Sebagai sebuah fenomena baru, tak heran jika ada banyak sudut pandang dalam memandang esports. Orang awam mungkin menilai ini “cuma main game saja” sedangkan gamers melihatnya sebagai aktualisasi diri gamers kepada khalayak awam. Namun, bagi saya, esports adalah bisnis dunia hiburan.
Tak beda dengan sepakbola, NBA, atau mungkin kontes kecantikan, esports wajib punya porsi hiburan dalam kompetisinya. Maka dari itu tak heran jika Mars Dota 2 League tahun ini kembali hadir di Macau, Hong Kong. Sebagai kota pusat hiburan di Asia, MDL Macau 2019 jadi menarik karena sifat kompetisi ini yang jadi selayaknya sport tourism atau dalam hal ini jadi esports tourism.
Tetapi MDL Macau 2019 sayangnya hadir tanpa ada menyandang status minor atau major dari rangkaian Dota 2 Pro Circuit 2018-2019. Sebelum ini Mars Media selaku penyelenggara juga sudah sempat mengadakan kompetisi MDL di Macau pada tahun 2017 lalu. Walau tanpa status Major/Minor dari DPC kini, kompetisi yang memperebutkan total hadiah sebesar $300 ribu atau sekitar Rp4 Milyar ini, tetap menghadirkan tim terbaik di jagat kompetisi Dota 2.
Sudah dipastikan akan ada 8 tim peserta yang berasal beberapa komponen, direct invite, juara musim sebelumnya, serta qualifier. Berasal dari direct invite, ada 5 tim peserta yaitu Newbee, Virtus Pro, Vici Gaming, Team Liquid, dan Evil Geniuses. Tiga peserta sisanya yaitu EHOME yang merupakan juara Dota 2 Professional League Season 6, Royal Never Give Up dan Invictus gaming yang berasal dari qualifier.
MDL Macau 2019 yang berlangsung 20-24 Februari 2019 mendatang, merupakan lanjutan dari seri Mars Dota 2 League. Sejauh ini Mars Media sudah mengadakan 8 kompetisi di beberapa kota berbeda lewat seri MDL sejak tahun 2014. Tercatat, beberapa kota yang dikunjungi kompetisi MDL adalah kota seperti Shanghai, Wuhan, Changsa, dan tentunya Macau.
Memang sampai saat ini Asia masih menjadi salah satu pasar terbesar dari esports Dota 2. Melihat peluang ini tak heran jika ada banyak event besar Dota 2 hadir di Asia. Anda bisa melihat event seperti Chongqing Major, Kuala Lumpur Major, bahkan Dota 2 The International yang akan diadakan di Shanghai.
Menarik melihat seri kompetisi esports seperti MDL yang diselenggarakan dari satu kota ke kota lain. Kalau di Indonesia, hal tersebut baru saja dihadirkan lewat kompetisi Piala Presiden. Kompetisi ini diadakan cukup megah, tak kalah dari esports yang biasa kita lihat di Jakarta.
Namun konsep seperti itu menurut saya memiliki tantangannya tersendiri di Indonesia, terutama dari segi infrastruktur. Jika pemerintah serius mendukung esports, perbaikan infrastruktur terutama teknologi internet, tentu akan sangat membantu meratakan hingar-bingar budaya esports di berbagai belahan Indonesia; yang harapannya adalah semakin memajukan ekosistem esports di ibu pertiwi.