Dark
Light

Lintasarta Tanda Tangani Nota Kesepahaman dengan Platform Analitik Media Kazee

1 min read
December 13, 2016
Foto Teddy Sis Herdianto, Strategy & Business Development General Manger Lintasarta (kiri) dengan Ariya, Founder Kazee (kanan) saat penandatangan MoU antara Lintasarta dengan Kazee / Lintasarta

PT Lintasarta Lintasarta (Lintasarta) mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan CHARM (Customer Handling, Analytic and Relationship Management), kini dengan brand Kazee. MoU ini disebut jadi langkah nyata Lintasarta mendukung program pemerintah dalam memanjukan TIK di Indonesia.

Kazee adalah salah satu dari tiga pemenang yang telah diumumkan dalam kompetisi Lintasarta Appcelerate 2016, hasil kerja sama Lintasarta dan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK ITB).

“Kami bangga karena Kazee merupakan karya anak bangsa, salah satu pemenang Appcelerate 2016, memberikan solusi data analitik untuk kebutuhan industri. Melalui kerja sama dengan perusahaan rintisan Lintasarta dan LPIK ITB ini, jadi salah satu wujud kontribusi Lintasarta terhadap program pemerintah memajukan TIK di Indonesia,” ucap Teddy Sis Herdianto, Strategy & Business Development General Manager Lintasarta dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Selasa (13/12).

Bersamaan dengan MoU tersebut, CHARM mengumumkan re-branding melalui soft launching Kazee. Kazee adalah platform yang dikembangkan untuk analisis berbagai media, mulai dari media sosial, forum, media berita, media online, dan lainnya. Kata Kazee berasal dari Bahasa Indonesia “kaji”, bermakna analisis, memahami, atau mengetahui lebih lanjut.

Soft launching dilakukan untuk memperkenalkan Kazee kepada pelaku bisnis baik B2B maupun pemerintah. Sekaligus menandakan sinyal dan langkah awal Kazee siap bersaing dengan berbagai perusahaan analitik media lainnya di Indonesia maupun kancah global.

Startup ini didirikan untuk membantu perusahaan melakukan analisis berbagai media dengan lebih mudah dan murah. Walaupun baru diluncurkan, pihak Kazee mengklaim telah digunakan oleh beberapa perusahaan BUMN, swasta, dan pemerintah kota untuk uji coba.

“Kazee hadir untuk melakukan disrupsi pasar media analytics di Indonesia dengan model bisnis media analytics as a service. Keunggulan yang ditawarkan adalah perusahaan dapat menentukan sendiri harga dan fitur yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan,” ucap Ariya, Founder Kazee.

Kazee sementara ini baru tersedia aplikasi versi mobile untuk Android. Ke depannya Kazee akan mengembangkan versi iOS dan siap bersaing dengan perusahaan besar yang bermain di pasar big data analytics.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Dorong Perluasan Ekosistem Konten VR, HTC Umumkan Vive Studios

Next Story

Cara Memutus Koneksi Wi-Fi Pengguna Lain di Jaringan yang Sama

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru