LinkedIn merupakan jejaring sosial spesifik di mana para profesional muda dan pebisnis berkumpul. Jadi, kesan serius sangat terasa ketika mengunjungi situs dan juga aplikasinya. Bisa dibilang, LinkedIn bukanlah pilihan bagi remaja kekinian karena tak banyak fitur “menyenangkan” yang bisa dijumpai di sana.
Tetapi LinkedIn sepertinya punya arah baru atau sekadar latah karena hampir sebagian besar tren direbut oleh Facebook Stories, Instagram Stories, WhatsApp Status dan tentu saja Snapchat Stories sebagai pencetus ide awal. Setelah dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu, pekan lalu LinkedIn resmi meluncurkan fitur Student Voice, versi rombakan dari Snapchat Stories.
Dari namanya, fitur ini kemungkinan besar merupakan bagian dari program education tool yang menjadi wadah bagi alumni, pencari kerja dan juga siswa untuk saling berbagi pengalaman kerja, magang dan beberapa tool pengembangan komunitas baik lingkup sekolah ataupun kampus.
Kepada Techcrunch LinkedIn mengonfirmasi bahwa fitur ini masih dalam tahap percobaan di kalangan mahasiswa di seluruh AS yang telah memasang aplikasi LinkedIn. Menu Student Voice akan muncul di bagian atas umpan beranda dan menampilkan “daftar putar” untuk video yang diterbitkan oleh siswa di sekolah dan kampus-kampus terdekat lainnya. Harapannya, fitur ini akan mendorong mahasiswa untuk berbagi pengalaman akademis mereka kepada pengguna lain.
Selain hanya bisa menayangkan rekaman video, fitur Student Voice juga mencoba membedakan diri dengan tidak menerapkan konsep baru di mana kiriman baru akan terhapus setelah tayang selama satu minggu, bukan 24 jam seperti di Snapchat, Facebook dan Instagram.
Sumber gambar header Lynda.