Dark
Light

Bank Mandiri Meluncurkan Platform Kopra, Memaksimalkan Potensi Layanan “Wholesale”

2 mins read
October 11, 2021
Mandiri Kopra Wholesale
Kopra by Mandiri menawarkan tiga kategori akses bagi nasabah wholesale / Bank Mandiri

Usai memperkenalkan wajah baru aplikasi mobile banking, PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) kini meluncurkan platform digital “Kopra by Mandiri” untuk layanan wholesale. Dengan mengusung konsep Whole Digital Super Platform, perusahaan berupaya menghadirkan solusi wholesale terintegrasi dengan single access.

Dalam keterangan resminya, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, Bank Mandiri tengah fokus memaksimalkan potensi bisnis wholesale dan ritel dengan mentransformasikan solusinya ke digital, melakukan modernisasi channel, memperbaiki business process, dan meningkatkan kapabilitas core banking.

Ini upaya untuk menjaga momentum akselerasi digital dan mengakomodasi kebutuhan transaksi digital nasabah di segmen wholesale. “Berbeda dengan layanan digital di segmen ritel yang bersifat ‘one fit for all‘, kebutuhan wholesale terbilang lebih bervariatif dan luas. Saat ini, kebutuhan tersebut dilayani dengan multi produk/layanan yang diakses terpisah oleh nasabah wholesale,” ujar Panji.

Kopra by Mandiri dirancang sebagai Wholesale Digital Super Platform dengan menawarkan layanan komprehensif secara end-to-end sebagai pusat aktivitas informasi dan transaksi finansial bagi para pelaku bisnis. Ada tiga kategori akses yang disediakan, yaitu Kopra Portal, Kopra Host-to-Host, dan Kopra Partnership.

Adapun, Kopra Portal memberikan single access kepada nasabah untuk mengakses sejumlah layanan antara lain Mandiri Cash Management (MCM) 2.0, Mandiri Financial Supply Chain Management (MFSCM), Mandiri Global Trade (MGT), Mandiri e-FX, Mandiri Smart Account (MSA), dan Mandiri Online Custody.

Kemudian, Kopra Host-to-Host berbasis API (Application Programming Interface) menawarkan solusi terintegrasi bagi pelaku usaha di berbagai jenis dengan kompleksitas bisnis dan kebutuhan teknologi yang lebih maju. Pada kategori ini, nasabah dapat melakukan inisiasi, otorisasi, dan kontrol transaksi melalui sistem nasabah yang terhubung langsung dengan sistem bank.

Sementara Kopra Partnership menawarkan kemitraan dengan pihak eksternal yang punya kapabilitas sebagai business enabler pendukung layanan keuangan. Panji menilai konsep kemitraan ini dapat meningkatkan kemampuan bank dalam mengembangkan solusi yang tepat, efisien, dan terintegrasi. Terutama membantu pertumbuhan bisnis pelaku usaha yang didominasi segmen UMKM.

“Konsep single access memudahkan pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas transaksi keuangannya. Mereka dapat mengakses berbagai informasi produk, memantau funding dan lending di level entitas maupun grup usaha,” tambahnya.

Transformasi digital

Seperti diketahui, Bank Mandiri berupaya untuk bertransformasi digital secara penuh tanpa perlu mengonversi menjadi neobank. Strategi utama bank BUMN ini adalah fokus pada segmen perbankan ritel dan wholesale dengan mengembangkan platform Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri.

Dihubungi DailySocial.id beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai tak perlu menjadi bank digital, baik itu lewat skema akuisisi bank atau rebranding anak usaha dengan identitas baru. Menurutnya, saat ini Bank Mandiri sudah memiliki permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan sehingga lebih memilih fokus pada pengembangan inovasi digital.

Beberapa digitalisasi layanan yang telah dikembangkan Bank Mandiri antara lain Mandiri e-Money, Mandiri Intelligent Assistant (MITA), pembukaan rekening online, Mandiri Cash Management (MCM), Mandiri Internet Bisnis (MIB), Mandiri Global Trade, Mandiri Financial Supply Chain Management (FSCM), dan Mandiri Application Programming Interface (API).

Berdasarkan publikasi yang diterbitkan McKinsey di 2019, sektor perbankan di segmen wholesale masih berpeluang untuk dapat meningkatkan value bisnisnya, terlepas dari tren transformasi di bidang operasional dan teknologi yang telah mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir.

Salah satu yang disoroti adalah bagaimana sebagian besar fungsi operasional dan teknologi masih mencari ragam inovasi untuk menghasilkan delivery dan hasil yang cepat, mencapai efisiensi, dan memastikan tetap dapat memenuhi regulatory dan compliance yang ada. McKinsey melaporkan sejumlah perusahaan menghabiskan 25% dari pendapatan untuk operasional dan teknologi, dan ini membuat strategi menuju profitabilitas menjadi terhambat.

“Ini menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang memiliki kekurangan pada critical scale di bisnis wholesale, dan sulit untuk memanfaatkan investasinya untuk meningkatkan automasi, mengonsolidasikan platform, dan mentransformasikannya menjadi sebuah ekosistem modern.”

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

vivo TWS 2 ANC Adalah Earphone Pertama vivo dengan Adaptive Noise-Cancellation

Next Story

Ribbit Capital to Support Bank Jago Expanding Its Ecosystem

Latest from Blog

Don't Miss

Skema Huawei Untuk Kembangkan Talenta Digital Indonesia

Dalam Huawei ICT Outlook 2023, perusahaan asal Tiongkok itu tidak
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah