Situs jejaring profesional LinkedIn hari ini memperkenalkan data center di luar wilayah Amerika Serikat pertamanya. Bertempat di Singapura, data center seluas 23.500 kaki persegi (atau lebih dari 2000 meter persegi) ini merupakan satu dari enam data center yang dimiliki LinkedIn. Sejauh ini LinkedIn telah menggelontorkan dana sebesar SG$80 juta untuk data center mereka yang terbaru ini. Pihak LinkedIn berharap dengan adanya data center baru ini bisa memperkaya pengalaman pengguna LinkedIn yang terus bertumbuh di wilayah Asia Pasifik, termasuk meningkatkan kecepatan akses terhadap layanan LinkedIn.
Dari data internal LinkedIn, sejak Januari 2015 jumlah pengguna mereka di Asia Pasifik bertumbuh lebih dari dua kali lipat sehingga menyentuh angka 85 juta pengguna di akhir 2015 silam. Di Asia Tenggara sendiri jumlah anggota LinkedIn saat ini mencapai 16 juta pengguna dengan Indonesia menyumbang 5 juta lebih pengguna. Di periode yang sama pula pendapatan LinkedIn di Asia Tenggara mengalami peningkatan lebih dari 3 kali lipat.
Data center terbaru di Singapura ini akan dimanfaatkan untuk pengelolaan berbagai akses dan trafik LinkedIn yang berasal dari wilayah Asia Pasifik dan juga akan membantu mengelola satu per tiga trafik LinkedIn secara global.
“Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan tercepat, dalam hal jumlah anggota LinkedIn di luar Amerika Serikat. Kami terus berinvestasi untuk memastikan pengguna mendapatkan pengalaman dan pelayanan terbaik, seiring dengan berkembangnya bisnis kami di wilayah ini,” terang Managing Director LinkedIn Asia Pasifik Oliver Legrand.
LinkedIn sejauh ini telah bekerja sama dengan Singapore Economic Development Board (EDB) sebagai upaya untuk menancapkan eksistensinya di wilayah ini melalui Singapura, termasuk salah satunya adalah pembangunan data center. Hal ini dilakukan untuk mendukung visi EDB yang ingin menjadikan Singapura sebagai pusat digital di Asia.
Untuk pasar Indonesia, juru bicara LinkedIn mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu satu tahun terakhir ada peningkatan lebih dari 1 juta pengguna. Selain data center yang baru ini LinkedIn juga memberikan opsi pilihan tampilan berbahasa Indonesia sebagai bentuk peningkatan pelayanan bagi pengguna di Indonesia.
“Kami juga terus berusaha untuk bisa meningkatkan kepuasan pengguna dalam memanfaatkan LinkedIn. Data center di Singapura adalah salah satu bentuk nyata dari usaha tersebut. Selain itu, menyediakan pilihan bagi pengguna untuk dapat mengubah tampilan bahasa di LinkedIn menjadi Bahasa Indonesia, juga menjadi usaha kami demi meningkatkan pelayanan bagi para pengguna di Indonesia,” terang juru bicara LinkedIn.
Update : Keterangan juru bicara LinkedIn mengenai pengguna di Indonesia.