Dark
Light

Masa Depan Neobank di Indonesia

3 mins read
February 19, 2021
"Seamless digital journey" adalah inti dan proposisi unik yang mendefinisikan neobank. Konsep ini diperkirakan akan menjadi tema evolusi perbankan / Depositphotos
"Seamless digital journey" adalah inti dan proposisi unik yang mendefinisikan neobank. Konsep ini diperkirakan akan menjadi tema evolusi perbankan / Depositphotos

Indonesia adalah negeri dengan populasi 270 juta penduduk yang adoptif dengan teknologi. Meskipun demikian, solusi keuangan digital di Indonesia belum diimplementasikan secara maksimal. Dengan pengguna internet hampir 197 juta orang atau 73.7% dari seluruh populasi, Indonesia adalah salah satu negara di Asia Pasifik dengan pasar digital yang belum terlayani secara keseluruhan.

Saat ini, 66% dari total populasi Indonesia tidak memiliki akses keuangan. Neobank dan bank digital mempunyai potensi untuk memberikan solusi keuangan kepada mereka yang membutuhkan akses pada kredit dan pinjaman. Neobank memiliki layanan yang berbeda dari bank biasa/tradisional untuk para pelanggan: bunga rendah dan tanpa biaya biaya yang besar, juga metode transaksi yang berbeda.

Berdasarkan riset, 63% nasabah perbankan di negara negara APAC diperkirakan akan mengadopsi layanan neobank pada tahun 2025, dan menjadikannya sebagai solusi pilihan untuk bertransaksi secara digital. Dengan angka penetrasi digital dan jumlah investasi ramah digital (digital friendly investment) yang tinggi, apakah Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan neobank tertinggi?

Tentu saja neobank bisa didirikan dari perusahaan non-bank dan saat ini pasar fintech tersebut sedang berkembang di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan besar dan ancaman kepada perbankan tradisional untuk segera mempercepat proses mereka di bidang teknologi dan melayani pelanggan secara digital.

Apakah ekosistem keuangan Indonesia siap untuk digitalisasi?

Menurut INDEF, 40 dari total 110 bank di Indonesia berpotensi menjadi neobank di masa mendatang. Beberapa dari 40 bank ini telah menciptakan ekosistem digital, sehingga mereka akan lebih mudah beralih menjadi neobank. Namun, hal ini juga perlu didukung kemampuan teknologi di bidang solusi pinjaman kredit dan optimalisasi pertukaran informasi. Pertumbuhannya dinilai masih belum maksimal.

Perusahaan fintech seperti CredoLab, satu-satunya perusahaan penilaian skor kredit alternatif digital berdasarkan metadata smartphone, sangat berperan untuk menjembatani kekurangan ini. Pandemi juga telah membantu percepatan adopsi solusi fintech, keuangan dan transaksi digital, e-commerce, e-wallet, dan e-money di Indonesia.

Secara populasi, sebagian masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada metode perbankan tradisional dan terbiasa mengunjungi fasilitas fisik untuk melakukan transaksi.

Beberapa bank ternama telah membuat solusi perbankan digital seperti Bank BTPN dengan Jenius, Bank Permata dengan PermataMe, Bank UOB dengan TMRW dan yang terbaru adalah Bank Jago dan Bank BCA dengan Bank Royal. Meskipun begitu, akses ke pinjaman yang mudah dan tidak berbelit-belit akan mendorong orang Indonesia untuk memilih layanan digital di kemudian hari.

Layanan perbankan digital dipercepat di era pandemi ini dan membuat masyarakat terbiasa menggunakan layanan digital. Ada tiga karakteristik neobank atau digital bank yang harus dimiliki oleh layanan tersebut di dalam ekosistem perbankan digital: pertama, bank atau perusahaan tersebut harus beroperasi penuh secara digital dan tidak ada cabang fisik, kedua, memanfaatkan aplikasi dan teknologi dan yang ketiga adalah memiliki penetrasi pasar dalam ekosistem bisnis yang digital secara tinggi.

