersebut. Tapi terlepas dari asumsi ini, untuk saya masalahnya lebih bersifat praktis. File-file hidden itu mungkin tidak banyak menimbulkan problem bagi pemilik perangkat high-end dengan hard drive berkapasitas hingga hitungan terabyte, namun bagaimana buat mereka yang cuma mempunyai PC kelas netbook dan penyimpanan pas-pasan?

Belum lagi perkara pemakaian data. Di Indonesia, download 3GB sampai 6GB adalah jumlah pengunduhan yang cukup besar. Bagaimana jika file upgrade mengonsumsi kuota data sampai habis?

Via IGN.