Seiring dengan pertumbuhan online di Indonesia, jumlah marketplace juga tumbuh kian pesat. Penjual tidak hanya dapat berjualan di media sosial atau toko online miliknya sendiri saja, tapi juga dapat merambah ke marketplace untuk menyasar konsumen lebih luas.
Meskipun demikian, akibat kemudahan tersebut muncul permasalahan baru, yakni penjual memiliki keterbatasan untuk ikut serta ke pelbagai marketplace secara bersamaan lantaran mereka harus memisahkan persediaan barang yang berbeda di setiap marketplace yang didaftarkan.
Menyadari permasalahan tersebut, LocalBrand Asia hadir dengan memposisikan diri sebagai platform SaaS lokal yang menyediakan fitur pembuatan toko online, sekaligus menghubungkannya ke berbagai marketplace. Penjual dapat mengatur stok barangnya dari satu tempat saja, tidak lagi mengontrol secara terpisah.
LocalBrand Asia tidak hanya mengusung kemudahan untuk para penjual saja, namun juga untuk marketplace itu sendiri. Untuk sisi marketplace, pengguna platform berpotensi akan menambah daftar SKU. Data mereka pun akan semakin akurat.
Pasalnya selama ini dinilai banyak terjadi data stok yang tidak akurat sehingga sering saat konsumen belanja ternyata barangnya sudah habis. Kejadian ini terjadi disebabkan data stok tidak diperbarui penjual.
“Pengalaman yang saya miliki selama lebih dari lima tahun di bidang online retail membuat LocalBrand Asia memahami dengan jelas kesulitan yang dihadapi brand untuk berjualan secara online, terutama multiple marketplace. Kami sediakan one stop solutions agar mereka dapat berjualan online secara mudah dan efisien,” terang CEO dan Founder LocalBrand Asia Sayed Muhammad kepada DailySocial.
Berdasarkan hasil survei yang dihimpun LocalBrand Asia, sebanyak 83% penjual telah menyentuh kanal online sebagai sarana penjualannya. Mereka mengaku telah familiar melakukan penjualan online di berbagai kanal sekaligus, seperti media sosial, toko online sendiri, atau di beberapa marketplace sekaligus. Disebutkan malah sebanyak 51% penjual telah menjual produknya di lebih dari tiga marketplace sekaligus.
Tak hanya membantu dalam hal pencatatan stok barang, sambung Sayed, pihaknya juga membantu penjual mengenai cara berjualan yang baik secara online. Caranya dengan menyediakan jasa foto produk, desain, logo, online marketing, hingga fulfillment.
Terkait model bisnis, Sayed mengaku ada dua kategori yang dibidik, subscription fee (platform SaaS) dan premium services.
LocalBrand merupakan peserta GnB Accelerator batch pertama dan sudah mendapatkan pendanaan dari angel investor.
Target LocalBrand Asia
Sayed melanjutkan saat ini perusahaan diklaim telah menjadi satu-satunya platform yang terhubung dengan enam marketplace, di antaranya MatahariMall, Lazada, Elevenia, Bukalapak, dan Blanja. Ditargetkan dalam waktu dekat akan segera menambah tiga situs marketplace lainnya.
Sejak platform LocalBrand Asia resmi diluncurkan untuk publik pada akhir Juli 2017, tercatat mereka telah menghimpun lebih dari 100 penjual. Dia menargetkan sampai akhir tahun ini dapat mengumpulkan 1.000 penjual.
Untuk rencana jangka panjang, Sayed mengungkapkan ambisinya menghubungkan penjual online dengan marketplace di level Asia Tenggara. Dengan demikian, penjual dari Indonesia bisa berjualan di marketplace asal Malaysia, Thailand, atau sebaliknya.