Dark
Light

LiveShare Lakukan Pivot dari Aplikasi Photostream ke Messenger

1 min read
April 20, 2012

Kami memperoleh informasi bahwa LiveShare yang sebelumnya pernah dimuat sebagai suatu aplikasi photostream, mengubah model aplikasinya menjadi messenger. Perubahan ini cukup mengejutkan karena kabar terakhir yang kami dengar bahwa LiveShare telah memiliki sekitar 4,2 juta pengguna di seluruh dunia. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang pengguna Path. Cooliris sebagai pembuat LiveShare pun telah memiliki kantor cabang di Singapura dan sempat berencana untuk membawa aplikasi ini ke Indonesia — dengan bekerja sama dengan Elasitas sebagai partner lokal.

Area Messenger yang menjadi sasaran versi baru LiveShare juga menjadi tanda tanya besar. Di segmen ini, hegemoni WhatsApp sebagai yang terpopuler sulit digoyang, meskipun pemain yang ada di sini sudah sangat banyak. Meskipun ditawarkan secara gratis, LiveShare tentu saja harus menjawab pertanyaan, apakah mereka bisa menjamin kehandalan (reliabilitas) sebagai platform messaging pengganti SMS?

Saya pribadi telah mencoba LiveShare dan cukup terkesan dengan indahnya interface yang ditawarkan. Ada tiga kelebihan di LiveShare yang tidak dimiliki oleh WhatsApp. Pertama, LiveShare memungkinkan kita untuk posting image dan membaginya dengan pengguna lain tanpa harus diunduh oleh lawan bicara kita terlebih dahulu. Ini layaknya seperti mengunggah foto di Facebook.

Yang kedua, model grup yang dimilikinya seperti iMessage, di mana kita bisa menambah orang untuk mengikuti pembicaraan (sebanyak-banyaknya) tanpa ada batasan jumlah anggota seperti halnya di BB Groups atau WhatsApp. Tapi model grup seperti ini memiliki kerugian, di mana kita harus mengundang semua orang (satu-satu) setiap kali ingin memulai percakapan bersama.

Hal yang ketiga adalah kita bisa berkomunikasi dengan non-pengguna LiveShare. Bagaimana mana mungkin? Setiap percakapan yang dikirimkan ke orang di kontak kita yang tidak memiliki akun LiveShare — tapi memiliki email — akan dikirimkan ke email lawan bicara (berupa tautan ke laman web app LiveShare), di mana bahkan bisa dibalas langsung melalui email juga. Sebenarnya cukup menarik bukan?

Tentu saja meskipun LiveShare memiliki segala keunggulan ini tidak serta merta semuanya menjadi mudah. Seperti pertanyaan di awal, LiveShare harus menjamin bahwa mereka memang handal untuk mengantarkan setiap pesan. Mereka juga harus mampu menarik orang-orang yang sudah nyaman menggunakan WhatsApp untuk beralih ke LiveShare. Ini bukan perkara mudah karena sementara ini LiveShare baru tersedia untuk iOS dan belum tersedia untuk platform smartphone lainnya — sementara WhatsApp sudah hadir di hampir semua platform.

Mungkin saya akan memakainya dengan sejumlah teman yang juga menggunakan iPhone di kesehariannya. Tapi memilih untuk menelantarkan 4,2 juta orang dan beralih ke bisnis yang berbeda tentu saja bukan suatu hal yang mudah untuk dimengerti. Belum lagi tentang bagaimana LiveShare memonetisasi aplikasi ini karena ditawarkan secara gratis.

Tapi yang paling penting dari semua pertanyaan, apakah LiveShare bisa bertahan selama setahun ke depan dengan persaingan ranah Messenger yang begitu ketat?

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

[EVENT] ICT Venture Capital

Next Story

Samsung Siapkan Samsung Poin, Alat Pembayaran Untuk Konten Lokal

Latest from Blog

Don't Miss

Game Lokal Lokapala Ekspansi ke Asia Tenggara

Anda tentu sudah mengetahui tentang game mobile bernama Lokapala, bukan? Game dengan

OpenAI Luncurkan Aplikasi Resmi ChatGPT di iOS, Android Menyusul

Mulai populer di akhir tahun lalu, penggunaan AI sudah mulai