Meski perusahaan startup Anda sudah berkembang dengan baik, pasti selalu ada pertimbangan untuk selalu aktif memperluas fitur demi meningkatkan jumlah penggunaan. Opsi yang paling rasional adalah membangunnya secara in-house memberdayakan talenta yang sudah dimiliki atau mengambil langkah lebih cepat dengan mengakuisisi startup lain yang telah memiliki teknologi signifikan.
Akuisisi masuk ke dalam pertimbangan karena banyak memberikan dampak positif bagi perusahaan Anda pada masa depannya. Bagi konsumen existing Anda, akuisisi akan membuat mereka jadi lebih menikmati layanan yang diberikan. Bagi konsumen baru, hal ini menjadi solusi yang komprehensif untuk dipilih.
Apabila Anda ingin mengakuisisi startup untuk pertama kalinya, artikel ini akan membahas tahapan yang perlu Anda perhatikan agar proses akuisisi bisa berjalan sukses. Berikut rangkumannya:
1. Rajin memilah calon kandidat
Sebaiknya Anda perlu sediakan banyak waktu saat mencari calon kandidat startup. Lakukan proses uji tuntas atau due dilligence demi memastikan startup yang Anda bidik memiliki fitur, teknologi, dan ruang lingkup yang sesuai dengan tujuan strategis Anda.
Penting juga untuk melihat apakah mereka berada di posisi yang berkeinginan di akuisisi oleh perusahaan Anda. Bentuk komunikasi yang cukup untuk membangun hubungan Anda dengan calon startup, demi menemukan kesepakatan strategis yang menguntungkan kedua belah pihak.
Jauhi perusahaan yang terlihat bersusah payah ingin diakusisi karena ingin melemparkan masalah yang mereka alami ke Anda.
2. Kembangkan resep strategis akuisisi
Setelah Anda memiliki resep strategis akuisisi yang tepat, jadikan ini sebagai acuan untuk rencana akusisi di masa depannya. Pastikan resep tersebut mencakup detil mengenai proses pendekatan, jangka waktu, isi kesepakatan, bagaimana bentuk komunikasinya, dan lain-lain.
Meski Anda sudah memiliki resep, Anda harus selalu pastikan pelajaran apa saja yang bisa dipetik agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Kemudian tinjaulah secara berkala agar tetap sesuai dengan kondisi yang berlaku.
3. Luangkan waktu untuk saling mengenal
Ini mirip seperti mencari pasangan hidup. Anda harus meluangkan waktu untuk berkumpul demi saling mengenal, bertukar cerita dan informasi, berdiskusi tentang keyakinan dan aspirasi masing-masing di masa depan. Pada saat inilah, Anda akan benar-benar mengerti jika Anda itu adalah pasangan yang cocok untuk jangka panjang.
Dalam bisnis, mungkin bentuk nyatanya bisa berupa mewawancarai semua anggota dari masing-masing tim, berbagi laporan keuangan, mendokumentasikan strategi, serta menghitung hasilnya. Ketika semua pekerjaan ini selesai, akan terlihat apakah startup tersebut adalah jodoh Anda atau bukan.
Apabila saat proses pendekatan ini, Anda dan calon startup merasa tidak menemukan kecocokan. Jangan paksakan. Anda bisa mundur, mengikuti insting, dan tetap mengacu pada analisis data dalam setiap memutuskan suatu keputusan.
4. Jangan terburu-buru lakukan integrasi
Anda tidak harus langsung memboyong seluruh tim saat proses akuisisi selesai. Luangkan waktu untuk melakukannya dengan benar agar setiap orang dalam tim merasa nyaman, sembari menentukan bentuk sinergi yang tepat. Proses ini cukup penting karena Anda dapat mengurangi potensi terjadinya strategi yang tumpang tindih.
Lakukan rencana komunikasi secara internal dan eksternal, guna memastikan alasan dan manfaat nyata yang dirasakan semua pihak yang terlibat, termasuk konsumen. Libatkan karyawan agar mereka tahu bagaimana bekerja nantinya setelah integrasi berhasil diselesaikan.
5. Visualisasikan hasil
Meski proses akuisisi memakan banyak waktu, tenaga, biaya, hingga rintangan yang terus bermunculan, Anda harus tetap dapat memvisualiasikan hasil akhirnya. Hal ini akan membuat Anda untuk tetap fokus dan mampu melewati rintangan. Anda meyakini bahwa dari akuisisi dengan startup X akan membawa keuntungan yang baik bagi konsumen. Dengan demikian, Anda jadi selalu termotivasi dan berkomitmen untuk melihat hasil akhir dari akusisi yang sedang dijalankan.