6 March 2017

by Yoga Wisesa

Lupakan Switch, Ini yang Terjadi Jika Konsep Portable Diterapkan Pada Super Nintendo

Perangkat ini boleh dibilang lebih canggih dari NES Classic Edition.

Sejumlah masalah tidak bisa meredam euforia peluncuran Nintendo Switch. Buat sekarang, console hybrid itu merupakan komoditas hiburan terpanas. Harganya yang mahal tak menghentikan fans Nintendo di Indonesia untuk meminang Switch. Jika dana belum mencukupi, Anda disarankan agar tidak buru-buru membelinya, atau silakan ikuti jejak user Twitter bernama @huxarufaxara ini.

Lewat jejaring sosial itu, sang inventor asal Jepang memerkan sebuah kreasi yang tidak kalah unik dari Switch, bahkan boleh dibilang lebih canggih dari NES Classic Edition. Huxarufaxara berhasil menerapkan konsep portable pada console klasik Super Nintendo Entertainment System, membuatnya jadi platform permainan handheld - meskipun wujudnya sangat besar untuk dibawa-bawa.

Huxarufaxara merombak hampir seluruh bagian SNES. Port cartridge kini berada di atas, dan device menyuguhkan layar LCD di sisi depan - tepat di atas bekas slot kaset yang ditutup. Untuk input kendali, sang kreator memotong tubuh console dan membenamkan controller SNES di sana. Dan berkatnya, Anda memperoleh layout familier: tombol directional pad dan action button tetap bisa dijangkau oleh kedua jempol.

Karena tertanam dalam body, fungsi tombol trigger kiri dan kanan dipindahkan ke sisi samping console handheld, sehingga tetap bisa dijangkau oleh jari telunjuk. Dan buat mempercantik penampilannya, Huxarufaxara membubuhkan lingkaran di sisi kiri display, berisi warna biru, merah, kuning dan hijau serupa tombol action. Ketika perangkat aktif, lampu indikator di pojok kanan bawah akan menyala.

Tak seperti kebanyakan console 'retro modern' yang memanfaatkan solusi emulator, device ini betul-betul mampu membaca cartridge (didemonstrasikan buat menjalankan Final Fantasy V). Tentu saja ada kekurangan pada penyajian seperti ini: kemungkinan besar sistem tidak mendukung dua pemain, kecuali Huxarufaxara menyediakan port untuk menyambungkan controller kedua.

Huxarufaxara juga tidak lupa melengkapi SNES 'portable' dengan speaker build-in, memungkinkannya menghidangkan audio 16-bit tanpa perlu aksesori tambahan. Volumenya bisa diatur lewat kenop di bagian belakang, dan suara keluar dari lubang-lubang di sisi samping. Satu aspek yang belum diketahui secara jelas adalah sumber tenaganya. Dari video yang diunggah ke Twitter, perangkat sepertinya bisa bekerja tanpa tersambung kabel, mengindikasikan kehadiran unit baterai internal.

Sayang sekali, sejauh ini belum ada indikasi Huxarufaxara memiliki niatan buat menjualnya, dan ia juga tidak menyediakan panduan untuk menciptakan SNES handheld tersebut.

Sumber: RocketNews24.