Klub sepak bola Liverpool mendapat sorotan ekstra pekan lalu. Bukan karena kemenangannya atas Nottingham Forest di babak perempat final Piala FA, melainkan karena keputusannya untuk ikut meramaikan tren NFT. Melalui siaran pers, klub yang kerap dijuluki The Reds itu mengumumkan koleksi NFT pertamanya, LFC Heroes Club.
Koleksi NFT ini mencakup ilustrasi digital dari 24 anggota tim utama Liverpool saat ini, mulai dari kiper Alisson Becker, sampai penyerang Mohamed Salah dan manajer Jurgen Klopp, masing-masing dalam berbagai pose dan kostum, dengan total mencapai 7.128 kombinasi. Kalau ditotal, itu artinya ada 171.072 NFT Hero Edition yang akan Liverpool jual, masing-masing dengan harga $75. Ya, tidak perlu mata uang crypto untuk membelinya.
Andai laku semua, itu berarti Liverpool bisa mendulang pemasukan kurang lebih sebesar $12,8 juta, atau setara 183 miliar rupiah. Namun itu masih belum semua, sebab Liverpool juga akan menawarkan 24 NFT ekstra yang merupakan edisi terbatas. Khusus 24 NFT bertajuk Legendary Edition ini, Liverpool akan menjualnya dengan sistem lelang.
Penjualan koleksi NFT Liverpool ini hanya akan berlangsung selama tiga hari saja (30 Maret – 1 April) lewat platform digital milik Sotheby’s. Liverpool akan menyumbangkan 10 persen dari total penjualan NFT Hero Edition, plus 10 persen dari royalti penjualan-penjualan berikutnya (secondary sales) kepada yayasan amalnya, LFC Foundation. Khusus NFT Legendary Edition yang bakal dilelang, Liverpool akan menyumbangkan 50 persen dari hasil penjualannya.
LFC Heroes Club merupakan karya dari ilustrator asal Inggris, Dale Edwin Murray. Proyek NFT ini dibangun di atas blockchain Polygon, yang sederhananya bisa dianggap sebagai turunan dari Ethereum. Dibanding Ethereum, Polygon diyakini memiliki konsumsi energi yang jauh lebih rendah, meski belakangan klaim ini juga sempat mengundang kritik keras dari pengamat.
Di siaran persnya, dijelaskan bahwa dengan membeli NFT Liverpool, para pemiliknya juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan lain, seperti “akses ke forum komunitas Liverpool, pengalaman unik, sesi nongkrong virtual, kompetisi, diskon ritel Liverpool, dan masih banyak lagi.” Liverpool tidak lupa menekankan kalau koleksi NFT-nya ini merupakan benda koleksi digital, dan tidak semestinya dianggap sebagai aset investasi.
Sumber: This Is Anfield.