Sebagai wirausahawan, ada beberapa keahlian yang Anda perlukan dalam mengelola bisnis agar terus berjalan. Misalnya Anda harus mampu meningkatkan kualitas saat presentasi, pitching produk, dan elastis saat gonta-ganti posisi pekerjaan. Sebab saat bisnis berhasil menunjukkan progress-nya, berarti peran Anda berubah.
Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berwiraswasta, merupakan hal yang berbeda. Untuk itu, dalam artikel ini akan membahas apa saja keterampilan dalam wirausaha yang dibutuhkan dan bagaimana mengembangkan keterampilan tersebut untuk membawa Anda menuju kesuksesan sebagai pemimpin di perusahaan startup.
Delegasi
Sebagai wirausahawan, Anda perlu tahu banyak hal mengenai apapun yang berkaitan dengan bisnis. Akan tetapi Anda tidak perlu mendalaminya lebih jauh, yang terpenting Anda paham dengan intinya. Sebab, seiring dengan tumbuhnya bisnis tidak semua hal bakal Anda tangani. Maka dari itu Anda butuh orang yang menjadi delegasi dalam melakukan semua kebutuhan tersebut.
Mungkin pada awalnya, Anda merasa seperti mengulur-ulur waktu karena ada butuh penyesuaian dengan karakter dari orang yang sudah Anda tugasi. Namun, dengan mengasah kemampuan ini pada akhirnya Anda akan merasa ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh ahlinya, terutama yang berkaitan dengan pembukuan atau pemasaran.
Mengasah keterampilan membujuk orang
Saat Anda mengumpulkan investor atau membangun tim kerja, pastinya Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk meyakinkan orang-orang untuk melekat dengan perusahaan setidaknya selama 18 bulan.
Ketika bisnis mulai berkembang dan meluas, mau tak mau keterampilan yang awalnya Anda terapkan akan berubah. Lambat laun, karyawan akan menjadikan Anda sebagai sumber inspirasi, membuat mereka jadi antusias saat berangkat kerja dan menyenangi apa yang dikerjakan.
Kemampuan menyampaikan visi yang baik, secara langsung akan berdampak pada kesamaan arah dan tujuan untuk perusahaan bila dilakukan secara bersama-sama.
Melakukan refleksi diri
Bagi wirausahawan, tidak perlu melakukan refleksi kemampuan diri sendiri saat menjalani bisnis pada pertama kalinya. Namun, bagi seorang leader melakukan refleksi diri secara rutin sangat dibutuhkan agar bisnis terus berkembang. Anda harus terus menerus mengevaluasi kemampuan diri, bagaimana dampaknya saat mempengaruhi karyawan dalam ruang lingkup kerja, dan bagaimana karyawan lakukan saat mengimplementasikan visi Anda ke konsumen.
Anda harus bersedia untuk memahami kelebihan dan kekurangan sendiri. Dengan demikian, Anda bisa mengubahnya dan dapat menerapkannya dalam bisnis. Sebab tanpa refleksi diri, bisnis tidak akan berjalan sukses.
Cari tahu kenapa
Ada dua jenis mengapa yang perlu Anda pahami untuk berhasil menjadi leader. Pertama, Anda perlu pemahaman yang kuat tentang pribadi Anda sendiri. Mengapa Anda di dorong untuk berhasil dalam bisnis ini, mengapa Anda ingin membawa produk atau jasa ke pasar, mengapa Anda merasa bahwa Anda adalah orang yang terbaik untuk mencapai gol tersebut.
Kedua, Anda juga perlu memahami alasan-alasan dari bisnis. Mengapa bisnis Anda akan sukses, mengapa pelanggan akan memilih Anda, mengapa strategi pemasaran yang Anda lakukan adalah yang paling menarik dibandingkan dengan yang lainnya. Pertanyaan mengapa di atas akan sangat penting untuk memahami dan mengarahkan bisnis Anda saat bergerak.
Lebih bersemangat
Wirausahawan umumnya bersemangat tentang ide-ide mereka. Namun, leader harus bergairah tentang semua hal. Ketika bertemu dengan orang akuntan, akuntansi adalah sesuatu yang paling menarik bagi dia untuk terus dibahas dalam setiap pertemuan. Sama halnya dengan pemasaran, pembahasan mengenai consumer retention dan penjualan adalah dua hal yang paling menarik untuk terus dibahas.
Sebagai pemimpin, Anda harus bisa memposisikan diri untuk lebih elastis dan mampu secara cepat beradaptasi untuk setiap topik. Semua hal itu penting untuk dibahas. Maka dari itu, Anda butuh orang-orang yang bersemangat tersebut untuk terlibat dalam bisnis perusahaan dan mengarahkan mereka menuju kesuksesan.
Tanpa kemampuan untuk mentransisikan semangat Anda dan berbaginya ke karyawan, Anda akan dianggap tidak bisa menghargai kemampuan mereka dan terkesan meremehkan. Ini akan berdampak pada hasil pekerjaan mereka. Orang-orang yang mengerahkan seluruh kemampuannya terhadap suatu pekerjaan, memperlihatkan bahwa kontribusi mereka itu sangat dihargai oleh perusahaan.