Kejelian membidik segmen fashion pria membawa Maskoolin meraih sukses pada 2013, dengan pertumbuhan hingga 21 persen per bulan dan menjual lebih dari 13.000 item. Tidak puas sampai di sini, pada 2014 e-commerce fashion yang mengkhususkan pada segmen fashion pria ini bertekad memperbesar usahanya dengan cara memperbanyak brand yang didagangkan, serta memperluas jaringan pemasaran hingga ke luar negeri.
“Target 2014, dari sisi brand, harapan kami [memiliki] total hingga 500 brands,” tutur Ilham Syafrialdi, CEO Maskoolin. Rencana lain yang coba dijalankan di Tahun 2014 menurut Ilham adalah memperluas area pengiriman. “Maskoolin akan memperluas jaringan pemasaran dengan mengirim barang ke luar Indonesia.”
Selain berbagai gimmick marketing seperti diskon, promosi dan lain-lain, pemilihan segmen fashion pria memang berperan besar dalam perkembangan Maskoolin ini. Sebab, dunia fashion saat ini termasuk dari sisi perdagangan elektroniknya memang masih didominasi segmen wanita.
Fashion, secara tradisional memang selalu identik dengan perempuan atau biasa disebut quasi-effeminate, dan saat ini pemikiran yang telah mengakar kuat tersebut mendapatkan tantangan, yakni munculnya pemikiran fashion dari sudut pandang pria. Di era digital ini, lahir fashion blogger lelaki “tulen” yang mengulas fashion dari sudut pandangnya dan memperlakukan ulasan fashion layaknya ulasan gadget atau otomatif.
Salah satu favorit saya adalah Mister Mort, yang memotret street fashion pria biasa, seperti pedagang dan pejalan kaki, yang memiliki selera berpakaian yang bagus.
Banyak pria yang secara budaya global dianggap maskulin meski memiliki kegemaran pada dunia fashion, sebut saja Al Capone. Penjahat paling terkenal sepanjang masa ini, terkenal dengan penampilannya yang sangat dandy. I ajuga disinyalir memiliki “kegilaan” dengan motif polkadot.
Sebenarnya, bukan sesuatu yang aneh jika pria juga punya kebutuhan akan tampil menarik. Busana bukan sekadar kebutuhan pokok manusia, namun juga jati diri, serta terkait dengan kepercayaan diri (diakui atau pun tidak). Saat seseorang tampil terbaik, itu akan mendorong tingkat kepercayaan dirinya.
Industri fashion untuk genre pria juga ikut tumbuh seiring dengan tuntutan kebutuhan yang makin kuat. Merek dagang fashion khusus lelaki pun semakin banyak bermunculan, di luar maupun dalam negeri, termasuk e-commerce fashion yang mengkhususkan pada busana pria, seperti Maskoolin. Awalnya timbul Maskoolin merupakan bagian dari Rockto dan akhirnya berkembang menjadi sebuah bisnis sendiri. Tahun 2013 lalu, Maskoolin juga telah menarik perhatian Grupara untuk menginvestasikan dananya kepada startup ini.
Di tengah gegap gempitanya industri perdagangan elektronik di Indonesia, dan bermunculannyae-commerce fashion Maskoolin yang hadir sejak 2012 lalu mencoba menawarkan keunikan yang tak didapat dari toko lainnya dan kini telah memiliki penggemarnya sendiri. Dari sisi traffic, Maskoolin yang mendapat investasi awal dari Grupara.Inc ini selama tahun 2013 dikunjungi oleh sekitar 60.000 pengunjung sebulan.
Diskon memang menjadi daya tarik untuk situs yang satu ini, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya. Koleksi brand beragam yang ditawarkan bisa memberikan banyak pilihan bagi konsumen. Dapat dikatakan, Maskoolin menyediakan kebutuhan fashion pria dengan beragam selera. Saat ini, tercatat 109 brand dalam dan luar negeri dan masih akan terus bertambah.
Selain berjualan produk busana, Maskoolin juga menyediakan Jurnal yang berisikan info seputar fashion, juga ide meracik gaya sesuai selera konsumen, dua hal yang akan lebih dikembangkan di tahun 2014. Selama ini, Jurnal dikerjakan tim Maskoolin secara keroyokan, atas kerelaan siapa saja yang ingin menyumbang artikel. “Yup kita ada redaksional sendiri, memang sudah plot satu orang untuk ngisinya kok, walaupun belum maksimal.”
“Maskoolin pelan-pelan mulai sudah ada marketnya dan targetnya juga dengan cara branding. Market bisa bertambah sesuai positioning-nya. Yang penting tetap menyajikan produk yang baik, harga serta pelayanan yang bagus, maka pasar akan datang,” jelas Ilham.