Kebanyakan organsisasi esports menggunakan bahasa Inggris ketika membuat konten, baik dalam siaran atau di akun media sosial mereka. Tidak heran, mengingat mereka memang menyasar pasar internasional. MAD Lions melihat hal ini sebagai kesempatan untuk menyasar penonton dari Spanyol dan negara-negara lain yang memiliki bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu.
“Jika Anda memerhatikan organisasi-organisasi esports, kebanyakan mencoba untuk menyasar negara-negara yang berbahasa Inggris, pasar internasional. Sementara itu, tidak banyak organisasi esports internasional yang mencoba untuk menargetkan warga negara yang berbahasa ibu Spanyol,” kata Co-founder dan President dari MAD Lions serta Vice President, Strategy of Overactive Media, Jorge Schnura dalam wawancara dengan Inven Global. “Padahal, ada banyak penonton yang berbahasa ibu Spanyol. Selain warga Spanyol, juga ada warga negara-negara di Amerika Latin. Dan ada lebih dari 50 juta warga Amerika yang berbahasa ibu Spanyol. Populasi ini juga terus bertambah dalam waktu cepat dan daya beli mereka juga terus naik.”
Menariknya, MAD Lions sendiri merupakan bagian dari OverActive Media, sebuah perusahaan asal Kanada dan tim League of Legends MAD Lions tak memiliki pemain asal Spanyol. Ketika ditanya tentang ini, Schnura menjawab, “Kami tidak berencana untuk memasukkan pemain Spanyol hanya untuk membuat kami terlihat lebih otentik. Kami adalah organisasi Spanyol. Markas kami ada di Madrid. Tim manajemen kami merupakan orang-orang Spanyol. Dan tentu saja, kami memang bagian dari OverActive Media, perusahaan Kanada, tapi tim kami dijalankan dari Spanyol.”
Menurut Schnura, keberadaan MAD Lions dapat membantu perkembangan industri esports di Spanyol dan negara-negara lain yang berbahasa Spanyol. “Kami mencoba untuk mewakilkan fans esports Spanyol, sehingga ada tim yang bisa mereka dukung,” ujarnya. “Kami juga punya tim akademi lokal untuk mengembangkan talenta yang ada di Spanyol. Kami punya tiga pemain Spanyol yang bermain untuk tim akademi kami.” Dia mengaku, tidak tertutup kemungkinan, pemain yang kini masih ada di tim akademi tersebut akan masuk ke tim utama mereka. “Kami mencoba untuk memberikan tim yang bisa dibela oleh warga Spanyol. Tim yang otentik, yang merepresentasikan nilai-nilai yang dimiliki oleh fans Spanyol,” lanjut Schnura.
Mengingat ada banyak orang yang berbahasa Spanyol, Schnura menjelaskan bahwa MAD Lions membagi target audiens mereka menjadi tiga kategori. Kategori pertama adalah fans esports, yaitu orang-orang yang memang menonton LEC dan liga Spanyol LSO atau turnamen esports lain. Kategori kedua adalah gamer, orang-orang yang bermain tapi belum tentu menonton esports. Dan terakhir adalah gamer kasual. Dia menjelaskan, MAD Lions akan menyasar target pasarnya satu per satu dengan perlahan.
“Pertama, kami akan menyasar fans esports yang menonton LEC dan LSO, yang juga berbahasa ibu Spanyol,” ujar Schnura. Meskipun target utama MAD Lions adalah orang-orang berbahasa ibu Spanyol, Schnura menekankan bahwa mereka juga akan tetap menyediakan konten untuk audiens internasional. MAD Lions memiliki akun media sosial yang membuat konten dalam bahasa Inggris.
Our full #LEC Roster for 2020 – Pending Riot Approval
Top – @OromeLoL
Jungle – @shadowlol01
Mid – @Humanoiidd51
ADC – @Carzzylol
Support – @Gistick2 #goMADhttps://t.co/L9RuGyDmNW pic.twitter.com/OvMaqSPqKt— MAD Lions LoL English (@MADLions_LoLEN) November 29, 2019
“Setelah kami menemukan strategi yang tepat untuk memenangkan hati fans esports, kami baru akan mencoba menyasar para gamer. Cara untuk memenangkan hati mereka adalah dengan membuat konten yang tidak terlalu fokus pada turnamen esports, tapi pada gameplay dan gaya hidup dari para gamer,” kata Schnura. Untuk melakukan itu, MAD Lions akan bekerja sama dengan para influencer untuk membuat konten bersama. Sementara untuk menjangkau gamer kasual dan masyarakat awam, mereka akan memanfaatkan kreator konten mereka dan memainkan game-game yang tengah populer di masyarakat.
Schnura menjelaskan, MAD Lions tidak akan sembarangan bekerja sama dengan konten kreator. “Kami tidak akan bekerja sama dengan kreator konten yang terlalu agresif, yang bisa menyebabkan masalah,” aku Schnura. Dia mencontohkan, streamer yang terus memaki musuhnya atau memukul keyboard karena marah. “Kami juga akan memerhatikan audiens sang influencer. Kami ingin orang-orang yang menargetkan generasi muda, tapi juga orang-orang yang mungkin tertarik dengan esports,” ujarnya.
Sumber: Dot Esports