Layanan on-demand di bidang kuliner menjadi salah satu tipe startup yang terus menjamur dewasa ini. Tak hanya di ibukota, startup di kota lainnya pun berbondong memulai bisnis baru tersebut. Di Surabaya baru-baru ini diperkenalkan Masaku, sebuah layanan jasa pesan dan antar makanan rumahan ber-platform online.
Sedikit berbeda dengan layanan sejenis yang biasanya menyalurkan pesanan dari cafe atau resto, Masaku yang juga menjadi pemenang di Startup Sprint Surabaya 2016 ini menyalurkan masakan dari industri rumahan. Menceritakan konsep ini, CEO Masaku Andree Wijaya berkata:
“Cerita berawal dari ketika saya hangout bersama teman-teman, sering kali saya mendengar ungkapan: kalo ayam goreng gini mah, Ibu saya juga bisa bikin lebih enak. Dari situ saya mulai dig down further, kenapa kalau ibu-ibu di rumah bisa membuat masakan enak tapi mereka tidak menjualnya. Ternyata setelah bertanya mereka merasa bahwa membuka depot atau berjualan full time membutuhkan komitmen dan modal besar. Dari situ saya memikirkan kita bisa membuat aplikasi untuk membantu berjualan dengan biaya modal yang minim.”
Masaku sendiri tak hanya berperan sebagai perantara dan pengantar makanan, melainkan juga membantu pemasak untuk melakukan packaging untuk memastikan kualitas dan standar yang baik. Untuk pembagian keuntungan sendiri, dari setiap penjualan Masaku akan menetapkan biaya komisi 15%. Sebelumnya di Jakarta juga ada startup dengan konsep yang hampir sama bernama Kulina.
Sistem aplikasi di Masaku sendiri terbagi menjadi dua kategori, untuk pengguna biasa dan untuk pemasak. Untuk pemasak ada portal dashboard yang disebut dengan Masaku HomeCook. Setiap kali ada pesanan admin akan melakukan pengelolaan, dan meneruskan kepada pemasak apakah akan diterima atau tidak pesanannya.
Saat ini di portal HomeCook sudah terdaftar 167 pemasak, yang sudah aktif berjumlah 41 pemasak dan yang rutin memasak ada 21 pemasak. Sedangkan untuk pengguna, per hari ini sudah lebih dari 750 pengguna di Surabaya. Untuk terus meningkatkan penjualan dan pengguna, dalam waktu dekat Masaku akan berfokus pada pemasaran untuk meningkatkan awareness kepada masyarakat tentang Masaku dan visinya.
“Kita tidak mau berkompetisi dengan layanan on-demand. Visi Masaku adalah: sejahtera itu bisa dari rumah. Dan kita mau preserving food heritage di Indonesia. Jadi jika ada on-demand service yang lain kami siap berkolaborasi for a better Indonesia,” ujar Andree.
Selain Andree, tim inti Masaku terdiri dari James Junianlie (CFO) dan juga Elisabeth Be (CMO). Masaku juga memiliki beberapa anggota intern dan in-house programmer.
“Startup Sprint Surabaya merupakan our eye-opener. Kita bertemu dengan banyak mentor yang benar-benar membantu kami dalam pengembangan produk maupun dalam manajemen tim. Kolaborasi juga merupakan hal penting yang kami pelajari dalam program tersebut,” pungkas Andree.
Tahun ini Masaku menargetkan mampu merangkul 1000 pemasak (HomeCook) yang menggunakan layanan. Dan ekspansi ke kota lain, seperti ke Semarang, Makassar, dan Medan juga menjadi agenda yang ingin direalisasikan.