Belum lama ini, saya sempat menulis tentang prototipe smartphone dengan sembilan kamera garapan sebuah startup bernama Light. Bagi yang pesimistis teknologi semacam itu dapat terealisasi, ada berita baru bagi Anda: Light baru saja menerima pendanaan seri D senilai $121 juta dari SoftBank dan Leica. Ya, Leica si dedengkot kamera asal Jerman itu.
Sederhananya begini, kalau pemain besar seperti Leica sampai terlibat, berarti kita sudah tidak boleh lagi memandangnya dengan sebelah mata. Suntikan dana segar ini semestinya juga dapat memuluskan rencana Light untuk mewujudkan smartphone multi-kamera bikinannya tahun ini juga, meski hingga kini masih belum ada detail lebih lanjut mengenai ponsel tersebut.
Namun ponsel baru sebagian cerita dari ambisi besar Light. Lewat sebuah blog post, mereka menjelaskan bahwa teknologi multi-kamera yang dikerjakannya mampu menciptakan model 3D dari lingkungan sekitar secara akurat dan mendetail. Begitu akuratnya, teknologi ini juga bisa diimplementasikan ke ranah otomotif.
Light pada dasarnya berniat mengganti teknologi LIDAR yang sekarang banyak dipakai oleh mobil kemudi otomatis dengan teknologi multi-kameranya. Berkat ‘mata’ yang begitu banyak, mobil dapat membaca kondisi di sekitarnya dengan baik tanpa harus mengandalkan bantuan sejumlah sensor khusus, kurang lebih seperti itu penjelasan sederhananya.
Selain otomotif, sebenarnya masih ada banyak bidang lain yang bisa ditembus oleh Light dengan teknologinya, mulai dari bidang keamanan, robotik, aviasi sampai bidang-bidang komersial lainnya. Namun itu semua untuk sekarang masih terlalu jauh, dan yang menjadi fokus utama sepertinya baru smartphone multi-kamera.
Jadi sekali lagi, kalau Anda sudah terkesima melihat kemampuan smartphone dengan tiga kamera, tunggu sampai smartphone dengan sembilan kamera ini meluncur sebelum pergantian tahun nanti.