Dark
Light

M17 Tunda IPO di Bursa Saham New York

1 min read
June 8, 2018
Joseph Phua dan Jeffrey Huang, pemimpin M17 Group
Joseph Phua dan Jeffrey Huang, pemimpin M17 Group

M17, perusahaan hasil merger layanan kencan online Paktor dan layanan live streaming 17, menunda IPO-nya di Bursa Saham New York (NYSE). Belum jelas alasan mengapa IPO-nya ditunda, tetapi hingga tulisan ini diturunkan belum ada pergerakan saham YQ yang ditetapkan dengan harga awal $8 per lembar.

Di Indonesia Paktor menjadi salah satu layanan kencan online terdepan sebagai alternatif Tinder. Menurut data Oktober 2017, dari hampir 20 juta pengguna Paktor, sekitar 3,5 juta di antaranya adalah pengguna di Indonesia dengan rasio pengguna laki-laki dan perempuan yang relatif seimbang.

Untuk layanan live streaming dan hiburan, 17 mendapatkan persaingan keras dari Bigo dan Tik Tok.

Tahun 2018 menjadi tahun yang bergejolak bagi bisnis M17. Di satu sisi mereka mencatatkan pertumbuhan penerimaan yang baik. Meskipun demikian, nilainya belum bisa menutupi kerugian perusahaan yang besar. Kedua perusahaan, sebelum merger, telah memperoleh pendanaan puluhan juta dollar dari para investor, termasuk MNC Group Indonesia. Saat ini valuasi pasar M17 disebut mencapai $608 juta.

Meskipun pendapatan terus naik, tapi kerugian terus bertambah. Sumber: Simply Wall St
Meskipun pendapatan terus naik, tapi kerugian terus bertambah. Sumber: Simply Wall St

Dilansir dari TechCrunch, di tiga bulan pertama 2018 M17 telah mencatat kerugian $24,8 juta, padahal menurut keterbukaannya perusahaan hanya memiliki $31,4 juta dalam bentuk tunai atau ekuivalennya.

Tanpa IPO, yang berharap meraup dana segar $115 juta, sulit membayangkan kelangsungan hidup M17 hingga akhir tahun. Roadshow yang dilakukan untuk mempromosikan penggalangan dana melalui IPO ini disebutkan hanya berhasil mengamankan sekitar $60 juta yang berarti sekitar separuh dari target awal.

Mencari dana segar

IPO menjadi salah satu cara perusahaan, termasuk startup teknologi, untuk mencari dana segar, baik untuk ekspansi perusahaan maupun exit para investor awal. Di Indonesia tahun lalu sudah ada kisah dua startup teknologi yang berhasil melakukan IPO, yaitu Kioson dan MCash. Sampai hari ini, saham keduanya masih diperdagangkan di atas harga penetapan awal, artinya kepercayaan investor masih cukup baik. Tahun ini diperkirakan akan ada beberapa startup teknologi yang mencoba peruntungannya di lantai bursa.

Tentu saja go public tidak selalu berujung manis. Kisah Zynga dan Groupon, yang bahkan hingga hari ini belum bisa kembali ke harga awal saat listing, bisa menjadi pelajaran bagaimana hype sesaat tidak menjamin kesuksesan terus-menerus bisa tidak dibarengi dengan fundamental model bisnis yang solid.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Penandatanganan kerja sama antara Grab dan MRT Jakarta / Grab
Previous Story

Susul GO-JEK, Grab Jalin Kemitraan dengan MRT Jakarta

review-asus-zenfone-5
Next Story

[Review] Asus Zenfone 5, Android Semi Flagship Rasa iPhone X

Latest from Blog

Don't Miss

Di Q1 2023, Jumlah Penonton dari Siaran Esports Naik

Viewership dari konten game dan esports memang sempat naik berkat
Kebijakan baru Twitch banjir reaksi negatif

Tambah Kebijakan Baru, Twitch Banjir Reaksi Negatif dari Pengguna

Salah satu platform live-streaming terbesar, Twitch, baru saja memperbarui aturan mereka. Banyak peraturan,