Beberapa tahun terakhir ini LG terkesan seperti terobsesi dengan konsep smartphone berlayar ganda. Bahkan di saat rivalnya sudah bermain-main dengan konsep foldable, LG masih asyik bereksperimen dengan bagaimana sebaiknya menempatkan dua buah layar pada suatu smartphone.
Buah pemikiran terbaru mereka adalah LG Wing. Sepintas tidak ada yang aneh dari bentuk LG Wing. Wajahnya didominasi oleh layar OLED 6,8 inci beresolusi 2460 x 1080 pixel, tanpa poni maupun lubang kamera. Sebagai gantinya, Wing mengadopsi kamera selfie 32 megapixel f/1.9 dengan mekanisme pop-up
Namun saat layarnya disenggol dari samping kanan, layar tersebut akan berputar 90° menjadi orientasi landscape, dan di balik layar tersebut rupanya sudah menanti sebuah layar kedua berukuran 3,9 inci, juga dengan panel OLED dan resolusi 1240 x 1080 pixel. Dalam posisi seperti ini, ponsel akan terlihat seperti huruf T, dan LG sudah membayangkan banyak sekali skenario penggunaan yang ideal untuk Wing dalam posisi ini.
Yang paling gampang tentu saja adalah untuk menonton video dalam format landscape, tapi selagi tetap menggenggam smartphone dengan mantap dalam posisi vertikal. Kalau perlu, layar keduanya juga dapat dipakai untuk membuka aplikasi lain (multitasking) selagi video tetap berjalan di layar utamanya, semisal untuk mengikuti obrolan di Twitter selagi menyaksikan pertandingan klub bola favorit.
Saat dibalik dari atas ke bawah, layar utamanya bisa kita pakai untuk bermain game selagi layar keduanya bertindak sebagai pelengkap, semisal untuk menampilkan minimap tanpa mengganggu tampilan utama game. Putar lagi ke samping, giliran layar utamanya yang dalam posisi portrait, dan di sini pengguna bisa melihat petunjuk navigasi di Google Maps selagi layar keduanya membuka aplikasi video call.
Tentu saja semua ini membutuhkan dukungan dari kalangan developer pihak ketiga agar aplikasi bisa berjalan dengan optimal di format dua layar berbeda orientasi seperti ini. Namun LG masih punya skenario lain yang tak kalah menarik untuk Wing, yakni untuk merekam video. Dalam skenario ini, Wing terkesan seperti smartphone biasa yang didudukkan di atas gimbal.
Wing menyimpan tiga kamera belakang: kamera utama 64 megapixel f/1.8 dengan OIS, kamera ultra-wide 13 megapixel f/1.9, dan satu lagi kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2 yang didedikasikan untuk mengambil gambar dalam mode ala gimbal itu tadi, alias sudah dirotasikan 90° sensornya sehingga semua hasil tangkapannya tetap dalam orientasi landscape.
Meski mengemas dua buah layar, LG Wing dipastikan tidak terasa kelewat bongsor di tangan. Tebalnya berada di kisaran 10,9 mm, sedangkan bobotnya berkisar 260 gram. Tidak berbeda terlalu jauh daripada smartphone–smartphone terbaru yang hanya dilengkapi satu layar saja.
Buat yang khawatir engsel layarnya bakal cepat rusak, LG mengklaim engselnya bisa tetap berfungsi dengan baik meski sudah bekerja sebanyak 200.000 kali. Juga menarik adalah bagaimana Wing tetap memenuhi sertifikasi ketahanan air dan debu IP54 terlepas dari bentuknya yang tidak umum.
Perihal spesifikasi, LG Wing belum bisa dikatakan flagship mengingat chipset yang tertanam adalah Qualcomm Snapdragon 765G, bukan 865. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 8 GB, storage internal 128 GB, dan baterai berkapasitas 4.000 mAh. Baterainya mendukung teknologi pengisian cepat Quick Charge 4.0, serta bisa juga di-charge secara wireless.
Rencananya, LG Wing akan lebih dulu menyambangi kampung halamannya bulan depan sebelum merambah negara-negara lainnya. LG belum mengungkap berapa harganya, namun kalau melihat keunikan yang ditawarkan, tidak mengejutkan seandainya harganya mendekati smartphone flagship.
Sumber: LG.