Teknologi 3D printing kembali membuktikan bahwa ia bukan hanya menginovasi industri, tapi juga merevolusi perspektif produsen gadget terhadapnya. Berbekal dari teknologi itu, tim developer dari Inggris mencoba membuat sebuah pena yang memungkinkan penggunanya menggambar di udara. Lix adalah nama yang mereka berikan pada produk canggih tersebut.
Bagi tim developer Lix, ‘menggambar di udara’ bukanlah sebuah gimmick marketing. Pulpen 3D printing mungil ini merupakan sebuah alat profesional dimana pengguna bisa menggambar dan menulis tanpa membutuhkan kertas ataupun kanvas.
Dengan begitu, Lix bisa menjadi alat yang sempurna untuk menciptakan tulisan ‘3D’, membuat aksesori, dekorasi interior, perangkat seni rupa, membuat kerajinan, perhiasan, desain purwarupa dan lain-lain.
Info menarik: Kompetisi Vlogging (Video Blogging) Berhadiah Smartphone Terbaru dari Smartfren
Di dalam bentuk pena Lix yang mungil tersimpan fungsi yang sama seperti 3D printer yang ada sekarang. Lix akan melelehkan plastik berwarna yang dapat Anda gunakan untuk menciptakan struktur ‘garis’ yang kaku. Pena 3D printing ini memiliki ujung pipa semprot yang ditenagai oleh USB 3.0, dan memanfaatkan material plastik ABS atau PLA yang disuplai dari bagian atasnya.
Walaupun revolusioner, prinsip kerja Lix Pen cukup sederhana: bahan plastik masuk dari belakang, diolah dan dilelehkan, kemudian dikeluarkan di bagian ujung. Pena 3D printing ini sudah didesain sedemikian rupa agar ringan dan memudahkan konsumen menciptakan struktur atau gambar apapun yang mereka inginkan.
Anda hanya perlu mencolokkan kabel power di bagian atas, kemudian pasangkan kabel tersebut ke port USB, masukan filamen plastik ABS atau PLA di dekat slot power, tunggu sekitar 60 detik agar ujung pipa semprot memanas dengan optimal, dan Anda sudah siap untuk berkarya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Lix 3D printing pen mendukung dua jenis filamen plastik, ABS atau PLA. Lalu apa perbedaan antara kedua material ini? Meleleh di suhu 180 derajat Celcius dan bekerja optimal di 230 derajat Celcius, ABS (atau Acrylonitrile butadiene styrene) menawarkan fleksibilitas, struktur yang lebih kuat, lebih mudah dibentuk dan lebih tahan temperatur tinggi.
Info menarik: Telkomsel Pamerkan Kesiapan untuk Dukung Smart Life
Sedangkan PLA atau Polylactic acid ditawarkan dengan berbagai warna, penampilan yang glossy dan bisa tersaji dengan warna transparan. Tapi PLA tidak sekuat ataupun sefleksibel ABS, dan jenis ini cukup sensitif dengan kelembaban tinggi. Titik leburnya juga lebih rendah, yaitu 160 derajat Celcius dan berfungsi optimal di suhu 180 derajat Celcius.
Konsep menggambar di udara yang diusung Lix memang cukup baru, walaupun mereka bukanlah yang pertama. Namun baru Lix-lah yang menghadirkan pena 3D printing dengan penampilan dan desain praktis – seperti menggunakan pulpen biasa, memberikan kenyamanan dan keseimbangan dalam menggambar.
Ukurannya yang kecil dan bobot yang ringan – hanya 40 gram – juga membuat Lix Pen unggul dibandingkan kompetitor.
Lix ditujukan untuk para profesional di berbagai bidang: perancang busana dapat merealisasikan ide mereka dan menciptakan ornamen fashion, begitu juga para desainer interior yang ingin menambahkan dekorasi rumah, Lix bisa juga digunakan untuk menciptakan model purwarupa yang terintegrasi dengan program desain, selain itu ahli perhiasan juga dapat langsung memvisualkan ide mereka.
Lix mengembangkan produk mereka lewat layanan crowdfunding Kickstarter, dan proyek pembuatan Lix telah jauh melewati target stretch crowdfunding mereka dengan mengumpulkan dana hampir sebesar US$ 160.000.
Jika tidak ada masalah, Lix 3D pen akan didistribusikan pada para backer atau pendukung kampanye pendanaan publik mereka antara bulan September dan Oktober. Jika tertarik, Anda juga bisa menjadi pemesan pertama via laman Kickstarter mereka.
Sumber: Lixpen.com.