Salah satu lapangan pekerjaan yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia adalah buruh pabrik. Besarnya peluang ini, terutama di kota luar Jakarta, kemudian dimanfaatkan Pakaruto, platform job portal khusus untuk pegawai blue collar atau buruh di Indonesia.
Kepada DailySocial, Founder & CEO Pakaruto Cayadi Sutanto mengungkapkan, Pakaruto berawal dari Applicant Tracking System untuk perusahaan di Cikarang. Banyaknya permasalahan yang muncul dalam perjalanan implementasi, menjadi alasan utama mengapa Pakaruto didirikan.
“Saat ini pencari kerja memiliki tiga pintu sebagai alternatif. Pintu itu adalah agen terdaftar, balai kerja khusus, dan agen lokal lainnya. Agen terdaftar berarti adalah perusahaan berizin dari Departemen Tenaga Kerja. Pencari kerja mendatangi setiap agen terdaftar dan menjalankan proses rekrutmen dan interview yang berbeda, tergantung proses di setiap agen.”
Cayadi melanjutkan, balai kerja menjadi perpanjangan jejaring sekolah menengah melakukan proses assessment sebagian. Lulus tes pertama berlanjut ke tes selanjutnya. Tes dapat berlangsung berlapis-lapis. Agen lokal lainnya memberikan jasa penempatan dengan biaya. Besaran biaya pun bervariasi tergantung agen lokal. Pencari kerja harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk jasa ini, bahkan mungkin berlanjut setelah diterima kerja. Untuk memecahkan kendala tersebut, Pakaruto membangun Verified Labor Pool.
“Dalam kurun waktu ini, data terverifikasi milik pencari kerja dapat diakses oleh pabrik pencari tenaga kerja. Pakaruto melalui agen terdaftar membantu memastikan status bebas tenaga kerja, tes medis, surat keterangan polisi, status BPJS. Pekerjaan rekrutmen pabrik hanya tinggal interview akhir dan hiring,” kata Cayadi.
Untuk memastikan data pencari kerja tersebut adalah akurat dan tidak bisa diperbarui atau ditambahkan, Pakaruto berencana menerapkan teknologi blockchain dalam platform. Teknologi smart contract dianggap bisa meminimalisir pencari kerja yang tidak sesuai dengan riwayat pengalaman kerja yang dimiliki.
“Nantinya jika teknologi blockchain sudah kami terapkan akan kami kenakan biaya kepada pemberi kerja. Saat ini masih gratis,” kata Cayadi.
Strategi monetisasi dan target Pakaruto
Dengan mengedepankan bisnis model freemium, calon tenaga kerja dapat mendaftar dan melihat lowongan kerja secara gratis. Paket berbayar ditawarkan kepada pencari kerja yang ingin mendapatkan akses lowongan pekerjaan dan prioritas panggilan kerja. Biaya yang dikenakan adalah Rp150 ribu untuk satu tahun sebagai biaya assessment dan jasa penempatan tenaga kerja selama setahun. Saat ini Pakaruto telah memiliki 10 pabrik yang telah bekerja sama, dengan jumlah kandidat 47 ribu orang. Sebanyak tujuh ribu kandidat telah menjadi anggota prioritas dan 5 ribu orang sudah diterima oleh pemberi kerja.
“Pakaruto memiliki target untuk menambah kerja sama dengan pabrik di daerah Jawa Barat dan mencapai 100 ribu calon tenaga kerja terdaftar. Targetnya adalah 70% tenaga kerja terverifikasi bekerja,” tutup Cayadi.