Dark
Light

Andalkan Teknologi Projection Mapping, Lightform Ingin Suguhkan Augmented Reality Tanpa Headset

1 min read
April 6, 2017

Virtual reality dan augmented reality adalah medium konten masa depan. Namun sampai sekarang kendalanya masih seputar keterbatasan akses. Terbatas bukan dalam artian harga perangkat yang masih mahal, tapi lebih ke bagaimana cara menikmati konten itu bersama-sama.

Ambil contoh Microsoft HoloLens. Fungsi utama headset ini adalah melebur objek virtual dengan dunia nyata secara interaktif, akan tetapi cuma pengguna headset-nya saja yang bisa melihat sekaligus berinteraksi. Mungkinkah hal ini terwujud tanpa melibatkan headset? Mungkin saja.

Pada kenyataannya, Microsoft sendiri punya proyek riset bernama Illumiroom. Illumiroom menerapkan teknologi projection mapping, atau yang juga dikenal dengan istilah projection augmented reality, dimana sederhananya kita jadi bisa melihat konten AR tanpa perlu memakai headset.

Illumiroom melibatkan Kinect yang berperan memetakan bentuk ruangan beserta objek di dalamnya, sehingga akhirnya proyektor dapat memproyeksikan cahaya tidak cuma ke layar saja, dan konten digital bisa langsung kita nikmati.

Contoh penggunaan Lightform pada suatu kafe / Lightform
Contoh penggunaan Lightform pada suatu kafe / Lightform

Teknologi serupa juga sedang dimatangkan oleh sebuah startup bernama Lightform. Selama tiga tahun terakhir, mereka beroperasi tanpa sedikit pun ada publikasi tentangnya. Dan ternyata, CEO sekaligus pendirinya adalah salah satu peniliti senior dalam proyek Illumiroom tadi.

Apa yang hendak Lightform capai sejatinya adalah projection mapping untuk berbagai keperluan, tidak cuma dalam konteks gaming saja seperti Illumiroom. Mereka ingin menyederhanakan prosesnya sehingga satu orang saja bisa melewati proses mapping, kreasi konten sekaligus instalasi tanpa bantuan teknisi berpengalaman.

Contoh pengguna Lightform untuk display produk di toko retail / Lightform
Contoh pengguna Lightform untuk display produk di toko retail / Lightform

Secara fisik Lightform sendiri berbentuk balok kecil yang bisa disambungkan dengan proyektor apapun. Berbekal computer vision, Lighform dapat memindai kondisi di sekitarnya secara 3D, lalu meneruskan datanya ke aplikasi pendampingnya di komputer secara wireless.

Lightform rencananya akan membuka pre-order pada musim panas, namun sejauh ini belum ada informasi mengenai harga maupun estimasi perilisannya. Secara garis besar, produk ini memang bukan untuk konsumen secara umum, tapi nantinya kita juga dapat menikmati hasilnya di kafe-kafe, museum, resepsi pernikahan atau bahkan institusi pendidikan.

Sumber: UploadVR dan Lightform.

Previous Story

Huawei Honor 8 Pro Resmi Debut di Eropa

Next Story

Startup Pengembang Platform Perikanan Aruna Dapatkan Seed Funding dari UMG Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Play For Dream Technology Masuki Pasar Virtual Reality Asia-Pasifik

Dengan semakin berkembangnya medium hiburan saat ini, kehadiran teknologi-teknologi hiburan

Perfect Corp. Gunakan AI dan AR di Dunia Kecantikan

Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) memang sempat