Fintech menjembatani kekurangan teknologi

Salah satu dampak dari pandemi ini adalah bank tradisional mengalami kesulitan untuk memberikan kredit ke pelanggan. Tetapi hal ini justru mendorong neobanks dan perbankan digital untuk mendapat keuntungan dari transaksi digital mereka. Riset yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2020 telah mencapai nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar $44 miliar.

Di negara seperti Indonesia, ketika penetrasi internet dan seluler sangat tinggi, teknik penilaian kredit alternatif mampu menghasilkan skor kredit yang baik dan akan memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mengakses pinjaman perbankan yang berkualitas, yang biasanya tidak mungkin mereka dapatkan karena ketiadaan skor kredit tradisional untuk mereka.

Teknik penilaian kredit alternatif CredoLab melibatkan penggunaan Artificial Intelligence dan algoritma Machine Learning untuk mengumpulkan jutaan faktor penentu yang tertanam dalam jejak digital calon peminjam. Faktor-faktor penentu ini kemudian akan diubah menjadi sebuah skor kredit yang akan mengidentifikasi seseorang sebagai peminjam yang baik atau buruk.

Masalah regulasi dan perkembangan perbankan digital di Indonesia

Dengan inklusi keuangan dan penggunaan layanan digital yang tinggi, neobank berpotensi menjadi layanan perbankan digital yang dipilih masyarakat Indonesia. Saat ini, neobank masih membutuhkan regulasi lebih lanjut dari OJK.

Regulasi yang mendukung di bidang neobank dan digital bank akan meningkatkan potensi industri perbankan di Indonesia untuk dapat berkompetisi dengan neobank dari luar negeri.

Digitalisasi layanan keuangan tidak hanya akan terbukti berhasil bagi masyarakat tetapi juga akan menguntungkan stakeholder internal dan investor. Biaya overhead dan operasional akan berkurang secara signifikan dibandingkan dengan bank tradisional dengan cabang fisik.

Membuka masa depan digital di Indonesia

Seamless digital journey adalah inti dan proposisi unik yang mendefinisikan neobank dan bank digital. Selain itu, kemampuan untuk mendiversifikasikan hubungan perbankan, kemudahan akses informasi di tangan pelanggan, mengakomodasi pelanggan yang aktif secara digital, dan memperbaiki tingkat penerimaan pelanggan untuk memilih layanan digital akan mengakselerasi industri perbankan dan keuangan Indonesia.

Kerja sama antara bank dan pelaku keuangan lain dengan fintech adalah kunci utama dalam menentukan kesuksesan Indonesia dalam mengidentifikasi calon peminjam dengan tetap memperhatikan faktor risiko yang terkendali. Peran dari pemerintah, baik dari sisi upaya maupun kebijakan, sangat diperlukan untuk mendukung dan mengasah industri keuangan.

Indonesia adalah negara dengan potensi pertumbuhan di bidang teknologi yang tinggi. Adopsi dan implementasi layanan perbankan digital dan neobank akan menguntungkan perekonomian negara. Kemampuan untuk memperluas layanan keuangan kepada keluarga berpenghasilan rendah dan mereka yang belum pernah mendapatkan layanan keuangan akan membuka pintu keuangan baru di era transformasi digital ini.


Disclosure: Tulisan ini dibuat oleh Paramita Wikansari, Country Sales Director, Indonesia, CredoLab, the leader in alternative credit scoring

Previous Story

OWC Umumkan Kabel USB-C Thunderbolt 4 Universal Pertama dan Bersertifikasi

Next Story

Mampukah Raksasa Bank Syariah Indonesia Memberdayakan Ekosistem Fintek Syariah Negara?

Latest from Blog

Don't Miss

Web3 penulis

Kepenulisan dan Penulis dalam Blockchain

Nawala dan portal informasi tertulis kian menjadi sarana distribusi informasi
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah