Bagi para penggemar fotografi, rasa penasaran untuk mencoba kamera film analog tentu sulit dihindari. Namun, di balik pesonanya yang klasik, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Mulai dari pemilihan kamera dan jenis film yang tepat, hingga proses pencucian dan pencetakan hasil foto yang membutuhkan ketelitian lebih.
Jika Anda mencari kamera analog model terbaru, Lomography telah mengumumkan Lomo MC-A. Kamera point-and-shoot berformat 35mm ini dibanderol US$549 atau sekitar Rp9,1 jutaan dan menawarkan berbagai fitur menarik yang jarang ditemukan pada lini kamera Lomo sebelumnya.
Lomo MC-A dibekali lensa fix 32mm f/2.8 dan bodi berbahan logam dalam warna hitaam atau perak, yang tampil elegan sekaligus tangguh. Kamera ini dilengkapi dengan flash bawaan, lensa kaca dengan autofokus, tuas pemutar film manual, serta baterai CR2 yang dapat diisi ulang melalui port USB-C, sebuah fitur modern yang jarang hadir di kamera film.
Selama ini, kamera Lomography dikenal lebih menonjolkan keseruan dan gaya eksperimental dibandingkan fitur teknis. Namun, Lomo MC-A tampak menjadi pengecualian. Kamera analog ini justru tampil sebagai point-and-shoot yang mumpuni untuk fotografi street atau dokumentasi keseharian.
Pengguna dapat menikmati kontrol manual penuh untuk pencahayaan, serta mode otomatis dan prioritas aperture, bahkan manual zone focusing. Selain itu, tersedia juga opsi multi-exposure untuk menciptakan efek artistik khas fotografi Lomography.
Dalam beberapa aspek, Lomo MC-A mengingatkan pada Pentax 17 yang dirilis tahun lalu. Bedanya, Lomo MC-A menggunakan film full-frame 35mm dan bukan half-frame. Jika Pentax 17 unggul dalam bentuknya yang ringkas dan kemampuan menghasilkan hingga 72 foto per roll, maka Lomo MC-A menawarkan resolusi lebih tinggi dengan bobot hanya sekitar 42 gram lebih berat.
Keduanya sama-sama memakai baterai CR2, namun Lomo MC-A unggul berkat fitur baterai isi ulang lewat port USB-C. Hal ini menghilangkan kerepotan mencari baterai sekali pakai, meski pengguna tetap bisa memakai baterai CR2 biasa jika diperlukan.
Sesuai tradisi Lomo yang identik dengan keunikan, Lomo MC-A juga hadir dengan aksesori Splitzer untuk membagi beberapa eksposur dalam satu frame, serta filter flash berwarna (flash gels) untuk menghasilkan efek kilatan cahaya yang lebih ekspresif. Menambah karakter khasnya, di bodi kamera terdapat slogan berbunyi, “Everybody is equal before the lens — and behind it.” Sebuah pesan yang mungkin terdengar klise, tetapi sejalan dengan semangat inklusif Lomography.
Terlepas dari gimmick dan keunikannya, Lomo MC-A tampak sebagai kamera film analog point-and-shoot modern yang solid. Memadukan estetika klasik dengan sentuhan teknologi masa kini, perpaduan yang siap memikat para pecinta fotografi analog di era digital.
Sumber: TheVerge