Arvind Rajan, Managing Director and VP of APAC and Japan, LinkedIn, memperkenalkan dukungan LinkedIn untuk tiga bahasa baru di kawasan Asia. Dalam blog post-nya, LinkedIn kini tersedia dalam bahasa Korea, bahasa Malaysia/Melayu, dan bahasa Indonesia. Sebelumnya LinkedIn sudah tersedia dalam bahasa Jepang di awal tahun ini. Dengan lebih dari 20 juta pengguna di kawasan Asia Pasifik, mereka adalah pasar yang penting bagi LinkedIn.
Khusus untuk Indonesia sendiri, meskipun sudah lazim digunakan oleh para profesional tetapi penetrasi LinkedIn di Indonesia masih cukup kecil. Berdasarkan data yang diolah oleh Socialbakers, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-21 untuk jumlah pengguna LinkedIn di dunia dengan kisaran angka 860 ribu. Malaysia sendiri menduduki urutan ke-25 dengan 680 ribu pengguna, sementara Korea bahkan tidak masuk dalam jajaran top 50.
Dibandingkan dengan pengguna Facebook di Indonesia yang melebihi 40 juta orang, jumlah ini tentu tidak ada apa-apanya. Tapi, siapa tahu langkah LinkedIn ini dapat membantu menambah pengguna yang dapat merasakan manfaat dari jejaring LinkedIn. Anda yang berminat untuk mengganti opsi bahasa di LinkedIn dapat mengacu ke laman ini. Sejauh ini, menurut pengamatan saya, translasi yang dilakukan oleh LinkedIn ke bahasa Indonesia tidak ada permasalahan berarti. Kata yang digunakan pun cukup umum digunakan.
LinkedIn merupakan jejaring sosial yang fokus ke hubungan profesional. Tahun ini memang LinkedIn cukup fokus dengan pasar Asia. Selain membuka kantor di Singapura sebagai pusat di Asia Pasifik, LinkedIn juga membuka kantor di Jepang. Secara total, menurut Socialbakers, ada lebih dari 130 juta pengguna LinkedIn di seluruh dunia, di mana 57 juta pengguna di antaranya bertempat tinggal di Amerika Serikat.
